Kompak! Tiga Capres-Cawapres Sepakat Perhatikan Nasib Petani Tembakau
Tiga tim pemenangan calon presiden (Capres) dan calon wakil Presiden (Cawapres) di Pilpres 2024 bersepakat memperhatikan nasib petani tembakau
Persoalan petani tembakau penting karena menyangkut hajat hidup orang banyak.
Kompak! Tiga Capres-Cawapres Sepakat Perhatikan Nasib Petani Tembakau
Tiga tim pemenangan calon presiden (Capres) dan calon wakil Presiden (Cawapres) di Pilpres 2024 bersepakat untuk tetap memperhatikan nasib para petani tembakau di Indonesia.
Hal itu disampaikan dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk “Menilik Visi Calon Presiden 2024 Tentang Keberlangsungan Lapangan Kerja pada Industri Hasil Tembakau,” di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKB Luluk Nur Hamidah mengatakan pasangan Capres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau AMIN sejak awal sudah konsisten dalam persoalan petani tembakau karena menyangkut hajat hidup orang banyak.
"Baik itu produksinya atau pascaproduksinya. Bahkan termasuk juga untuk perlindungan kesejahteraan keluarga petani tembakau. Ini menjadi sangat penting," jelas dia.
Menurutnya, persoalan tembakau menyangkut tenaga kerja, di mana banyak sekali industri hasil tembakau (IHT) mulai dari pemetik, perajam, pelinting, sampai kepada toko klontong.
"Kalau dulu saja lebih kurang sepuluh juta tenaga kerja yang berkaitan dengan industri hasil tembakau. Maka kita perkirakan betapa besarnya serapan tenaga kerja di satu sisi. Kedua, kontribusi pertembakauan bagi ekonomi nasional dan kalau itu kita semua pasti tak akan mengabaikan cukai rokok yang sangat besar Rp178 Triliun,"
jelas dia.
Juru Bicara TKN Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, Viva Yoga Mauladi menyatakan, tembakau bukan hanya merupakan persoalan kesehatan, melainkan hak hidup petani sebagai warga negara, ekonomi rakyat kecil. Persoalan sosial dan industri.
"Jadi dari tembakau saja itu mempunyai spektrum yang lebih luas dari sekedar kesehatan," ungkapnya.
"Mereka bukan hanya sekedar bekerja tapi dia menjadi way of life. Menjadi gaya hidupnya. Oleh karena itu menjadi petani sudah ada UU, pemberdayaan dan pelindung petani dan nelayan. UU tentang pangan dan beberapa UU yang berkaitan dengan petani. Jadi sekarang tinggal implementasi dari UU," terang Viva Yoga.
Selanjutnya, perwakilan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, Wisnu Brata mengklaim dari tiga paslon capres-cawapres, hanya Ganjar dan Mahfud yang paling menyatakan pembelaan terhadap petani, khususnya tembakau.
"Kenapa? Jadi pada saat 2013, saya dan teman-teman yang lain. Kami bertemu dengan beliau (Ganjar Pranowo) menyampaikan permasalahan petani tembakau, dan ternyata beliau menanggapi dengan baik. Sehingga setiap kami melakukan proses perjuangan petani tembakau, beliau berani statement di beberapa media, bahkan sempat mengantar kami di TV untuk bertemu dengan Menkes saat itu," ujar Wisnu.
"Teman-teman petani tembakau tentu sangat kaget dengan kenaikan cukai yang bertubi-tubi. Bahkan pernah naik di 2020 naiknya 23 persen. Dan saat itu terjadilah gejolak. Karena semua variabel rokok, plastik tidak mungkin. Yang terjadi adalah menekan bahan baku. Cengkeh dan tembakau sehingga petani di 10 provinsi itu terutama 4 provinsi penghasil untuk industri menjerit seketika. harapan yang dulu kita melihat cahaya dan kemudian redup," Wisnu menandaskan.