Prabowo ‘Larang’ Buruh Tuntut Kenaikan Upah, Jubir Anies: Bukti Tak Mengerti Buruh
Juru Bicara Anies Baswedan, Surya Tjandra menilai, Capres Prabowo Subianto tak memperlihatkan rasa empati kepada kehidupan buruh.
Juru Bicara Anies Baswedan, Surya Tjandra menilai, Capres Prabowo Subianto tak memperlihatkan rasa empati kepada kehidupan buruh
Prabowo ‘Larang’ Buruh Tuntut Kenaikan Upah, Jubir Anies: Bukti Tak Mengerti Buruh
Juru Bicara Anies Baswedan, Surya Tjandra menilai, Capres Prabowo Subianto tak memperlihatkan rasa empati kepada kehidupan buruh.
Pernyataan ini menanggapi pidato Prabowo yang melarang buruh menuntut kenaikan upah karena dapat mencekik pengusaha.
Menurut Surya, buruh adalah kalangan yang paling rentan jatuh miskin.
- Prabowo Jenguk Korban Erupsi Marapi, Tengok Dapur Umum dan Beri Santunan
- Prabowo Minta Tak Banyak Tuntut Upah Naik, Buruh: Gaji Kecil, Daya Beli juga Makin Rendah
- Keras, Kubu Anies Tantang Prabowo: Kalau Jantan Ganti Gibran!
- Prabowo Ungkit Hary Tanoe Sudah Beri Dukungan Sebagai Capres, Tapi Berubah Haluan Ke Ganjar
“Ini membuktikan Prabowo tidak mengerti dan tidak peduli pada buruh yang sesungguhnya hidupnya sangat rawan saat ini. Mereka ini situasinya paling rentan, tertimpa situasi sedikit saja bisa langsung jatuh miskin,” kata Surya.
Padahal, kata Surya, kaum buruh yang telah menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sehingga masih bisa tumbuh di atas 5 persen melalui konsumsi dan daya beli yang dimiliki meski terbatas.
Menurut Surya, beberapa waktu terakhir adalah momen di mana tekanan terberat mendera para buruh dalam sejarah negeri ini.
Tekanan Kaum Buruh
Surya menyebutkan, tekanan beruntun terhadap kaum buruh dimulai sejak pandemi Covid-19. Berdampak PHK di segala sektor, hingga pada lahirnya UU Cipta Kerja yang mengancam keamanan kerja para buruh.
Oleh karenanya, mantan Wakil Menteri ATR/BPN mengatakan, buruh harus dijaga daya belinya. Karena kontribusi mereka yang signifikan terhadap pertumbuhan konsumsi agregat.
"Konsumsi agregat berkontribusi sebesar 52 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Upah buruh di Indonesia relatif rendah dari total biaya produksi. Menurut hasil survei Bank Dunia, komponen gaji karyawan hanya 9-12 persen dari total biaya produksi,"
Jubir Anies Baswedan, Surya Tjandra
Surya menambahkan, pendekatan pembangunan pemerintah saat ini, sebagaimana dibela Prabowo, justru mengeluarkan kelas menengah ini, termasuk buruh, dari perhatian.
Padahal, ujar Surya, upah layak bagi buruh adalah pintu masuk untuk mendorong percepatan peluang menuju Indonesia Emas 2024.
“Sampai saat ini, kita belum sungguh-sungguh berupaya memperbaiki indikator menjadi negara berpendapatan menengah atas, seperti pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan pemerataan pendapatan”, ujar Surya.
Surya melihat justru UU itu mendorong ekspansi bisnis yang menyingkirkan rakyat dari ruang hidupnya, juga merusak lingkungan secara besar-besaran.
“Kenyataannya pengangguran justru makin meningkat sekarang ini. Saya jadi ragu Prabowo ini paham situasi di lapangan atau tidak. Tawarannya cenderung mengambang dan agak blunder, setidaknya di soal buruh ini,” pungkas Surya Tjandra.
Pernyataan Prabowo
Sebelumnya, Prabowo mengungkapkan pemikirannya terkait buruh yang setiap tahun selalu menuntut pengusaha menaikkan upah minimum.
Prabowo meminta buruh untuk tak selalu menuntut pengusaha menaikkan upah mereka.
Terutama ketika perusahaan tempat mereka bekerja sedang tidak untung.
"Jangan kau tuntut pengusaha (naikkan upah), kalau tidak untung. Jangan mencoba mencekik pengusaha, kalau pengusaha ditekan dia bisa pindah ke negara lain," kata Prabowo di acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (8/11).
Janji Prabowo
Sebagai kompensasi kenaikan upah minimum, Prabowo mengatakan, kalau terpilih menjadi presiden dalam Pilpres 2024, ia akan memberikan sejumlah subsidi kepada para buruh.
Antara lain subsidi BBM, biaya kesehatan, biaya sekolah, hingga makan siang gratis.