Nusron Wahid Instruksikan Timses Tidak Jemawa dan Kawal Ketat Rekapitulasi Suara
Tim kampanye diminta bersikap disiplin dalam administrasi rekapitulasi
Nusron Wahid Instruksikan Timses Tidak Jemawa dan Kawal Ketat Rekapitulasi Suara
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menginstruksikan agar seluruh tim pemenangan tidak terlena dan jemawa, serta tetap bekerja keras dalam mengawal rekapitulasi suara meski pasangan Capres Cawapres nomor urut dua tersebut dinyatakan pemenang Pilpres dalam versi quick count.
"Justru karena kita menang di versi quick count, TKN dan TKD harus lebih bekerja keras dalam mengawal rekapitulasi suara. Bukan malah sebaliknya jadi terlena. Kita harus terus melakukan pengawalan dengan ketat sampai diumumkan oleh KPU," kata Nusron Wahid, Kamis (15/2).
Nusron kemudian meminta tim kampanye untuk bersikap disiplin dalam administrasi rekapitulasi, dan berkolaborasi dengan masyarakat yang memantau Pemilu.
"Pekerjaan besar hari ini ke depan adalah administratif dan dokumen. Tolong berdisiplin dengan setiap dokumentasi, catatan, dan formulir yang ada mulai dari C1 dan beragam jenis plano, mulai dari desa, kecamatan, kabupaten kota, sampai provinsi," urai Nusron.
"Kolaborasi dengan masyarakat juga jadi hal penting. Terima setiap pengaduan masyarakat soal kecurangan, karena masyarakat kita sudah cerdas dan melek teknologi," lanjutnya.
Nusron juga mengingatkan kepada seluruh tim kampanye untuk tidak bersikap jumawa dan sombong atas kemenangan ini. Dia mengingatkan agar semua tim mematuhi instruksi Prabowo dan Gibran.
"Seperti yang telah disampaikan Pak Prabowo dan Mas Gibran semalam, kemenangan ini bukan hanya kemenangan Prabowo Gibran, tapi harus menjadi kemenangan semua rakyat Indonesia. Jadi tidak ada yang namanya bully, kesombongan, atau jemawa. Harus tetap merangkul agar ini menjadi kemenangan rakyat," katanya.
Masyarakat Indonesia, lanjut Nusron Wahid, pasca Pemilu akan bersiap untuk menghadapi bulan Ramadan. Dia bersyukur dengan kemenangan satu putaran ini, puasa tahun ini akan jauh dari atmosfer kampanye politik.
"Satu hal yang juga penting untuk kita syukuri, awal maret nanti kita memasuki Bulan Ramadan. Alhamdulillah selama puasa tidak ada lagi atmosfer dan suasana Capres-capresan, tinggal pekerjaan teknis administratif. Sehingga umat Islam bisa beribadah dengan khusuk," pungkas mantan Ketua GP Anshor tersebut.