Megawati Meninjau Pameran Seni Rupa Karya Dolorosa Sinaga di Galeri Nasional
Megawati langsung berjalan ke arah Monumen Penghilangan Paksa 1995-66, yang berada di halaman depan Museum Nasional.
Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meninjau pameran seni rupa patung dan aktivisme karya Dolorosa Sinaga di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, Jl. Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Kamis (8/8).
Disambut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Megawati tiba bersama dengan Menteri PPPA Bintang Puspayoga di halaman Gedung Geleri Nasional Indonesia pada pukul 16.45 WIB.
Tampak menyambut Megawati, diantaranya Dolorosa Sinaga, pakar hukum Todung Mulya Lubis serta kader muda PDI Perjuangan seperti Aryo Seno Bagaskoro.
Saat tiba, Megawati langsung berjalan ke arah Monumen Penghilangan Paksa 1995-66, yang berada di halaman depan Museum Nasional. Di hadapan monumen itu, Megawati mendapat penjelasan langsung dari Dolorosa Sinaga soal karya-karyanya.
Lalu, Megawati bersama rombongan menuju Monumen Pembantaian Massal Indonesia di tahun 1965-1966. Di monumen itu, Megawati berkesempatan menaruh bunga mawar merah di depan monumen tersebut.
Kemudian, Megawati melangkahkan kaki untuk melihat langsung Monumen Tragedi Semanggi 1998.
Selanjutnya, Megawati bersama rombongan menuju ke dalam museum Nasional untuk melihat lebih banyak lagi karya pameran seni rupa karya Dolorosa Sinaga.
Megawati tampak menyaksikan dengan detail karya seni milik Dolorosa Sinaga. Dia juga mendapat penjelasan soal karya-karya yang ada di dalam Museum Nasional.
Sekjen Hasto Kristiyanto mengatakan Megawati melihat pameran Dolorosa dengan tema Patung dan Aktivisme. Menurutnya, kehadiran Bu Mega dalam pameran ini untuk memberikan penghormatan terhadap para seniman, budayawan serta pematung yang menyampaikan karya seninya lewat gagasan serta kreativitas serta semangat juang.
"Kehadiran Ibu Mega ini untuk memberikan penghormatan terhadap para seniman, budayawan dan para pematung kita yang menampilakan gagasannya penuh kreativitas dan juga mengandung semangat juang serta aspek-aspek historis untuk pembelajaran masa depan," jelas Hasto.
Sebagai informasi, pameran seni rupa patung dan aktivisme karya Dolorosa Sinaga ini bercerita tentang karya monumen penghilangan paksa di Indonesia.
Selain itu, kisah tentang seorang penjuang HAM perempuan bernama It Martadinata, sosok yang mungkin tidak diketahui sebelumnya. Serta, kisah tentang 40 buruh/pekerja perkebunan.
Ada pula monumen pembantaian massal Indonesia di tahun 1965-1966.
Pameran ini berlangsung sejak 20 Juli hingga 19 Agustus 2024 mulai pukul 09.00 - 19.00 WIB.