Tinjau Pameran Karya Butet, Megawati Tak Ingin Bicara Politik
Menurut Mega, menikmati seni bagi dirinya maupun anggota keluarganya, adalah hal biasa.
Dia hanya ingin menikmati seni karya Butet.
Tinjau Pameran Karya Butet, Megawati Tak Ingin Bicara Politik
Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri meninjau Pameran Seni Rupa karya Butet Kartaredjasa bertajuk 'Melik Nggendong Lali' yang digelar di Gedung A Galeri Nasional Indonesia.
Megawati tiba sekitar pukul 11.50 WIB, berkeliling dan menikmati karya seni di pameran. Butet menyampaikan terima kasih pada Megawati yang sudah mengunjungi pamerannya.
"Tidak semua seniman itu bernasib baik seperti saya, saat berimpresikan saat ini bisa dikunjungi oleh seorang presiden, presiden kelima. Ini merupakan sebuah kemewahan dan kehormatan, saya merasa ini apresiasi atas yang saya kerjakan dan tidak sia-sia yang saya kerjakan," kata Butet.
Sementara Megawati ketika ditanya wartawan usai melihat pameran, menegaskan bila penampilan ke publiknya tak dikait-kaitkan dengan isu politik. Ia hanya ingin menikmati seni.
"Karena buat saya seni itu juga kehidupan kan. Jadi juga artinya, kalau tadi (wartawan) menanyakan interpretasi (atas karya Butet), itu terserah (interprestasi) masing-masing," kata Megawati.
Menurut Ketum PDIP itu, menikmati seni bagi dirinya maupun anggota keluarganya, adalah hal biasa. Dari ayahnya, Proklamator RI Bung Karno dan ibunya Fatmawati, adalah sosok-sosok seniman juga.
Walau menurut Megawati, tentu saja dalam seni juga ada politik. Selain itu, lanjutnya, saat ini memang banyak karya seni. Namun bagi Megawati, sifatnya hanya populer, cenderung mengikuti tren pasar dunia, yang menyenangkan namun belum tentu menggambarkan Indonesia.
"Apakah seni-seni yang hari ini ibu lihat, sudah mencerminkan suasana politik hari ini?" tanya wartawan.
"Kan tadi sudah dibilang, saya enggak ngomongin politik," jawab Megawati.
Megawati menekankan seni adalah hal luar biasa, perwujudan imajinasi dan kreativitas. Maka itu ia mendorong agar sekolah seni makin diperkuat. Ia mengaku, dahulu ia merasa ada berbagai tempat seperti Taman Ismail Marzuki, sebagai ‘sekolah seni’ namun sayangnya saat ini keadaan TIM sudah berubah.
"Yang sayang itu kan TIM, saya perhatikan apa ya, engga jelas. Tolong tulis itu, enggak jelas," kata Megawati.
Walau demikian, Megawati tetap memberi sedikit pemaknaannya atas karya Butet yang dipamerkan.
"Saya dapat menikmati, langsung saya pikir 'oh menurut pikiran saya Pak Butet ini mengalirkan kemarahannya tapi dengan sangat artistik, dengan luwes, dengan sebuah kreativitas, imajinasi," pungkas Megawati.