LSI Denny JA Ungkap Sederet Blunder PDIP yang Bikin Suara Disalip Gerindra untuk Pertama Kali
LSI Denny JA mengungkapkan elektabilitas PDIP disalip Gerindra pada November 2023.
Tren PDIP dilampaui Gerindra terjadi untuk pertama kalinya.
LSI Denny JA Ungkap Sederet Blunder PDIP yang Bikin Suara Disalip Gerindra untuk Pertama Kali
LSI Denny JA mengungkapkan elektabilitas PDIP disalip Gerindra pada November 2023. LSI Denny JA mengungkapkan sejumlah blunder PDIP yang membuat partai banteng dilampaui Gerindra.
Daftar Blunder PDIP
Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas mengatakan blunder pertama adalah serangan PDIP ke Presiden Jokowi. Serangan itu membuat publik yang puas dengan kinerja Jokowi pergi meninggalkan PDIP.
Serangan-serangan PDIP ke Jokowi meliputi rapor merah penegakan hukum saat ini, dinasti politik hingga tudingan neo orba.
Dalam survei LSI Denny JA, rakyat yang puas terhadap Jokowi terus menurun mendukung PDIP pada periode Juni-November 2023. Pada Juni, sebanyak 34,6 persen publik yang puas terhadap Jokowi mendukung PDIP. Kemudian turun pada Agustus 2023 menjadi 28,8 dan November turun lagi menjadi 21,4 persen.
"Mulai bulan Juni, Agustus, hingga November 2023 mereka yang puas memilih yang menyatakan puas pada kinerja Jokowi itu secara konsisten turun dari PDIP. Itu terjadi akibat serangan-serangan PDIP ke Jokowi," kata Hanggoro kepada wartawan, Selasa (19/2).
Blunder kedua terjadi di masa lalu ketika dua kader PDIP Ganjar Pranowo dan Wayan Koster menolak Piala Dunia U-20 karena kehadiran Israel. Ternyata, penolakan ini turut andil menggerus suara PDIP.
"Ternyata, menolak piala dunia itu bukan hanya Ganjar, I Wayan Koster. Tapi juga PDIP dianggap pihak yang turut serta menolak Piala Dunia kala itu,"
papar Hanggoro.
merdeka.com
Jokowi Petugas PartaiHanggoro melanjutkan, blunder ketiga adalah pernyataan elite PDIP bahwa Presiden adalah petugas partai. Hasil survei menunjukkan, 69,9 persen responden kurang atau tidak setuju dengan penyebutan presiden sebagai petugas partai. Yang cukup setuju atau sangat setuju hanya 17,5%.
"Dalam data survei LSI, mayoritas itu kurang setuju 69,9% menyatakan kurang setuju atau tidak setuju sama sekali dengan sebutan Presiden Republik Indonesia itu sebagai petugas partai," ujar dia.
Kemudian, pindahnya mereka puas terhadap Jokowi menjadi Gerindra. Tren rakyat puas dengan Jokowi mendukung Gerindra meningkat sejak Juni-November.
Mereka yang puas dengan Jokowi mendukung Gerindra pada Juni 2023 hanya 9.4 persen. Pada Agustus, naik menjadi 14.7 persen, dan terus naik pada November di angka 21,7 persen.
"Kalau tadi PDIP menurun puas terhadap kinerja Jokowi, tapi kalau kita lihat justru sebaliknya pada Gerindra," tegas Hanggoro.
Hanggoro melanjutkan, faktor berikutnya adalah elektabilitas Prabowo sudah melewati 40 persen. Pada November 2023, elektabilitas Prabowo mencapai 41.1 persen.
Diketahui, Dalam hasil survei terbaru ini, elektabilitas Gerindra mencapai 19,5 persen. Sedangkan, PDIP meraih angka 19,3 persen.
"Pertama kali sejak Pileg 2014, PDIP dilampaui Gerindra," kata Hanggoro.
Informasi Survei LSI Denny JA
Sebagai informasi, survei ini menggunakan metodologi sampling multi-stage random sampling pada 1.200 responden.
Adapun survei ini memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen.
Lalu, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner pada 20 November-3 Desember 2023.
Sederet elite PDIP kecewa melontarkan kritik kepada keluarga Jokowi. Mulai dari menyoroti 'Mahkamah Keluarga', politik dinasti, neo orba hingga menyinggung keluarga Jokowi.
Meski terdapat perbedaan sikap politik, kata Basarah, Megawati sampai saat ini masih menghormati Jokowi sebagai Presiden RI.
"Sampai detik ini Bu Mega menghormati Pak Jokowi sebagai Presiden RI dan melarang kader-kader PDI-P, siapa pun dia, untuk melakukan tindakan-tindakan, perkataan-perkataan, ucapan-ucapan yang menyerang kewibawaan Pak Jokowi sebagai seorang Presiden. Itu tegas," kata Basarah di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (12/11).