Khawatirnya PDIP Jateng 'Tonton' Presiden Prabowo Dukung Luthfi-Yasin: Pasti Konstelasi Berubah
Keterlibatan Prabowo yang juga dalam mengkampanyekan Luthfi - Yasin berdampak pada strategi pemenangan paslon yang diusungnya.
Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Bambang Wuryanto mengungkapkan kekhawatiran terhadap dukungan Presiden Prabowo Subianto terhadap paslon Ahmad Luthfi - Taj Yasin di Pilkada Jateng. Keterlibatan Prabowo yang juga dalam mengkampanyekan Luthfi - Yasin berdampak pada strategi pemenangan paslon yang diusungnya.
"Pasti konstelasi akan berubah, kalau Pak Prabowo bukan Presiden tentu biasa saja. Tapi yang mengkawatirkan beliau ini punya jabatan di belakangnya Presiden," kata Bambang Wuryanto dalam keterangannya, Senin (11/11).
- Kemenangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin, Diwarnai Isu Bansos Hingga Dukungan Prabowo dan Jokowi
- Zulhas Sebut Ahmad Luthfi-Taj Yasin Bisa Teruskan Keberhasilan Jokowi di Jateng
- Prabowo Blak-blakan Dukung Luthfi-Yasin, Pemilu lalu Diminta Jadi Pelajaran
- Dukungan Terbuka Prabowo, Elektabilitas Luthfi-Taj Yasin Stagnan & Merosotnya Pamor Jokowi di Jateng
Dia menyebut, jabatan Presiden merupakan posisi tertinggi dalam pemerintahan. Sehingga penting bagi sosok Presiden untuk menjaga nilai-nilai demokrasi.
"Perlu diberi catatan saja, bahwa ada sebuah pelajaran baru demokrasi. Presiden itu Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, Panglima Tertinggi TNI, semua kuasa praktis di eksekutif di tangan beliau," ungkapnya.
Pelaksanaan Pilkada sendiri telah diatur dalam undang-undang. Maka hal ini yang seharusnya menjadi tuntunan bagi masyarakat untuk berperilaku lebih baik.
"Pilkada sudah diatur melalui peraturan perundang-undang. Di dalam koridor peraturan perundang-undangan kompetisi berada dalam peraturan perundang-undangan. Jadi kalau berubah positif atau negatif, maka peraturan perundang-undangan ini yang menjadikan masyarakat lebih beradab," ujarnya.
Maka, dia mengajak masyarakat untuk bersama-sama membangun kesadaran dalam merawat demokrasi. Sehingga pelaknaan pemilu bukan hanya sekedar soal menang atau kalah, tetapi juga menerapkan nilai-nilai demokrasi yang sesungguhnya.
"Akan menjadi budaya lebih elegan, budaya saling memahami. Tapi kita berada pada membangun kultur yang bagus," pungkasnya.