Loyalis Agung Laksono: Yorrys dengan caranya, saya dengan cara saya
Yorrys Raweyai menyatakan mundur dari tim Golkar kubu Agung Laksono.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar kubu Agung Laksono, Zainuddin Amali menghormati sikap Yorrys Raweyai yang menyatakan sudah tak lagi mendukung kubunya. Menurut dia, tak masalah jika kemudian setelah selama ini bersama-sama, Yorry pindah ke kubu Aburizal Bakrie (Ical).
"Ya jadi Pak Yorrys ini yang pertama kita hormati sebagai sikap pribadi beliau. Beliau mengawali bersama-sama kita dalam pergerakan ya di DPP kemudian bersama-sama kita menyelenggarakan Munas di Ancol tapi kalau kemudian dalam perjalanan beliau mempunyai pandangan lain, mempunyai keyakinan lain, ya saya kira kita harus hormati," kata Zainuddin di Kompleks Parlemen DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (6/11).
Menurut Zainuddin, pilihan Yorrys tersebut akan berujung pada kebaikan bagi kedua kubu. "Tetapi saya meyakini bahwa apa yang dilakukan Pak Yorrys dan siapapun adalah tujuannya untuk kebaikan partai. Cuma dengan cara yang berbeda-beda," tuturnya.
Zainuddin menegaskan, masing-masing kader memiliki caranya sendiri. Meski begitu dia yakin masing-masing dari mereka punya niat baik.
"Pak Yorrys dengan caranya, saya dengan cara saya, teman-teman yang lain dengan cara kita. Tetapi tujuannya sama, bagaimana supaya partai ini jadi satu kembali dan jadi baik kembali," jelasnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Ketua Tim Pemenangan Pilkada Partai Golkar, Yorrys Raweyai menegaskan bahwa dirinya sudah lama menyatakan keluar dari kubu Agung Laksono. Menurutnya, Agung sudah mengingkari perjuangan partai.
"Saya bukan orangnya Agung. Saya sudah menyatakan berhenti dan saya bentuk tim penyelamat partai. Karena dia sudah mengingkari komitmen perjuangan kita," kata Yorrys di Kompleks Parlemen DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (5/11) lalu.
Mantan Wakil Ketua Umum kubu Agung ini menyatakan berhenti semenjak pendaftaran calon kepala daerah dari Golkar ke KPU. Meski belum jelas statusnya di struktur kubu Agung, dia lebih memperjuangkan kader Golkar untuk bisa bertarung di Pilkada serentak 2015.
Yorrys mengakui awalnya memiliki kesamaan persepsi dengan kubu Agung. Tapi akhirnya dia mengetahui bahwa ada kepentingan kelompok di kubu Agung yang bersifat politis.
"Karena dulu kita berusaha untuk bagaimana tidak mengakui Aburizal karena manajemen yang dia buat. Kita bersepakat, kita punya idealisme yang sama. Kok kemudian kita mengulangi kesalahan itu yang dibuat oleh Agung dengan kelompoknya. Gak usalah," pungkasnya.