Jejak Nusron Wahid di NU, Dulu Dicopot dari Pengurus PBNU Kini Kritik Gus Yahya
Jejak Nusron Wahid di NU, Dulu Dicopot dari Pengurus PBNU Kini Kritik Gus Yahya
Hubungan Nusron Wahid dengan Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) kembali memanas. Kali ini gara-gara Panitia Khusus (Pansus) Angket Haji 2024. Pansus ini dibentuk untuk mengevaluasi kinerja Kementerian Agama yang dipimpin Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut terhadap pelaksanaan haji 2024.
Nusron Wahid dan PBNU beda sikap. Nusron Wahid mendukung Pansus Angket Haji. Sementara Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menolak. Gus Yahya menilai kehadiran Pansus Angket Haji karena masalah pribadi.
Nusron Wahid menegaskan, Pansus Angket Haji bukan keputusan pribadi dari anggota. Melainkan keputusan resmi pada rapat paripurna DPR yang disetujui fraksi-fraksi.
"Saya mohon maaf kepada Ketua Umum PBNU Gus Yahya Staquf. Di DPR tidak mengenal masalah pribadi," kata Nusron yang merupakan anggota Pansus Angket Haji pada Senin (29/7).
Nusron meminta agar semua elemen kelembagaan, baik organisasi kemasyarakatan (Ormas) maupun lembaga negara untuk saling menghormati hak masing-masing.
Nusron juga menjelaskan bahwa DPR dalam melakukan haknya membentuk Pansus Angket Haji pasti memiliki indikasi, data, dan landasan hukum yang kuat. Data-data tersebut nantinya akan diverifikasi dibuktikan dalam proses angket yang berjalan.
Lontaran kritik Nusron Wahid ini bermula dari Gus Yahya yang mempertanyakan tujuan pembentukan Pansus Angket Haji. Dia mencurigai pansus ini dilatarbelakangi masalah pribadi hanya untuk menyerang NU.
"Soal pansus ya pansus haji ya. Nah itu ini yang kemudian menimbulkan pertanyaan kepada kita, pansus haji kemudian nyerang NU jangan-jangan ini masalah pribadi ini jangan-jangan gitu loh," kata Gus Yahya, Minggu (28/7).
Tidak hanya itu, Gus Yahya menduga kritik Pansus Angket Haji erat kaitannya dengan posisi adiknya Yaqut Cholil Qoumas yang menjabat sebagai Menteri Agama RI.
"Jangan-jangan gara-gara menterinya adik saya, misalnya gitu. Itu kan masalah. Jangan-jangan karena dia sebetulnya yang diincar PBNU ketua umumnya kebetulan saya, menterinya adik saya lalu diincar karena masalah-masalah alasan pribadi begini," kata Yahya.
PBNU Pernah Pecat Nusron Wahid
Jauh sebelum adanya Pansus Angket Haji 2024, Nusron Wahid dan PBNU pernah terlibat konflik. Bahkan, PBNU pernah memecat Nusron Wahid dari pengurus harian PBNU sisa masa khidmat 2022-2027.
Keputusan itu tertuang dalam Surat Keputusan PBNU Nomor 01.c/A.II.04/11/2023 tentang Pengesahan Pergantian Antar Waktu PBNU 2022-2027.
Nusron Wahid tak melakukan perlawanan usai dipecat dari pengurus harian PBNU. Dia justru mengaku taat pada putusan tersebut.
"Sebagai santri, saya samina wa athona (taat) keputusan para kiai kita ini," kata Nusron, Selasa (12/12) malam.
Nusron menegaskan bahwa seorang santri tak boleh meminta jabatan apapun. Maka dari itu, dia menerima keputusan itu dan mengaku bakal terus berkontribusi untuk PBNU.
"Di santri enggak boleh minta jabatan. Pokoknya kalau kita dikasih amanah, kita jalankan Alhamdulillah. Kalau enggak ada amanah, Alhamdulillah. Ditugaskan apapun kita siap," ucap Nusron.
Alasan Nusron Wahid Dipecat
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrurrozi mengungkapkan alasan Nusron Wahid dipecat dari kepengurusan PBNU. Dia menyebut, Nusron Wahid merangkap jabatan di partai politik.
Kala itu, selain menjadi pengurus PBNU, Nusron Wahid juga menjabat Kepala Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar.
"(Pencopotan) itu memang aturan organisasi bahwa tidak boleh merangkap jabatan dalam pengurus harian PBNU dengan jabatan di parpol," kata Fahrur, Rabu (13/12).
Dihimpun dari berbagai sumber, Nusron Wahid baru direposisi jabatannya di PBNU dari yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua Umum kini menjadi Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian (LPP) PBNU.
Nusron Wahid juga tercatat pernah menjabat Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor dari 2010 hingga 2015. GP Ansor adalah salah satu Badan Otonom NU yang bergerak di bidang kepemudaan dan kemasyarakatan.