Nusron Wahid Ungkap Dalang dan Motif di Balik Isu Munaslub Golkar Lengserkan Airlangga
Dalang Munaslub bermaksud untuk menggunakan Partai Golkar sebagai kendaraan politik di Pemilu 2024.
Dalang Munaslub bermaksud untuk menggunakan Partai Golkar sebagai kendaraan politik di Pemilu 2024.
Nusron Wahid Ungkap Dalang dan Motif di Balik Isu Munaslub Golkar Lengserkan Airlangga
Ketua Bappilu Presiden Partai Golkar Nusron Wahid, mengungkapkan dalang di balik isu musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) bertujuan untuk melengserkan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.
- Moeldoko Ogah Tanggapi Desakan Anwar Usman Dipecat dari MK: Banyak Urusan Negara yang Lebih Penting
- PKB Berang Politisi Golkar Nusron Wahid Klaim Kiai Munif Dukung Gibran untuk Pilpres 2024
- NasDem Gandeng PKB Usung Anies-Cak Imin, Ganjar Tidak Khawatir PPP Keluar Koalisi
- Airlangga 'Digoyang' Isu Munaslub Golkar, Begini Reaksi Bamsoet
Dia menyebut, dalang tersebut bermaksud untuk menggunakan Partai Golkar sebagai kendaraan politik di Pemilu 2024.
"Yang menunggangi ya orang yang mau menggunakan kendaraan Golkar untuk proses pencapresan yang bersangkutan,"
kata Nusron Wahid, saat ditemui di Kawasan Jakarta, Kamis (13/7) malam.
Merdeka.com
Selain itu, dia menyebut dalang tersebut menggunakan isu munaslub untuk kepentingan sosok calon presiden (capres) lainnya. "Atau pihak-pihak tertentu yang sedang berusaha bergaining kepada calon presiden tertentu," ungkapnya.Lebih lanjut, dia menilai isu munaslub dijadikan sebagai peringatan bagi Partai Golkar dalam menghadapi kontestasi demokrasi di 2024 mendatang.
Dia menegaskan, pihaknya tengah fokus perencanaan Pileg di 2024.
"Soal munaslub ya pertama yang usul kan orang yang enggak punya hak suara. Yang kedua ya waktu ya, timingnya itu kurang pas, di sekarang ini kan konsentrasi orang itu sedang fokus kepada pileg, sehingga belum ada pikiran ke sana,"
ujar Nusron Wahid.
Selain itu, dia menegaskan, sampai saat ini Partai Golkar tetap solid mendukung Airlangga Hartarto maju dalam pilpres 2024.
"Kalau dari waktu rakernas sih semua serempak yah, tapi kalau menurut bacaan saya ini semua sedang berkonsentrasi untuk memghadapi pileg, karena kalau capres itu mungkin hanya nasibnya 1 atau 2 orang, tapi kalau pileg ini nasibnya ribuan orang demikian kader,"
tutup Nusron Wahid.
Merdeka.com