Mahfud MD pernah tolak 3 jabatan strategis saat ditawari Jokowi
Mahfud berpegang teguh terhadap etika politiknya.
Tidak banyak yang tahu bila sejak awal Jokowi menjadi presiden, Mahfud MD sempat diminta bergabung di pemerintahan. Akan tetapi Mahfud MD menolak lantaran pada Pilpres 2014 berada di kubu Prabowo.
Mahfud berpegang teguh terhadap etika politiknya. Mantan ketua MK tersebut mengaku pernah menolak beberapa jabatan strategis yang ditawarkan oleh Jokowi. Apa saja? Berikut ulasannya:
-
Apa yang Mahfud MD soroti dalam debat cawapres? Dalam kesempatan Debat Capres dan Cawapres yang berlangsung pada Minggu (21/01/2024) lalu, cawapres nomor urut 03 yaitu Mahfud MD soroti deforestasi hutan di Indonesia yang mencapai 12,5 juta hektare.
-
Apa pesan Mahfud MD kepada Pangdam, Bupati, dan Wali Kota? Untuk itu Mahfud berpesan kepada Pangdam, Bupati, Wali Kota agar tidak menjemput dan menjamunya setiap ke daerah.
-
Mengapa Prabowo menanggapi singkat keputusan Mahfud Md? "Itu hak politik," kata Prabowo usai menghadiri acara bertajuk 'Trimegah Political and Economic Outlook 2024' di Grand Ballroom, The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).
-
Siapa yang menanyakan kepada Mahfud MD tentang sikapnya? Hal itu disampaikan Mahfud saat menjawab pertanyaan dari Maria Simbolon.
-
Siapa yang mengonfirmasi soal kabar pengunduran diri Mahfud MD? Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengaku belum mendapatkan informasi resmi terkait hal tersebut. Namun, dia mengaku mendengar kabar burung soal pengunduran diri Mahfud MD.
-
Siapa yang membantah pernyataan Mahfud MD? Hal ini pun dibantah langsung oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto.
Ditawari jadi Menkopolhukam
Dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di TvOne, Selasa (14/8), Mahfud MD mengaku pernah ditawari bergabung dalam kabinet kerja Jokowi-JK dengan menjadi Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM. Namun secara tegas dia menolak lantaran saat Pilpres 2014 tak mendukung Jokowi melainkan Prabowo.
Mahfud bercerita pada Mei 2015 Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan memberitahu jika pemerintah membutuhkannya pada posisi Menkopolhukam. Saat itu Luhut menyatakan jika Jokowi sangat menghargai profesionalitas Mahfud MD sehingga diminta bergabung menjadi menteri.
"Saya senang sekali dengan jabatan itu. Tapi saya punya etika politik, tahun 2014 saya mendukung Pak Prabowo masa mau masuk kabinet Jokowi nanti saya diketawai orang. Dan yang berkeringat untuk Pak Jokowi kan banyak. Saya akan bantu pemerintah ini tapi tidak dalam kabinet karena saya tidak berkeringat, saya berkeringat dulu dong baru bergabung," kata Mahfud MD kepada Luhut.
Komisaris Utama
Selain ditawari menjadi Menkopolhukam, Mahfud MD juga pernah diminta mengisi posisi Komisaris Utama BUMN. Pada jabatan itu gaji yang disodorkan pun sangat besar. Akan tetapi Mahfud MD kembali menolak dengan tegas.
Kepada Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan dia mengaku dengan jujur kalau posisi tersebut bukan bidang yang dikuasainya. "Saya bilang Pak Luhut saya ini ahli hukum tidak ngerti urusan saham, urusan index minta maaf saya enggak bisa jadi komisaris," katanya saat bercerita di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di TvOne, Selasa (14/8).
Jaksa Agung
Tak sampai di situ, Jokowi terus menawarkan jabatan-jabatan penting kepada Mahfud MD supaya bisa bergabung di pemerintahan. Ketika ada reshuffle jaksa agung, nama Mahfud MD diusulkan menjadi penggantinya. Mengingat Mahfud MD sangat menguasai masalah hukum.
Tapi lagi dan lagi mantan ketua MK tersebut menolaknya. "Saya enggak mau (jadi jaksa agung). Saya ngusulkan Pak Busro dan Bambang Widjajanto, saya enggak mau," katanya saat bercerita di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di TvOne, Selasa (14/8).
(mdk/has)