Moeldoko: Sipil-Militer Tak Perlu Didebat Lagi, Harus Saling Menghormati
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta antara militer dan sipil saling menghormati satu sama lain. Hal ini menanggapi polemik Anggota DPR Effendi Simbolon dengan Kasad Jenderal Dudung Abdurachman yang sempat berseteru.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta antara militer dan sipil saling menghormati satu sama lain. Hal ini menanggapi polemik Anggota DPR Effendi Simbolon dengan Kasad Jenderal Dudung Abdurachman yang sempat berseteru.
Moeldoko tak sependapat bila sikap Dudung yang memprotes ucapan Effendi dinilai sebagai ancaman supremasi sipil.
-
Bagaimana Effendi Simbolon menunjukkan kesetiaannya terhadap PDIP? Effendi di hadapan Hasto dan dewan kehormatan PDIP menyatakan tegak lurus dengan arahan partai.
-
Kapan Effendi Simbolon memberikan klarifikasi kepada Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Apa yang ditegaskan oleh Hasto tentang Effendi Simbolon? "Sekali merah tetap merah, " tegas Hasto.
-
Siapa Ipda Febryanti Mulyadi? Nama Ipda Febryanti Mulyadi sedang menjadi sorotan publik, setelah kehadirannya viral lewat sejumlah video di TikTok yang tayang ribuan kali. Wanita berhijab ini, salah satu polwan termuda lulusan Akademi Kepolisian (Akpol), telah menorehkan prestasi gemilang sebagai Kepala Unit Kejahatan & Tindak Kekerasan (Kanit Jatanras) di Polres Klaten.
-
Kenapa Effendi Simbolon memberikan klarifikasi? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
"Memangnya kalau supremasi sipil enggak menghargai institusi lain apa, kan tetap," ujar Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/9).
Mantan Panglima TNI ini berpesan, baiknya para pihak saling menghormati institusi. Tidak perlu memperdebatkan antara sipil dan militer.
"Bukan jamannya lagi, kita sudah mendudukkan tentara posisi yang menurut saya waktu saya menjadi Panglima TNI pada posisi yang pas," ucapnya.
"Jadi itu sebenarnya enggak perlu ada perdebatan sipil militer. Tapi bagaimana masing-masing institusi itu saling memberikan penghormatan, itu saja intinya," sambungnya.
Moeldoko menilai, sikap Dudung terhadap Effendi adalah reaksi spontan saja. Sekarang hubungan keduanya sudah sama-sama cair.
"Itu sebuah reaksi saja, reaksi spontan, tapi begitu pak Effendi Simbolon minta maaf kan semuanya sudah cair lagi," kata dia.
Lebih lanjut, dia tidak bisa memastikan apakah Presiden Jokowi bakal memanggil Dudung karena polemik ini. Kata dia, baik Dudung maupun Effendi sudah mengerti cara menyelesaikannya.
"Saya pikir itu sudah tahu masing-masing harus bagaimana," tutup Moeldoko.
(mdk/rnd)