PDIP: Tri Rismaharini gambaran kepemimpinan yang merakyat
Risma memberikan gagasan besar bahwa sebuah daerah akan maju bila kegembiraan rakyat hadir dalam kerja kota.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dinilai memiliki sentuhan politik dalam wajah kerakyatan. Wajah penuh nilai-nilai kemanusiaan yang mengintegrasikan harapan rakyat dengan keputusan politik yang diambilnya.
"Surabaya menjadi contoh kepemimpinan yang menjadikan wong cilik sebagai sumber inspirasi, melalui sentuhan manajemen modern berbasiskan IT, dan Risma memiliki disiplin tinggi untuk bergerak ke bawah bersama rakyat. Itulah napas kepemimpinan Risma sehingga Surabaya hadir sebagai kota yang indah, penuh dengan ruang publik hijau," ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat membedah buktu berjudul 'Merajut Kemelut: Risma, PDI Perjuangan dan Pilkada Surabaya', di Universitas Airlangga Surabaya, Senin, (11/4).
Selain Hasto, hadir juga pakar politik FISIP Unair Priyatmoko dalam bedah buku yang digelar Departemen Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Buku ditulis wartawan LKBN Antara Abdul Hakim bersama politisi PDIP Surabaya Didik Prasetiyono. Wali Kota Tri Rismaharini berhalangan hadir dalam acara ini.
"Risma merombak tatanan kerja birokratis menjadi sederhana yang melayani publik dan kepemimpinan yang membangun peradaban karena fokus perhatian Risma pada wong cilik. Demikian halnya Risma mampu menghadapi fakta-fakta yang brutal sekalipun, dan tetap memilih langkah membangun organisasi," papar Hasto.
Hasto juga menambahkan Risma juga mengajarkan tiga hal yaitu ahli dalam menata kota dengan ruang terbuka dan kemanusiaan, terbuka dalam manajemen proyek dan pengadaan daerah karena sistem e-lelang serta menyatukan ruang batin rakyat dengan pemerintahan daerah.
-
Di mana Rakernas PDIP diadakan? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Apa yang dilakukan anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta saat rapat paripurna? Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Cinta Mega kedapatan tengah bermain game slot saat rapat paripurna penyampaian pidato Penjabat (Pj) Gubernur terhadap Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2022 di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis (20/7).
-
Kapan PDRI dibentuk di Sumatera Barat? Mengutip situs esi.kemdikbud.go.id, pemerintah darurat ini berhasil berdiri pada 22 Desember 1948 di Halaban, sebuah daerah di Lima Puluh Kota.
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui di Rakernas PDIP? Ganjar tiba di lokasi pukul 13.27 WIB dengan mengenakan pakaian serba merah sambil membawa gambar Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden pertama RI, Soekarno.
-
Apa tujuan utama PDRI di Sumatera Barat? Terbentuknya PDRI ini untuk koordinasi pemerintahan, melanjutkan perang gerilya, kemudian memupuk semangat perjuangan rakyat.
-
Kenapa PSU DPD RI Sumbar dilakukan? Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat (Sumbar) umumkan hasil Pemunguntan Suara Ulang (PSU) DPD RI daerah pemilihan Sumbar.
sekjen PDIP bertemu Tri Rismaharini ©2016 Merdeka.com/istimewa
Ditambahkannya, Risma memberikan gagasan besar bahwa sebuah daerah akan maju bila kegembiraan rakyat hadir dalam kerja kota, dalam kerja kerja negara sehingga terbentuklah apa yang disebut integralisme batin rakyat dan pemerintah. Menurut Hasto, Risma mengajarkan bahwa ekonomi Indonesia tidak boleh semata mata diberikan pada korporasi tapi diberikan kepada kaum Marhaen, ekonomi marhaen adalah ekonomi UMKM. Risma peduli untuk membangun ekonomi rakyat berbasis UMKM di kota Surabaya.
"Bu Risma akan selalu hadir di hati rakyat karena bekerja dengan rasa cinta, bekerja dengan ketulusan. Bu Risma bisa dikatakan hadiah berarti untuk Indonesia Raya," pungkas Hasto.
Sementara, Priyatmoko dalam membahas buku tersebut menggambarkan bagaimana kehadiran Risma sebagai anomali dalam demokrasi.
"Kami sering mengkritisi model demokrasi partai yang sentralistik, namun Risma lahir dalam model kepartaian seperti itu. Tanpa adanya Megawati yang menjadi pemimpin sentral PDIP, niscaya Risma tidak lahir. Sebab keputusan Risma saat itu adalah keputusan dari atas," ucapnya.
Hasto mengatakan PDIP sebagai partai yang terus menerus memperbaiki diri, selalu membuka ruang bagi terbitnya buku-buku politik sebagai karya ilmiah populer untuk menjabarkan tradisi politik yang membangun peradaban. Dengan menggunakan model kepemimpinan sebagaimana dikaji oleh Jim Collins dalam Buku Good to Great yang kemudian dilengkapi dengan Great by Choice, Hasto menegaskan watak kepemimpinan Risma yang merumuskan visi atas dasar kolektivitas 'pemerintahan' yang dipimpinnya.
Baca juga:
Risma curhat pada warga, ditawari jadi menteri Jokowi dan Pilgub DKI
Risma nasihati peserta UN jangan gugup mengerjakan soal ujian
Ketika Risma berani menolak tawaran Megawati
Surabaya banjir, Risma semprot pekerja proyek dan PLN karena teledor
Tak kantongi HO dan IMB, Risma akan usir pabrik-pabrik 'nakal'
Biar mudah, Risma akan luncurkan layanan publik berbasis aplikasi
Pemerintah pusat diminta tak 'cawe-cawe' urusi Terminal Bungurasih