Populi Center: Awal Oktober, elektabilitas Jokowi dan Prabowo stagnan
Dalam survei Populi Center teranyar, 23 September - 1 Oktober 2018, Jokowi-Ma'ruf mendapatkan elektabilitas sebesar 56,3 persen, lawannya yakni Prabowo-Sandiaga sebesar 30,9 persen.
Elektabilitas capres petahana Joko Widodo dan Ma'ruf Amin masih unggul dibandingkan lawannya pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Dalam survei Populi Center teranyar, 23 September - 1 Oktober 2018, Jokowi-Ma'ruf mendapatkan elektabilitas sebesar 56,3 persen, lawannya yakni Prabowo-Sandiaga sebesar 30,9 persen.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Menurut Direktur Eksekutif Populi Center Usep S Ahyar, elektabilitas keduanya cenderung stagnan. Pada bulan Agustus Jokowi-Ma'ruf berada di angka 55,1 persen, sementara Prabowo-Sandiaga di angka 30,3 persen.
"Angka ini cenderung stagnan karena masih dalam rentang margin of error," ujar Usep di Jakarta, Rabu (24/10).
Survei ini melibatkan 1.470 responden yang dipilih secara acak (multistage random sampling). Survei memiliki margin of error 2,53 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sementara, jika dibedah head-to-head antara kedua caprs, angkanya tak begitu berubah jauh. Jokowi unggul di angka 55,3 persen, dibandingkan Prabowo di 29,1 persen.
Tingkat kemantapan pemilih juga cukup tinggi. Pemilih yang masih bisa berubah pilihan berada di angka 12,1 persen, menurun dari 13,4 persen di bulan Agustus, dan tidak menjawab 12,7 persen.
"Jumlah masyarakat yang telah mantap dengan pilihannya sedikit meningkat dari 72,6 persen di bulan Agustus menjadi 75,2 persen," jelas Usep.
Adapun alasan memilih pasangan capres-cawapres lebih banyak dipengaruhi faktor capres. Faktor kesukaan dengan figur capres di nomor satu dengan angka 45,9 persen. Kedua adalah kompetensi menyelesaikan masalah ekonomi di angka 15,4 persen, ketiga figur cawapres 6,4 persen. Faktor lainnya adalah dekat dengan ulama (5,9 persen), mampu menciptakan stabilitas politik (4,9 persen) dan suka partai pengusung (2,7 persen).
"Mayoritas masyarakat menyatakan bahwa alasan utama dalam memilih pasangan Capres dan Cawapres adalah karena suka dengan figur Presiden," kata Usep.
Baca juga:
Soal politisi 'sontoloyo', Gerindra duga Jokowi lagi stres & tertekan
Prabowo: Kita bisa swasembada pangan, tapi elite cari untung dari impor
Tim Jokowi-Ma'ruf ngaku masih hitung laporan dana kampanye bulanan
Prabowo depan anak-anak: Minum susu setiap hari, enggak boleh satu ya, dua ya
Prabowo ngaku saat kecil tak suka minum susu makanya lebih pendek dari adik
PSI ancam polisikan Waketum Gerindra soal ucapan tim Jokowi kebagian suap Meikarta
Prabowo hadiri acara gerakan emak dan anak minum susu di Klender