Potensi Jual Beli Suara Akan Meningkat di Pilkada 2020
Hal itu disebabkan dampak Covid-19 yang membuat ekonomi masyarakat sulit atau penurunan pendapatan.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan, menganalisa potensi politik uang di Pilkada 2020 akan meningkat. Hal itu disebabkan dampak Covid-19 yang membuat ekonomi masyarakat sulit atau penurunan pendapatan.
"Dari bulan Mei sampe dengan Oktober 2020, kalau lembaga survei bertanya ke masyarakat secara nasional bagaimana tingkat pendapatan rumah tangga Anda? 70 persen mengatakan pendapatan rumah tangga kami turun, dari 70 persen itu turunnya banyak sekali," katanya dalam diskusi potensi dan jalan keluar dari kerawanan Pilkada 2020, Selasa (17/11).
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
-
Kenapa Pilkada tahun 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Pilkada di tahun tersebut dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat untuk menjaga keselamatan peserta dan pemilih.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Mengapa Pilkada 2020 disebut sebagai momen penting dalam demokrasi Indonesia? Pilkada Serentak 2020 menjadi salah satu momen penting dalam demokrasi Indonesia, meskipun dilaksanakan di tengah tantangan pandemi.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
Dia menambahkan, riset-riset terkait pilkada 2020 di berbagai daerah menunjukkan hal serupa. Artinya, masyarakat sedang susah dan mengharapkan sesuatu.
"Itu artinya potensi untuk makin tolerannya masyarakat terhadap jual beli suara dan potensi makin tergodanya para kandidat untuk menggunakan uang dalam proses pilkada itu sangat besar," ujarnya.
Djayadi menuturkan, riset LSI di berbagai daerah menunjukkan ada tren peningkatan toleransi masyarakat terhadap politik uang. Dalam survei-survei nasional sering ditemukan bahwa toleransi masyarakat terhadap politik uang di angka 30 persen.
Tetapi, lanjut dia, sekarang di banyak daerah angka tersebut justru meningkat. Bahkan, ada daerah yang toleransi terhadap politik uangnya hingga di angka 80 persen.
"Untuk Pilkada ini, biasanya yang sebelumnya itu ya 30-an persen, ini di atas 50 bahkan sampai 80 persen, artinya kandidatnya juga harus siap siap dengan ledakan politik uang dan penyelenggara pemilu harus siap-siap juga," tandasnya.
Baca juga:
Debat Publik Pilwalkot Makassar Jilid 2 Tetap Digelar di Jakarta
Jokowi Dilarang Gibran Pulang ke Solo Selama Pilkada
Dipasang di Zona Terlarang, 260 APK Milik Gibran-Teguh dan Bajo Dibongkar Satpol PP
Kampanye Virtual Kurang Diminati, Bawaslu Minta Peserta Pilkada Ciptakan Inovasi
Diproduksi di Jatim, Logistik Pilkada Makassar Mulai Berdatangan
Khawatir bakal Banyak Warga Golput, Gibran Minta Golkar All Out