Menebak Cagub PDIP usai Megawati turun gunung di Jatim
Menebak Cagub PDIP usai Megawati turun gunung di Jatim. Dalam pertemuan itu, Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri mengumpulkan seluruh kepala daerah di Jawa Timur dari partainya untuk berkumpul di Malang dan Surabaya. Gus Ipul tak tampak dalam sejumlah lawatan Megawati.
Songsong Pilgub Jawa Timur 2018, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mulai merapatkan barisan. Partai besutan Megawati Soekarnoputri ini mengaku akan menurunkan rekomnya di bulan September ini. Lantas siapa calon yang akan diusung PDIP di Pilgub Jawa Timur ini?
Yang jelas, selama dua hari berturut-turut, hari Minggu dan Senin (11/9), mereka menggelar pertemuan tertutup di dua tempat, yaitu di Malang dan Surabaya untuk membahas masalah hajatan lima tahunan itu di Jawa Timur.
"Memang Bu Mega (Megawati Soekarnoputri) bersama para kepala daerah dari PDIP di sini (Surabaya), salah satunya adalah membahas Jawa Timur ke depan, termasuk Pilgub mendatang," aku Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto saat berada di rumah dinas Wali Kota Surabaya.
Dalam pertemuan itu, Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri mengumpulkan seluruh kepala daerah di Jawa Timur dari partainya untuk berkumpul di Malang dan Surabaya.
Hadir di pertemuan itu, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas; Bupati Ngawi, Budi 'Kanang' Sulistiyono; Eddy Rumpoko (Wali Kota Batu); Bupati Trenggalek; Nganjuk; Wali Kota Probolinggo; Wawali Pasuruan; serta beberapa kepal daerah lainnya.
Bahkan, saat berada di rumah dinas Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini siang tadi, hadir juga mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan. Sayang, Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) tidak ikut hadir.
Gus Ipul yang mengikuti penjaringan calon gubernur Jawa Timur via PDIP, hanya turut menjemput rombongan Megawati di Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo. Bahkan Gus Ipul ikut mencium tangan Megawati sambil melepas topinya.
Selanjutnya, saat rombongan Megawati berangkat menuju rumah dinas Wali Kota Surabaya, Gus Ipul tidak ikut serta. Informasi di lapangan, Gus Ipul tengah ada acara di Situbondo.
Kembali soal Pilgub Jawa Timur 2018, Hasto mengaku, meski partainya belum menentukan siapa calon yang akan diusung, dia memastikan bahwa PDIP akan mendukung calon dari Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki kedekatan dengan partai Kepala Banteng Moncong Putih.
Apakah kader NU itu Bupati Banyuwangi, yang notabene-nya santri tulen dan akan menduetkannya dengan kader PDIP, dalam hal ini Wali Kota Risma? Hasto masih merahasiakan.
Pun begitu dengan adanya pertemuan di Surabaya ini adalah sinyal dari PDIP untuk mengusung Risma-Anas. Sinyal ini juga bisa dilihat saat Risma dan Anas ikut mendampingi presiden RI kelima itu memborong batik di galeri Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dikelola Pemprov Jawa Timur.
Lagi-lagi sayang, Gus Ipul yang tengah menanti dukungan tidak turut mengawal Megawati, yang memiliki kuasa penuh atas rekomendasi dari PDIP.
"Ini adalah bagian dari proses dialog untuk menetapkan calon gubernur dan wakil gubernur. Kita usahakan bulan September ini (rekom) bisa diambil," kata Hasto.
"Yang jelas, kita tidak mungkin sendiri. Di Pilgub Jatim, kita akan berkoalisi dengan beberapa partai karena kita sepakat membangun Jatim bersama-sama. Ya, mudah-mudahan koalisinya tidak banyak partai. Biar lebih demokratis," pungkasnya.
Baca juga:
KH Mustamar kirim surat berisi nama cagub Jatim ke Megawati
PDIP gelar pertemuan dengan kiai NU di Malang bahas Pilgub Jatim
Komunikasi ke Golkar makin intens, Khofifah sudah bertemu Setnov bahas Pilgub Jatim
Usul nama cagub Jatim, kiai NU di Pasuruan kirim surat buat Megawati
Utusan Megawati temui ulama Kediri, bahas sinergi nasionalis-religius
Disowani Wasekjen PDIP, kiai NU sodorkan nama Gus Ipul jadi cagub Jatim
Di Pilgub Jatim, arah politik PPP kubu Djan Faridz terserah PDIP
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Mengapa Prabowo dan SBY ingin bertemu Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Mengapa Megawati mendukung hak angket Pemilu? Ketua Tim Demokrasi Keadilan (TDK) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis mengatakan, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mendukung hak angket untuk menyelidiki dugaan kecurangan dalam proses Pemilu 2024.
-
Kenapa Megawati menunjuk Pramono Anung sebagai Cagub? Rano pun sempat menganalisi di balik keputusan Mega menunjuk Pramono yang menjabat sebagai Seskab di Kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Sebab, sebelum ada pengumuman bisik-bisik di PDIP yang mencuat nama Anies Baswedan dan Basuki T Purnama.