PDIP Respons Ibas soal Covid-19: Komentar Nyinyir Menjatuhkan Mental Rakyat
"Kita gak perlu saling menyalahkan, saling membela diri, saatnya bersatu padu, bersatu saja tantangannya begitu dahsyat karena musuhnya gak kelihatan apalagi kita bertengkar, nyinyir, saling meledek, musuh bergerak akhirnya kita abai terhadap protokol kesehatan," ujarnya.
Anggota Komisi IX DPR Fraksi PDIP Rahmad Handoyo kecewa dengan pernyataan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang khawatir RI akan gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya dalam menangani pandemi. Rahmad prihatin komentar itu justru menimbulkan energi negatif.
"Saya sedih saya prihatin dengan banyaknya komentar yang tidak membuat rakyat semangat, justru malah membuat komentar yang menimbulkan kontra produktif dan energi negatif," katanya lewat pesan suara, Kamis (8/7).
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Kenapa PDIP bisa menjadi partai pemenang Pemilu 2019? PDIP berhasil menarik pemilih dengan agenda-agenda politiknya dan berhasil meraih kepercayaan masyarakat. Dengan perolehan suara yang signifikan, PDIP memperoleh kekuatan politik yang kuat dan pengaruh yang besar dalam pemerintahan.
-
Di mana Rakernas PDIP diadakan? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Apa yang dikatakan Anang Hermansyah tentang bergabungnya ia dengan PDIP? Mendapat pujian seperti itu, suami Ashanty tidak mempermasalahkan akan berjuang bersama Krisdayanti di masa yang akan datang. "Baiklah, nggak masalah," kata Anang Hermansyah di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan, pada Minggu (10/9/2023).
Rahmad menyebut, sebagai sebuah negara besar atau negara manapun berbeda pendapat dibolehkan. Bahkan, di negara maju, oposisi dibutuhkan dalam rangka mengawal pembangunan agar terwujud cita-cita bangsa.
"Di negara maju manapun ketika sudah ada musuh dalam peperangan, mereka satu padu untuk melawan musuh itu termasuk di kita," kata Rahmad.
"Saat ini kita mengalami gejolak bencana kemanusiaan yang luar biasa, kita sedang menghadapi musuh besar, bencana kemanusiaan," ucapnya.
Rahmad menegaskan, jika hanya bisa berkomentar, berkomentarlah yang sejuk untuk membangun energi positif. Sehingga, bisa diikuti oleh para pengikut, para pendukung dan siapapun.
"Kita gak perlu saling menyalahkan, saling membela diri, saatnya bersatu padu, bersatu saja tantangannya begitu dahsyat karena musuhnya gak kelihatan apalagi kita bertengkar, nyinyir, saling meledek, musuh bergerak akhirnya kita abai terhadap protokol kesehatan," ujarnya.
Untuk itu, Rahmad mengajak untuk sadar bahwa musuh yang dihadapi tidak terlihat. Sehingga dibutuhkan persatuan melawan Covid-19. Dia bilang, pemimpin perang saat ini adalah pemerintah. Maka, berilah masukan kepada pemerintah yang sejuk dan tidak kontraproduktif hingga berujung rakyat menjadi korban.
"Yang punya biaya silakan membantu rakyat melawan Covid dan yang punya sumber daya, punya duit, ada anggaran punya pengikut, ada partai politik ya silakan bersatu bersama rakyat melawan Covid19," ucapnya.
"Tidak sadarkah komentar yang nyinyir yang membuat pesimis rakyat itu menjatuhkan mental rakyat," pungkasnya.
Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, menyatakan Covid-19 makin ‘mengganas’. Keluarga, sahabat dan orang-orang di lingkungan sekitar banyak yang terpapar. Tidak sedikit yang meninggal dunia.
Ibas mempertanyakan sampai kapan bangsa ini akan terus seperti sekarang. Dia khawatir RI disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya.
“Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya,” ujar Ibas, Rabu (7/7).
Ibas juga menyampaikan bahwa pemerintah terlihat ‘tidak berdaya’ menangani pandemi Covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua. Kurangnya tabung oksigen, misalnya, menurutnya menunjukkan antisipasi yang lemah dari Pemerintah.
"Bagaimana mungkin tabung oksigen disumbangkan ke negara lain, tapi saat rakyat sendiri membutuhkan, barangnya susah didapat," kata Ibas.
Preseden Buruk
Kasus tabung oksigen ini, menurutnya, merupakan preseden buruk. Hal ini memperlihatkan bahwa pemerintah seolah-olah kurang sigap mempersiapkan kebutuhan untuk menjawab gejala-gejala yang muncul sebelumnya.
"Kan ada varian baru di negara lain. Kita tahu, itu bukan tak mungkin masuk ke negara kita. Lalu muncul kasus-kasus baru. Kemudian angka yang kita khawatirkan juga terjadi, dan lain sebagainya. Itu semua gejala-gejala yang rasanya mudah dibaca dan terkait dengan kesiapan kita dalam menyediakan kebutuhan medis. Tidak ada yang mendadak. Karena pandemi kan sudah masuk tahun kedua, jadi harusnya bisa diantisipasi," papar legislator dari dapil Jawa Timur 7 itu.
Selain itu, Ibas juga meminta pemerintah tegas mengambil keputusan soal vaksin. Jika vaksin yang sebelumnya tidak cukup manjur, segera sediakan vaksin yang lebih baik. Kemudian percepatan vaksinasi di kota dan di desa atau daerah ekstrem menurutnya harus menjadi prioritas.
"Banyak yang sudah divaksin tetap terpapar varian baru virus ini. Jika vaksin yang sebelumnya digunakan dianggap kurang bagus, pemerintah tak perlu ragu menghadirkan vaksin yang ‘cespleng’ demi melindungi rakyat. Kemudian lakukan prioritas percepatan vaksinasi di kota dan di desa atau daerah ekstrim. Sehingga kita bisa hidup normal lagi seperti negara lain, seperti beberapa negara di Eropa, misalnya," tandas dia.
Baca juga:
Politisi PKB Anggap Ibas Berlebihan Khawatir Indonesia Gagal Tangani Covid-19
Demokrat: Di Bawah Ibas, Kami Sejak Awal Terjun Langsung Bantu Rakyat Susah
PKB Respons Ibas soal Covid-19: Tidak Ada Gunanya Menebar Mimpi Buruk
PPP Kritik 'Duo Pangeran' Demokrat yang Tebar Pesimisme Soal Penanganan Covid-19
Politisi PDIP Respons Kritik Ibas: Kita Catat Sebagai Masukan dan Cambuk Kerja Keras
Ibas Sebut Negara Gagal, Gerindra Nilai Penanganan Covid Sudah On The Track