LSI Denny JA: Selisih Anggota FPI Pilih Prabowo dan Jokowi Tak Sampai Doubel Digit
Prabowo-Sandiaga mendapat elektabilitas sebesar 52,4 sampai 58,8 persen pada pemilih FPI. Sementara itu, Jokowi memperoleh elektabilitas sebesar 41,2 sampai 47,6 persen.
Hasil temuan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan suara pemilih Front Pembela Islam (FPI) tidak mendukung penuh pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dari hasil survei tanggal 18 hingga 26 Maret, suara pemilih dari FPI masih banyak mengarah ke capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.
-
Kapan survei LSI Denny JA dilakukan? Sebagai informasi, survei LSI Denny JA ini dilakukan mulai 26 Januari hingga 6 Februari 2024.
-
Bagaimana cara LSI Denny JA melakukan survei tentang elektabilitas partai? Sebagai informasi, survei ini menggunakan metodologi sampling multi-stage random sampling pada 1.200 responden. Adapun survei ini memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada Jateng berdasarkan survei LSI? Survei LSI: Kaesang Unggul di Pilkada Jateng Berkat Pengaruh Presiden Jokowi Djayadi menegaskan, Pilkada Jawa Tengah masih sangat cair.
-
Berapa elektabilitas PSI menurut survei LSI Denny JA? Elektabilitas PSI hanya sebesar 1,5 persen. Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas menilai, kehadiran Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI belum membuat elektabilitas partai tersebut naik.
-
Siapa yang melakukan survei LSI? Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis peta dukungan apabila Pilpres 2024 berlanjut ke putaran kedua. Dengan posisi pasangan nomor urut dua Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dipastikan melaju ke putaran kedua.
-
Kapan LSI melakukan survei? “Kalau melihat data-data ini, yang belum menentukan pilihan untuk pilihan kedua masih sangat besar. Itu berarti dinamika dukungan masih sangat tinggi,” Adapun survei ini dilakukan pada awal Desember 2023, memakai metode random digit dialing (RDD) dengan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
"Prabowo-Sandiaga mendapat elektabilitas sebesar 52,4 sampai 58,8 persen pada pemilih FPI. Sementara itu, Jokowi memperoleh elektabilitas sebesar 41,2 sampai 47,6 persen. Secara angka, memang tidak terlalu jauh. Tidak sampai doubel digit," kata peneliti LSI Ardian Sopa, di Graha Dua Rajawali, Jalan Pemuda Nomor 70 Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (2/4).
Adapun, survei melibatkan 1.200 responden yang dilakukan di 34 provinsi di Indonesia. Survei ini menggunakan metode sampel acak bertingkat melalui wawancara tatap muka dan kuesioner dengan margin of error dari survei ini sebesar 2,8 persen.
"Ini basenya hanya 0,9 persen," kata Ardian.
Ardian mengatakan, Jokowi berhasil mengubah pandangan negatif umat terkait anti-Islam. Publik belakangan menilai Jokowi bersahabat dengan umat Islam sehingga pemilih FPI mulai bersimpati.
"Mengapa (FPI dukung) karena persepsi bahwa Jokowi-Ma'ruf tidak ramah Islam dan ulama, lambat laun semakin terkikis. Apalagi Ma'ruf ini lebih sering ke ulama-ulama," katanya.
Berdasarkan temuan itu, Ardian menyanggah anggapan beberapa pihak yang menyebut FPI identik dengan Prabowo-Sandiaga. Sebab, hasil survei justru berkata sebaliknya.
"Jadi di Pemilu ini dari FPI tak mutlak dukung Prabowo-Sandi tapi terbelah juga ke Jokowi-Ma'ruf," ujarnya.
Sementara itu, Jokowi-Ma'ruf mengungguli pesaingnya, Prabowo-Sandiaga pada sektor pemilih kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Jokowi-Ma'ruf pemilih NU sebesar 62,4 persen sampai 68,8 persen. Sementara itu, Prabowo-Sandiaga hanya mendapat elektabilitas sebesar 31,2 sampai 37,6 persen.
"Untuk sektor pemilih NU, pasangan calon nomor 01 Jokowi-Ma'ruf unggul. Selisih unggulnya dua digit. Sebab, faktor Kiai Ma'ruf Amin. Jadi asosiasi cukup kuat. Ada representasi tokoh NU," katanya.
Sementara itu, elektabilitas Prabowo-Sandiaga unggul pada sektor pemilih Muhammadiyah dengan elektabilitas sebesar 51,3 hingga 57,7 persen. Sementara Jokowi-Ma'ruf sebesar 42,3 hingga 48,7 persen.
"Di Muhammadiyah ada tokoh yang mendukung Prabowo-Sandiaga, seperti Amien Rais. Kedua kecenderungan pemilih Muhammadiyah lebih kritis dan gampang kecewa dengan petahana. Karena memang pemilih Muhammadiyah ini berasal dari kaum terpelajar. Jadi mudah kritis terhadap program petahana. Namun, faktor tokoh Muhammadiyah yang merapat ke Prabowo-Sandiaga, ini yang paling kuat," pungkasnya.
Baca juga:
LSI Denny JA: Jokowi-Ma'ruf Unggul Telak di Segmen Minoritas
LSI Denny JA: Survei Maret, Jokowi Menang 2 Digit dari Prabowo
Prabowo-Sandi: Survei Denny JA Buat Lucu-lucuan, Kita Butuh Hiburan
Tanggapi Survei Denny JA, Kubu Jokowi Sebut 'Game is Over'
Membandingkan Survei Internal Gerindra dengan Hasil Sejumlah Lembaga Survei
4 Partai Diprediksi Peroleh Suara Besar pada Pemilu 2019
LSI Denny JA: Semakin Besar Golput, Jokowi-Ma'ruf Makin Banyak Dirugikan