LSI Denny JA: Ganjar Diuntungkan Secara Elektoral Karena Dianggap 'Dizalimi' PDIP
Adjie mencontohkan kala Susilo Bambang Yudhoyono mendapat sentimen negatif dari Taufik Kemas saat Pilpres 2004.
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Adjie Alfaraby menilai, elektabilitas Ganjar Pranowo akan semakin tinggi dengan citra yang dianggap dizalimi oleh PDIP. Adjie mencontohkan kala Susilo Bambang Yudhoyono mendapat sentimen negatif dari Taufik Kemas saat Pilpres 2004.
"Kasus SBY di 2004 ketika kemudian direndahkan oleh almarhum Pak TK (Taufik Kiemas) saat itu, kemudian sentimen itu bergerak positif ke Pak SBY dan justru negatif ke TK dan Ibu Mega sehingga secara cepat menaikkan elektabilitas dari Pak SBY," katanya dalam pemaparan hasil survei '3 King/Queen Maker Pilpres 2024 dan Komplikasinya' di Jakarta, Kamis (17/6).
-
Apa yang akan dilakukan Ganjar Pranowo terkait hasil Pilpres 2024? Ganjar menegaskan, pihaknya akan melakukan gugatan hasil Pilpres 2024 itu ke MK. Dia berharap MK bisa dengan adil dan membongkar kejanggalan-kejanggalan pemilu.
-
Kapan Ganjar Pranowo mengumumkan akan menggugat hasil Pilpres 2024? Ganjar menyebut, gugatan ke MK penting untuk membuka kecurangan selama proses Pemilu. “Sebelumnya ada proses maka inilah yang harus dibuka semuanya,” ujarnya.
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui di Rakernas PDIP? Ganjar tiba di lokasi pukul 13.27 WIB dengan mengenakan pakaian serba merah sambil membawa gambar Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden pertama RI, Soekarno.
-
Kapan Ganjar Pranowo hadir di Rakernas PDIP? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Siapa yang menjadi Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024? Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo menggandeng Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya.
-
Bagaimana Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024? Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, Prabowo-Gibran unggul dengan suara sah sebanyak 96.214.691 dari total suara sah nasional, atau setara dengan 58,6%. Keduanya juga dilaporkan unggul di 36 Provinsi.
"Saya pikir dalam konteks itu juga berlaku untuk kasus Mbak Puan dan Mas Ganjar, dengan adanya kasus itu ketika Ganjar tidak diundang dalam acara PDIP di Jawa Tengah padahal ini adalah kandangnya Pak Ganjar, Gubernurnya adalah Gubernur PDIP Pak Ganjar tidak diundang," sambungnya.
Munculnya pernyataan-pernyataan yang sangat keras dari petinggi PDIP, menurut Adjie, membuat simpati publik cenderung positif ke Ganjar dan masyarakat bisa membaca situasi.
"Pemilih dalam posisi akan menilai mana yang dizalimi mana yang tidak dizalimi, kita lihat di situlah keuntungan Pak Ganjar secara elektoral karena dalam posisi semacam dizalimi sebagai seorang kader PDIP yang sudah lama dua periode menjadi anggota DPR, kemudian menjadi gubernur dua periode, kemudian semacam tidak dianggap oleh PDIP," tuturnya.
Menurut dia, hal tersebut berefek pada naiknya elektabilitas Ganjar. Kemudian, peluang Ganjar masih cukup besar dicalonkan PDIP. Sebab, keputusan akhirnya tetap di tangan queen maker yaitu Megawati Soekarnoputri.
"Dan PDIP memang punya historis juga memutuskan tokoh di luar 'pemilik partai' ketika itu Ibu Mega sebagai ketua umum partai yang masih punya kans menjadi calon presiden di 2014 akhirnya rela menyerahkan tiket itu kepada tokoh baru (Jokowi) di luar PDIP. Artinya kasus Ganjar-Puan berefek menaikkan elektabilitas Pak Ganjar tapi tidak menutup peluang Ganjar dicapreskan PDIP," pungkasnya.
Baca juga:
Jokowi Dianggap Bukan King Maker, Relawan Tak Punya Pengaruh di Pilpres 2024
Pertarungan PDIP, Gerindra dan Golkar akan Bentuk Pemerintahan Kuat di 2024-2029
PDIP Ngotot Capres, Duet Prabowo-Airlangga Terjadi
Airlangga Mengalah, Koalisi 'Gajah' Lahir di Pemilu 2024
Peluang Airlangga Jadi Cawapres Lebih Tinggi, Seperti Ma'ruf Amin dan Boediono
LSI Denny JA: Isu 98 Akan Kembali Dimunculkan Bila Prabowo Maju Capres 2024