Politik kutu loncat ala Hary Tanoe hingga bikin partai sendiri
Sebagai pengusaha yang baru terjun di dunia politik, sepertinya Hary Tanoe selalu terjungkal di dunia barunya itu.
Pengusaha muda Hary Tanoesoedibjo masuk ke dunia politik sekitar bulan Oktober 2011. Walaupun baru masuk ke dalam dunia politik, Hary Tanoe sudah beberapa kali pindah partai alias kutu loncat.
Sebagai pengusaha yang baru terjun di dunia politik, sepertinya Hary Tanoe selalu terjungkal di dunia barunya itu. Tidak cocok dengan satu partai atau ada masalah, dia keluar dan masuk partai yang baru.
Terakhir, jauh-jauh hari, Hary Tanoe memang memiliki rencana ingin mengubah Ormas Perindo menjadi partai politik. Sebab, dia merasa tidak puas dengan keadaan bangsa ini yang tidak berubah.
Berikut perjalanan politik kutu loncat ala Hary Tanoe:
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Airlangga Hartarto dengan Ormas Hasta Karya? Ketum MKGR menambahkan, dalam pertemuan dengan Airlangga, banyak arahan dan strategi yang dibagikan Ketum Golkar itu kepada seluruh pimpinan ormas yang dimiliki partai bernomor urut 4 di Pemilu 2024 ini.
-
Di mana Pak Haryono tinggal? Ia tinggal menetap pada salah satu lorong goa itu.
-
Kenapa Ormas Hasta Karya mendukung kepemimpinan Airlangga Hartarto? Ormas Hasta Karya siap mengawal seluruh keputusan yang nantinya akan diambil Airlangga terkait Pemilu 2024
-
Siapa yang memimpin Ormas Hasta Karya? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Siapa kekasih Rio Haryanto? Incess sengaja merekam saat Rio bersama kekasihnya, Athina Papadimitriou.
-
Kapan Robert Budi Hartono dan saudaranya menjadi orang terkaya di Indonesia? Pada tahun 2023 ini Hartono bersaudara meraih predikat orang terkaya pertama di Indonesia menurut Forbes, dengan total kekayaan sebesar 47,7 miliar dolar AS.
Gabung Surya Paloh di Partai NasDem
Hary Tanoe juga pernah bergabung dengan Partai NasDem. Bos MNC itu secara resmi bergabung dengan NasDem pada 9 Oktober 2011. Di NasDem, Hary Tanoe menduduki posisi sebagai Ketua Dewan Pakar dan juga Wakil Ketua Majelis Nasional.
Kebersamaan Hary Tanoe dengan NasDem juga tak lama. Hanya sekitar satu tahun bergabung, Hary Tanoe memilih keluar dari NasDem, tepatnya pada 21 Januari 2013. Saat itu Hary Tonoe memilih mundur karena konflik dengan Surya Paloh yang saat itu memutuskan maju sebagai Ketua Umum Partai NasDem .
Hary menolak bercerita soal alasan detail keluarnya ia dari NasDem. Menurut kabar yang beredar, ia ada konflik dengan Surya Paloh. "Saya menganggap NasDem tidak bisa lagi menyalurkan idealisme," kata Hary Tanoe.
Merapat ke Wiranto di Partai Hanura
Setelah keluar dari Partai NasDem, Hary Tanoesoedibjo resmi bergabung dengan Partai Hanura pada tanggal 17 Februari 2013. Hal ini disampaikan di kantor DPP Partai Hanura di Jl. Tanjung Karang, Jakarta, dan langsung menduduki posisi Ketua Dewan Pertimbangan.
Ia selanjutnya menjabat Ketua Bapilu Partai Hanura dan Calon Wakil Presiden dari Hanura berpasangan dengan Wiranto. Namun, nasib belum berpihak lantaran Partai Hanura tidak bisa mengusung capres dan wapresnya sendiri.
Pasangan Wiranto - Hary Tanoesoedibjo (WIN-HT) akhirnya memilih bercerai. Hary Tanoe memutuskan mundur dari Hanura setelah tidak cocok lagi dengan keputusan politik Wiranto yang lebih memilih bergabung dengan kubu Jokowi dalam Pilpres 2014.
Deklarasi Partai Perindo
Bos MNC Grup Hary Tanoesoedibjo mendeklarasikan ormas miliknya menjadi partai yakni Persatuan Indonesia (Perindo) di Gedung Hall Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (7/2). Pimpinan Koalisi Merah Putih (KMP) dan sejumlah politikus menghadiri acara deklarasi itu.
Pimpinan KMP yang menghadiri adalah Ketua DPP PAN Hatta Rajasa, Ketua DPP Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie, Ketua DPP PPP versi Muktamar Jakarta Djan Faridz, dan Presiden PKS Anis Matta. Selain itu, tampak hadir pula Ketua DPP Hanura Wiranto, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua DPR Setya Novanto dan Menteri Perindustrian Saleh Husin.
Hary Tanoesoedibjo yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Perindo mengatakan partainya akan mendukung koalisi yang lebih mengutamakan kepentingan rakyat. Baik itu Koalisi Merah Putih (KMP) ataupun Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
"Saya rasa berjuang untuk Indonesia sejahtera harus dipisahkan. Kalau KMP bagus untuk kepentingan rakyat pasti kita akan mendukung mereka. Tapi kalau KIH bagus mendukung rakyat harus kita dukung juga. Apapun yang baik dan bermanfaat bangsa, pasti akan didukung parpol," kata Hary Tanoe.