Lestarikan budaya lokal Jepara, Ganjar ingin ada jurusan seni ukir di SMK
Menurut Politikus PDI Perjuangan ini, adanya sekolah formal khusus tentang ukir, maka lulusannya akan lebih terarah, mulai dari gaya ukir, karakter, teknik, termasuk cara memasarkan.
Calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggagas didirikannya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan seni ukir di Kabupaten Jepara. Tujuannya, untuk mengembangkan kemampuan para generasi muda sekaligus melestarikan budaya lokal Jepara yang sebagian masyarakatnya bekerja sebagai pengrajin ukir.
Gagasan Ganjar tersebut disampaikan saat bertemu Ulfi (28), seorang perajin di Sentra Kerajinan Ukir RT 1 RW 5 Mulyoharjo, Kabupaten Jepara, Minggu (18/3). Awalnya Ulfi menjelaskan proses membuat kerajinan ukir yang telah ditekuni sejak tujuh tahun silam.
-
Apa yang diraih pasangan Prabowo-Gibran di Jawa Tengah? Prabowo-Gibran meraih 53,07 persen suara di Jawa Tengah, adapun Ganjar-Mahfud 34,34 persen.
-
Kapan Ganjar Pranowo menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah? Sosok Ganjar Pranowo tentunya sudah tak asing lagi bagi khalayak publik. Ya, dirinya merupakan seorang pejabat hebat. Dikethaui, Ganjar merupakan seorang politisi mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode sejak 23 Agustus 2013 – 5 September 2023.
-
Apa alasan Ganjar Pranowo pamit kepada warga? “Bapak ibu nuwun sewu nggih, kulo niku ajeng pamitan, soal e tanggal 5 September kulo pensiun, (bapak ibu permisi ya, saya mau pamitan. Soalnya tanggal 5 September sudah pensiun,” ucap Ganjar, seperti dikutip dari kanal YouTube pribadinya pada Selasa (8/8).
-
Kapan Ganjar Pranowo mulai beruban? Ganjar sendiri mengaku mulai tumbuh uban ketika masih duduk di bangku SMA, pada usia yang belum mencapai 20 tahun.
-
Bagaimana Alam Ganjar mendukung Ganjar Pranowo? Kini semakin dewasa, Alam memberikan dukungan penuh kepada sang ayah yang akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024. Ia bahkan hadir di berbagai momen penting mendukung Ganjar Pranowo.
-
Bagaimana warga Jateng menunjukkan dukungan kepada Ganjar Pranowo? Para dalang dan seniman dari berbagai daerah menggelar pentas wayang kolosal di Joglo Saestu Klaten. Pagelaran wayang itu digelar untuk mendukung bakal calon presiden Ganjar Pranowo demi memenangi pilpres 2024. Dalam kesempatan itu, para relawan memainkan lakon berjudul “Gatotkaca Wisuda” dengan harapan Ganjar bisa memenangi Pilpres 2024. “Mas Ganjar adalah satu-satunya calon yang bisa merawat seni dan tradisi. Selain itu juga sebagai obor penyemangat pegiat seni Indonesia,” ujar Wartoyo selaku dalang, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (4/9). Dalam kesempatan itu, para seniman dan dalang meresmikan joglo milik salah satu warga yang dipersembahkan untuk pengembangan seni dan budaya.
"Prosesnya bikin gambar dulu kemudian baru ditatah atau diukir. Pengerjaannya memakan waktu sekitar dua bulan," ujar pria lulusan SMP 4 Kuwasen Jepara tersebut.
Ulfi menceritakan akar kayu yang tingginya sedada orang dewasa itu ketika sudah jadi berbentuk angsa akan dijual seharga Rp 3 juta. "Kalau beli kayunya Rp 1 juta," ungkapnya.
Dia juga menunjukkan hasil ukirannya berbentuk naga, kuda, dan lainnya, yang semuanya dibuat dari akar kayu. Hasil kerajinan itu dijual bervariasi dari ratusan ribu sampai belasan juta.
Mendapat penjelasan dari Ulfi, Ganjar juga sempat mempraktikan cara mengukir. Dengan mendapatkan arahan dari Ulfi, Ganjar mencoba meneruskan ukiran yang telah dikerjakan oleh Ulfi.
"Wah, ternyata saya bisa ngukir," seloroh Ganjar.
Ganjar kemudian tertarik dengan kerajinan ukir berbentuk banteng. Calon gubernur nomor urut satu ini pun membelinya seharga Rp 300 ribu.
Ganjar menyatakan, keterampilan yang dimiliki Ulfi dan para pengrajin ukir lain harus ditularkan kepada masyarakat, terutama di kalangan pemuda. "Jadi belajar tidak harus di sekolah saja, bisa juga seperti Ulfi yang belajar mengukir sebagai satu keterampilan," ujarnya.
Menurut Politikus PDI Perjuangan ini, adanya sekolah formal khusus tentang ukir, maka lulusannya akan lebih terarah, mulai dari gaya ukir, karakter, teknik, termasuk cara memasarkan.
"Bila lebih kreatif lagi maka masyarakat menjual paket wisata di mana wisatawan bisa punya kesempatan melihat cara mengukir sekaligus mencoba merasakan mengukir kayu. Jika itu bisa diaplikasikan maka bisa jadi wisata yang kita banggakan," terang Ganjar.
(mdk/rzk)