Kunjungi Kotagede, Airlangga gosok cincin hingga makan Kipo
Direktur of Business and Development HS Silver, Artin Wuryani mengatakan pemberian cinderamata berbentuk keris itu merupakan penghormatan untuk Airlangga. Cinderamata keris, kata Artin dibuat dengan teknik yang sangat sulit dengan detail-detail menawan yang tak bisa dikerjakan sembarangan orang.
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartanto mengunjungi sentra kerajinan perak di Kotagede, Yogyakarta, Kamis (29/3). Didampingi Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, Airlangga mengunjungi sebuah sentra perak bernama Harto Suharjo (HS) Silver yang sudah sejak tahun 1953 memproduksi kerajinan perak.
Di Kotagede sejumlah kegiatan dilakukan oleh Airlangga. Di antara melihat langsung proses pembuatan kerajinan perak mulai dari membuat pola, membuat kerangka, memasukkan filigri, membakar perhiasan perak, memberi serbuk perak dan boraks, merebus dengan tawas, hingga finishing kerajinan perak menggunakan buah lerak.
-
Apa julukan Airlangga dan apa artinya? Nama Airlangga memiliki arti "air yang melompat." Julukan ini merujuk pada kisah Airlangga yang berhasil lolos dari bencana Mahapralaya, yang dianggap bencana besar seperti air bah, seperti dikutip dari laman s3ilmusosial.fisip.unair.ac.id.
-
Apa kegiatan Atta Halilintar di Yogyakarta? Jadi, aku tuh ada acara, ada undangan di Yogyakarta. Kebetulan aku di Yogya dan di sini terkenal dengan wisata kulinernya, jadi aku yakin Yogya pasti the best buat makanan. Istri pun nitip makanan," pungkas Atta dalam live streaming di YouTubenya.
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
-
Apa yang dimaksud dengan "Abhimantrana" dalam pameran Keraton Yogyakarta? Dilansir dari Jogjaprov.go.id, pameran ini mengangkat istilah “Abhimantrana” yang berarti upacara, doa-doa, dan pepujian.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Airlangga Hartarto dengan Ormas Hasta Karya? Ketum MKGR menambahkan, dalam pertemuan dengan Airlangga, banyak arahan dan strategi yang dibagikan Ketum Golkar itu kepada seluruh pimpinan ormas yang dimiliki partai bernomor urut 4 di Pemilu 2024 ini.
-
Kenapa Ormas Hasta Karya mendukung kepemimpinan Airlangga Hartarto? Ormas Hasta Karya siap mengawal seluruh keputusan yang nantinya akan diambil Airlangga terkait Pemilu 2024
Saat melihat proses finishing kerajinan perak yang dicuci dengan buah lerak, Airlangga pun tertarik untuk mencoba proses finishing itu ke cincin kawin yang melingkar di jari manisnya. Sambil melepas cincin kawinnya, Airlangga pun coba menggosoknya dengan buah lerak.
"Hati-hati. Nanti kalau rusak dimarahi istri neh," kelakar Airlangga.
Sempat mengalami kesulitan menggosok cincin kawinnya, Airlangga pun mendapatkan bantuan dari seorang perajin. Dibantu perajin itu, cincin kawin milik Airlangga pun kemudian digosok hingga terlihat lebih berkilau dari sebelumnya.
"Wah cincinnya tetap utuh. Jadi lebih berkilat. Ukiran nama juga gak hilang," puji Airlangga.
Usai melihat proses pembuatan kerajinan perak, Ketua Umum Partai Golkar pun kemudian berkeliling melihat hasil kerajinan perak buatan HS Silver. Airlangga pun sempat mengagumi sebuah kapal Phinisi berbahan perak yang dipajang.
Airlangga pun sempat mendapatkan sebuah cinderamata keris yang terbuat dari bahan perak. Keris cinderamata itu memiliki tinggi sekitar 25 sentimeter dengan ornamen-ornamen khas kerajaan Mataram.
Direktur of Business and Development HS Silver, Artin Wuryani mengatakan pemberian cinderamata berbentuk keris itu merupakan penghormatan untuk Airlangga. Cinderamata keris, kata Artin dibuat dengan teknik yang sangat sulit dengan detail-detail menawan yang tak bisa dikerjakan sembarangan orang.
"Keris itu juga simbol keperkasaan. Selain itu juga simbol kekuasaan. Karena Pak Airlangga kan seorang menteri," tutur Artin.
Sebelum meninggalkan Kotagede, Airlangga sempat mengicipi sebuah camilan khas Kotagede yang bernama Kipo. Kipo sendiri terbuat dari kelapa, tepung ketan dan gula merah yang proses pembuatannya dibakar dan kemudian dibungkus dengan daun pisang.
"Wah, kalau makanan Jawa itu manis-manis. Tapi saya suka," tutup Airlangga.
(mdk/fik)