Prabowo Dinilai Lebih 'Maknyus' jika Seiring Sejalan dengan PDIP ketimbang Jokowi
Pengamat politik Ari Junaedi menilai, pemerintahan Prabowo akan lebih 'maknyus' jika sejalan dengan PDIP ketimbang dengan Jokowi.
Kabar komunikasi yang terjalin antara Presiden Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri baru-baru ini, memunculkan beragam analisis.
Terlebih di satu sisi, nama Presiden ketujuh Indonesia Joko Widodo (Jokowi) masih belum lepas dari bayang-bayang kabinet Prabowo, melalui sejumlah menteri yang disebut terafiliasi.
- AHY soal PDIP Merapat Penerintahan Prabowo: Kami Serahkan Penuh ke Prabowo
- Prabowo: Sekarang Tidak Boleh Nyindir-Nyindir Lagi, Jangan Ada yang Sebut Angka 11
- Pramono Maju Cagub Jakarta, Jokowi: Langsung Izin ke Saya dan Pasti Sudah Ada Kalkulasi Politiknya
- Soal Pilkada, Prabowo Tak Ada Masalah Siapapun yang Dipilih: Pak Jokowi Tidak Ada Nitip-nitip
Pengamat politik Ari Junaedi menilai, pemerintahan Prabowo akan lebih 'maknyus' jika sejalan dengan PDIP ketimbang dengan Jokowi. Analisis ini dilandaskan pada sejumlah alasan.
"Prabowo dan Gerindra akan lebih 'maknyus' jika seiring sejalan dengan PDIP ketimbang Jokowi yang tidak punya partai dan terus menimbulkan resistensi politik dari publik," kata Ari saat dihubungi merdeka.com, Rabu (15/1).
Menurut Ari, resistensi yang timbul dari Jokowi salah satunya perihal polemik masuknya nama dia dalam nominasi tokoh terkorup versi organisasi internasional.
"Terkini adalah masuknya nama Jokowi sebagai nomine tokoh terkorup versi OCCRP," imbuh Ari.
Ari lantas membandingkan dengan PDIP, meski saat ini partai pimpinan Megawati juga tidak lepas dari sorotan masalah korupsi dengan ditetapkannya Sekjen Hasto Kristiyanto sebagai tersangak di KPK, namun secara kepartaian, presitasi PDIP menang di sejumlah Pilkada tidak bisa dipandang remeh.
"Dengan kekuatan peta kemenangan PDIP di 254 Pilkada 2024, kepala daerah asal PDIP menjadi penentu kesuksesan program-program Asta Cita Presiden Prabowo terutama makan bergizi gratis atau MBG," jelasnya.
Ari yakin Prabowo merupakan pemimpin yang tidak bisa 'didikte' oleh siapapun, termasuk Jokowi.
"Jangankan pengaruh tokoh dalam negeri sekaliber Jokowi yang mengajaknya masuk kabinet usai dua kali kalah di pilpres 2014 dan 2019, Prabowo pun tidak tunduk terhadap tekanan asing," beber Ari.
Selain itu, Ari menilai, pengaruh Jokowi akan dikatakan hilang jika menteri-menteri yang diendorse Jokowi dicopot dari kabinet Prabowo.
"Pengaruh anasir-anasir Jokowi di pemerintahan Prabowo dikatakan melemah bahkan hilang jika menteri-menteri yamg diendors Jokowi direshuflle atau dicopot dari kabinet Merah Putih oleh Prabowo, seperti Budi Ari Setiadi atau Maruarar Sirait," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, Megawati menegaskan hubungan baiknya dengan Prabowo. Hal itu dia sampaikan saat berpidato di pembukaan HUT PDIP di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Megawati mengungkapkan hal tersebut untuk membantah kabar negatif yang berkembang terkait pasca Pilpres 2024.
Bahkan beredar kabar jika keduanya akan melakukan pertemuan langsung dalam waktu dekat.