Survei Indikator, Sosok Jokowi Beri Pengaruh Besar pada Elektabilitas PDIP
Ketika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.
Ketika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.
Survei Indikator, Sosok Jokowi Beri Pengaruh Besar pada Elektabilitas PDIP
Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengaruh besar terhadap elektabilitas PDI Perjuangan di Pemilu 2024. Artinya, ketika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP. Begitu juga sebaliknya.
Dalam survei tersebut, PDIP menjadi partai dengan total dukungan tertinggi, mencapai 22,3 persen. Setelah PDIP, ada Gerindra 16,9 persen, Golkar 9,1 persen, juga PKB 8,1 persen.
"Di bawah PKB ada NasDem (6,9 persen), PKS (5,7 persen), PAN (4,5 persen), juga Demokrat (4,3 persen)," kata Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil survei bertajuk 'Pergeseran Dukungan Partai dan Capres Jelang Pendaftaran Capres dan Cawapres 2024' secara virtual, Jumat (20/10).
Menurut Burhanuddin, ada dua alasan utama kenapa dukungan untuk PDIP tinggi. Pertama, yakni karena masyarakat terbiasa memilih PDIP. Angkanya mencapai 27,3 persen, dari basis 19,3 persen responden.
Kedua, Burhanuddin melanjutkan, alasan lain memilih PDIP karena suka dengan Jokowi. Angkanya mencapai 21,9 persen, dari basis 6 persen masyarakat. "Ini menandakan jika popularitas Jokowi kurang baik, efeknya langsung ke PDI Perjuangan juga," ungkap Burhanuddin.
Dalam temuan Indikator, tingkat dukungan untuk partai banteng sejatinya mengalami penurunan. Jika pada Agustus kemarin mencapai 26 persen, Bulan ini menjadi 22,3 persen.
"Ada korelasi positif dari tingginya kepuasan publik kepada Jokowi, berdampak pada menguatnya dukungan untuk PDIP. Begitu juga sebaliknya," pungkas Burhanuddin.
Survei dilakukan dalam rentang 2-10 Oktober 2023, melibatkan 1,200 responden dengan over sample di 12 provinsi, sehingga total sampel 4.300 responden. Margin of error sekitar 2.9 persen pada tingkat kepercayoan 95 persen.