Megawati: Saya Suka K-Pop, Tapi Budaya Nusantara Luar Biasa
Megawati mengatakan, budaya Indonesia Nusantara itu luar biasa diambil dari Bhinneka Tunggal Ika.
Megawati mengatakan, budaya Indonesia Nusantara itu luar biasa diambil dari Bhinneka Tunggal Ika.
Megawati: Saya Suka K-Pop, Tapi Budaya Nusantara Luar Biasa
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengajak anak-anak muda Indonesia memikirkan seni budaya nusantara.
Megawati mengaku juga menyukai K-pop, namun seni Indonesia tidak kalah dari kesenian luar termasuk K-pop.
Megawati mengatakan, budaya Indonesia Nusantara itu luar biasa diambil dari Bhinneka Tunggal Ika.
"Anak-anak muda sekarang tidak berpikir mengenai seni budaya Indonesia. Saya juga suka K-pop, cucu saya semua senang, saya senang," ujar Megawati usai melihat pameran Butet Kertaradjasa di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (13/5).
Menurut Megawati, karya yang ditampilkan dalam Pameran Seni Rupa Butet yakni 'Melik Nggendong Lali' mampu menyalurkan emosi dan kemarahan lewat karya, bukan teriakan semata.
"Menurut pikiran saya, Pak Butet ini mengalirkan kemarahannya tapi dengan sangat artistik dan luwes. Sebuah kreativitas dan imajinasi yang mana ada nggak ada lagi contohnya, ya cuma dia (Butet sendiri)," ujar Megawati.
Megawati mengaku penikmat seni. Bagi Megawati dan anggota keluarganya menikmati seni adalah hal biasa. Dari ayahnya, Proklamator RI Bung Karno dan ibunya Fatmawati juga sosok seniman.
Menurut Megawati, dalam seni juga ada politik. Selain itu, saat ini memang banyak karya seni. Namun bagi Megawati, sifatnya hanya populer, cenderung mengikuti tren pasar dunia, yang menyenangkan namun belum tentu menggambarkan Indonesia.
"Apakah seni-seni yang hari ini ibu lihat, sudah mencerminkan suasana politik hari ini?" Tanya wartawan.
"Kan tadi sudah dibilang, saya enggak ngomongin politik,” jawab Megawati.
Megawati menekankan seni adalah hal luar biasa, perwujudan imajinasi dan kreativitas. Maka itu dia mendorong agar sekolah seni makin diperkuat.
Megawati mengaku merasakan ada berbagai tempat seperti Taman Ismail Marzuki, sebagai ‘sekolah seni’ namun sayangnya saat ini keadaan TIM sudah berubah.
"Yang sayang itu kan TIM, saya perhatikan apa ya, enggak jelas. Tolong tulis itu, enggak jelas," kata Megawati.