Kompetisi dua anak Megawati
Prananda diberi kepercayaan memimpin tim pemenangan Pilgub Bali dan Puan di Pilgub Jateng.
Berbicara trah Bung Karno tidak bisa lepas dari Megawati Soekarnoputri . Anak kedua sang proklamator itu mengikuti jejak ayahnya menjadi Presiden RI pada 2001. Boleh dibilang, Megawati adalah generasi pertama Bung Karno yang paling bersinar.
Karier politik anak Bung Karno dari Fatmawati yang lain tak secerah Megawati. Sebut saja Rachmawati Soekarnoputri (Ketua Dewan Pertimbangan Partai NasDem), Sukmawati Soekarnoputri (Ketua Umum Partai PNI Marhaenisme) dan Guruh Soekarnoputra (anggota Fraksi PDIP DPR). Adapun si sulung Guntur Soekarnoputra memilih tak berpolitik praktis, karena kadung ditekan habis-habisan oleh Orde Baru saat kemunculannya.
Setelah Megawati mengisyaratkan tak akan maju lagi dalam Pilpres 2014 pasca-kekalahan di 2004 dan 2009, publik kini menunggu siapa yang akan melanjutkan trah Bung Karno ke depan. Pada generasi kedua sang proklamator, kini ada dua orang yang menjadi anggota DPR, Puan Maharani (anak bungsu Megawati dari Taufiq Kiemas dan Puti Guntur Soekarnoputra (anak Guntur).
Selain Puan dan Puti, ada lagi Prananda Prabowo (anak kedua Megawati dari almarhum Letnan Satu Penerbang Surindro Supjarso). Meski tidak menjadi anggota DPR, Nanan, sapaan pria 43 tahun itu, sudah terlibat dalam aktivitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), pimpinan ibunya. Sementara si sulung Rizki Pratama cukup berjarak dengan politik.
Di kalangan kader PDIP, Nanan dikenal sebagai Kepala Ruang Situasi (Situation Room). Dia juga adalah orang di balik pidato-pidato Megawati yang banyak mengutip Bung Karno.
Meski tidak masuk dalam struktur DPP, jabatan Nanan itu bukan sembarangan. Sebagai pengendali ruang informasi partai, dia bertanggung jawab langsung terhadap Ketua Umum.
"Jadi dia primus inter pares," kata sumber di internal PDIP tentang keahlian Nanan di bidang teknologi informasi.
Sebagai Kepala Situation Room, Nanan juga bertugas memberi masukan-masukan yang obyektif kepada Ketua Umum secara langsung. "Karena Ketua Umum bisa misleading terhadap suatu masalah karena mendapat masukan yang salah atau dibohongi oleh bawahannya. Nah, beliau jadi alat kontrol," ujar dia.
Tidak hanya mengepalai Situation Room, Nanan juga diberi kepercayaan oleh ibunya untuk memimpin tim pemenangan di pilkada-pilkada. Kepercayaan yang sama diberikan oleh sang ibu kepada Puan Maharani . Prananda diberi kepercayaan memimpin tim pemenangan Pilgub Bali dan Puan di Pilgub Jateng.
Dari dua pengalaman dua pilkada di 'kandang banteng' itulah aroma persaingan kedua anak Megawati tersebut muncul. Menurut sumber, tim Puan sempat jumawa saat bisa memenangkan Pilgub Jateng, sementara tim Prananda sebelumnya gagal di Pilgub Bali. Karena kesuksesan di Jateng, maka tim Puan diboyong ke Pulau Dewata untuk memenangkan jago PDIP di Pilkada Klungkung.
"Tapi nyatanya di Klungkung juga cuma finish di nomor tiga," kata sumber itu tertawa.
Sumber itu mengatakan, penunjukan Megawati kepada Prananda dan Puan untuk memimpin pilkada, secara tidak langsung memberikan nuansa persaingan kepada dua anaknya itu. "Kita merasakannya seperti itu jadinya," ujar dia.
Dari pilkada, persaingan keduanya juga disebut-sebut merembet ke soal pencapresan 2014. Sebelum kemunculan fenomena Joko Widodo ( Jokowi ), Puan Maharani adalah yang dipersiapkan sang ayah Taufiq Kiemas untuk maju di Pilpres 2014. Namun, karena sang ayah telah tiada, dukungan untuk Puan disebut-sebut meredup, terlebih dengan adanya Jokowi yang kini digadang-gadang sebagai capres.
Sebaliknya, jalan bagi Prananda justru terbuka. Terlebih Prananda dikenal dekat dengan Jokowi . Menurut sumber itu, ketika kubu Taufiq Kiemas mendukung Fauzi Bowo (Foke) untuk didukung oleh PDIP, Prananda berani menantang.
"Bahkan dia (Prananda) mengancam mundur dari partai, jika bukan Jokowi yang dimajukan," ujarnya.