Kubu Ical sebut Mahkamah Golkar tak netral, dua hakim dukung Agung
"Hakim Andi Mattalatta dan Djasri sudah jelas mendukung Agung Laksono," kata Fadel.
Sidang putusan Mahkamah Partai Golkar telah selesai dibacakan empat majelis hakim terkait dualisme kepengurusan antara Kubu Aburizal Bakrie (Ical) dan Agung Laksono. Namun rupanya, ada dua penafsiran berbeda atas putusan tersebut.
Kubu Ical, Fadel Muhammad tidak melihat jika hakim memutuskan untuk memenangkan kubu Agung Laksono. Menurut dia, yang memenangkan kubu Agung hanya dua hakim pendukungnya yakni Djasri Marin dan Andi Mattalatta.
"Hakim Andi Mattalatta dan Djasri sudah jelas mendukung Agung Laksono," kata Fadel di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Selasa (3/3).
Sementara dua hakim lainnya, lanjut dia, Muladi dan Natabaya memenangkan kubu Ical. Dia menjelaskan, dalam hal ini tidak ada yang kalah dan menang.
"Profesor Muladi ini dalam putusannya memenangakan Ical, sementara Profesor Natabaya yang semula besikap netral memenangkan kubu Ical. Jadi imbang tidak ada yang menang dan kalah," jelasnya.
Sebelumnya, Sidang putusan Mahkamah Partai Golkar telah dibacakan pimpinan sidang yang diketuai Muladi. Hasilnya, kubu Agung Laksono memenangi pertarungan dengan kubu Aburizal Bakrie (Ical). Dengan demikian, kepengurusan Munas Ancol yang dianggap sah oleh Mahkamah Partai Golkar.
Muladi menjelaskan, bahwa Munas Ancol yang diselenggarakan kubu Agung Laksono dinilai demokratis ketimbang Munas Bali yang digelar Ical. Karena itu pihaknya memenangkan kubu Agung.
Namun demikian, putusan Mahkamah Partai Golkar menegaskan, bahwa pihak yang memenangkan sengketa harus mengakomodir yang kalah.
"Mengabulkan permohonan Agung dengan kewajiban mengakomodir Munas Bali dengan memenuhi kriteria, prestasi, dedikasi, loyalitas dan tak tercela," kata Muladi saat membacakan putusan di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, Selasa (3/3).
Mendengar putusannya dimenangkan majelis, kubu Agung pun bersorak sorai kesenangan. Bahkan mereka tak henti-hentinya memeluk dan memberi ucapan selamat kepada Agung Laksono.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Bagaimana Gibran disambut saat tiba di kantor Partai Golkar? Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu disambut Lodewijk dan Menpora Dito.
-
Kapan Golkar akan menyelesaikan penyusunan koalisi untuk Pilgub Banten? Airlangga menyebut partainya masih menyusun koalisi untuk Pilkada Banten 2024."Nanti kita susun," ucap dia.
-
Apa yang dikatakan Syamsul Hidayat tentang status Bahlil Lahadalia di Golkar? "Bahlil bukan lagi kader Golkar. Dan dia juga sudah mengakui tidak lagi menjadi bagian dari Partai Golkar sejak 10 tahun lalu," tutur Syamsul dalam keterangan, Senin (24/7).
-
Apa yang diminta oleh Partai Golkar kepada Bahlil? Partai Golkar meminta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tidak mengklaim sebagai kader partai yang dipimpin Ketua Umum Airlangga Hartarto.