Pemilu Secara Serentak Dianggap Langkah Terlalu Berani
Pemilu secara serentak menurut mantan politisi Golkar itu juga berdampak pada kepahaman masyarakat saat memberikan suara mereka di bilik suara. Saat Priyo bersosialisasi, banyak masyarakat mengaku ribet dan tidak paham perbedaan surat suara yang akan mereka berikan suara.
Sekretaris Jenderal Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso menilai penyelenggaraan pemilu secara serentak merupakan langkah terlalu berani. Sebab terdapat ketimpangan porsi antara pemilihan presiden dan legislatif. Menurutnya, jelang perhelatan Pemilu 17 April, masyarakat cenderung membahas pilpres ketimbang pileg.
"Adalah langkah terlalu berani pemilu secara serentak, pileg tenggelam. Enggak ada guna kita bicara. Seperti tenggelam dalam hiruk pikuk pembicaraan lautan pilpres," kata Priyo, Sabtu (23/2).
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Partai apa yang menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
Pemilu secara serentak menurut mantan politisi Golkar itu juga berdampak pada kepahaman masyarakat saat memberikan suara mereka di bilik suara. Saat Priyo bersosialisasi, banyak masyarakat mengaku ribet dan tidak paham perbedaan surat suara yang akan mereka berikan suara.
Senada dengan Priyo, Ketua Dewan Pengurus Wilayah PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo atau akrab disapa Eko Patrio, mengamini euforia yang terjadi saat ini adalah pilpres ketimbang pileg. Dia khawatir kurangnya sosialisasi kepada masyarakat akan berdampak terhadap kualitas para legislatif terpilih, termasuk potensi kecurangan dan politik uang.
"Saya lihatnya memang euforianya pilpres. Masyarakat lebih terkonsen di sini (pilpres) sebenarnya ini menjadi pr juga, orang akan milih presiden saja nanti DPR tingkat 1, 2 tidak maksimal," ujar Eko.
Apalagi, saat penghitungan suara terlebih dahulu untuk pilpres. Mantan pelawak yang tergabung klub Patrio ini mengusulkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) mendahulukan penghitungan suara terhadap legislatif ketimbang Presiden-Wakil Presiden.
"Problem pelaksanaan hari H hitung suara pilpres lebih dulu ini lebih bahaya. Pada saat sudah penghitungan pilpres mudah-mudahan aman. Kalau rusuh itu masalah lagi, kalau bisa hitung suara sudah mulai direnungkan lagi bisa enggak (penghitungan suara) pilpres di akhir saja," ucapnya.
Baca juga:
Anggota DPR Curhat Pemilu Legislatif Minim Perhatian Masyarakat
'Pilih Capres yang Paling Sedikit Buruknya, Jangan Golput'
Saat Pemilu Serentak Tenggelamkan Pamor Caleg dan Parpol
Pemerintah Diminta Genjot Revitalisasi Pasar Rakyat, Perpendek Rantai Distribusi
Ridwan Kamil Yakin Jokowi-Ma'ruf Amin Unggul di Jawa Barat
APK Jokowi-Ma'ruf Dirusak di Situbondo, TKN Ungkit Kasus Obor Rakyat