Loyalis Anas tegaskan berani lawan SBY di Kongres Demokrat
"Saya yakin, Pak SBY adalah calon yang kuat. Tapi, ibarat piala dunia, masa tidak ada kompetisi?" kata Gede Pasek.
Politikus Demokrat Gede Pasek Suardika berniat maju jadi calon ketua umum di Kongres awal 2015 nanti. Dia tak khawatir meski nanti harus melawan incumbent Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga didesak maju.
Pasek mengungkapkan, pihaknya maju karena tak ingin ada oligarki di Partai Demokrat. Dia mencium ada gelagat pemaksaan terhadap DPC dan DPD untuk mendukung satu calon secara aklamasi di kongres.
"Respons terhadap upaya tidak demokratis untuk memaksa DPC dan DPD untuk membuat pernyataan bermaterai dan mendukung secara aklamasi calon tunggal yang akan maju," kata Pasek saat dihubungi, Rabu (17/12).
Pasek yang juga kawan akrab Anas Urbaningrum ini mengaku mendapat laporan banyak pengurus DPC yang dipecat, diganti oleh pelaksana tugas demi memuluskan desain aklamasi untuk calon itu. Dia tak mau menyebut secara gamblang, siapa calon yang dimaksud itu.
"Respons terhadap fakta yang kita temukan, ternyata banyak sekali ketua DPC yang di-Plt-kan. Walaupun surat pemecatan itu tidak ditandatangani oleh Ketua Harian Syarief Hasan dan Sekjen Ibas. Padahal mereka itu adalah yang memilih SBY pada kongres sebelumnya. Saya sudah temukan puluhan," terang dia.
Karena temuan-temuan ini, Pasek merasa harus maju di kongres. Dia menilai, roda organisasi harus tetap berjalan dan setiap kader berhak mencalonkan diri sebagai ketua umum.
"Kalau incumbent tampil, itu adalah hal yang biasa. Katanya kuat sekali? Saya yakin, Pak SBY adalah calon yang kuat. Tapi, ibarat piala dunia, masa tidak ada kompetisi? Masa akan membiarkan Jerman Barat menang? Biarkan lah Indonesia ikut supaya ada kompetisi," lanjut dia.
Dia juga tak khawatir dan tidak takut untuk melawan sekaligus mengkritik SBY secara terbuka. Dia hanya ingin membangun kader Demokrat dengan karakter yang kuat.
"Kalau incumbent dikritik wajar, risiko incumbent dikritik atas kebijakan yang dibuat sebelumnya. Saya ingin membangun Demokrat dengan karakter kader pejuang, bukan penikmat. Makanya kalau kader berkarakter Sengkuni tidak akan nyaman dengan karakter saya. Mereka pasti akan belingsatan," pungkasnya.