Ramai-ramai meragukan kemampuan Rano Karno pimpin Banten
Sosok Rano selama ini cuma populer tapi kepemimpinannya tidak terlihat.
Wakil Gubernur Banten Rano Karno tinggal menunggu waktu untuk sepenuhnya menjalankan tugas menggantikan Gubernur Ratu Atut Chosiyah yang kini mendekam di Rutan Pondok Bambu. Jika Atut menjadi terdakwa, otomatis dia akan diberhentikan dan Rano akan menjadi pelaksana tugas Gubernur.
Kapan Rano akan menjadi Plt gubernur, semua tergantung seberapa cepat KPK memproses kasus suap pengurusan sengketa Pilkada Lebak di Mahkamah Konstitusi yang menjadikan Atut tersangka bersama adiknya, Tubagus Chaeri Wardana. Jika jaksa KPK telah melimpahkan kasus ke Pengadilan Tipikor, maka status Atut akan menjadi terdakwa.
Dan berdasarkan Undang-undang 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah (Pemda) dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6/2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan, pemberhentian kepala daerah, bahwa kepala daerah baru dapat dinonaktifkan apabila sudah berstatus terdakwa.
Namun suara-suara penolakan terhadap kemampuan Rano Karno untuk memimpin Banten makin kencang. Pemeran Si Doel itu dinilai tidak memiliki leadership dan prestasi yang menonjol selama menjadi wakil bupati Tangerang dan menjadi wagub Banten. Cibiran bahkan datang dari kalangan internal PDIP sendiri.
Berikut suara-suara yang meragukan kemampuan Rano Karno:
-
Kapan Dewan Banteng resmi dibentuk? Sebanyak 612 anggota aktif dan pensiunan menyetujui pembentukan Dewan Banteng ini yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein. Dewan Banteng resmi terbentuk pada tanggal 25 November 1956.
-
Di mana situs Banten Girang berada? Lalu, ada juga situs Banten Girang yang berbentuk gua dan merupakan peninggalan Kerajaan Sunda saat masih menguasai Banten, sebelum berdirinya Kesultanan Surosowan tahun 932 dan 1030 masehi.
-
Kapan Raden Adipati Djojoadiningrat menjabat sebagai Bupati Rembang? Mengutip laman Potolawas, Raden Adipati Djojoadiningrat diketahui menjabat sebagai Bupati Rembang ke-7.
-
Apa yang dilakukan Ratna Sarumpaet saat melakukan kunjungan sosial di Sintang, Kalimantan Barat? Pada 1992 ia juga berkunjung ke Sintang, Kalimantan Barat dan menjalankan misi sosial. Ia juga berfoto di dalam rumah adat Dayak bersama anak-anak di sana.
-
Di mana patung banteng tersebut ditemukan? Menurut keterangan Kementerian Kebudayaan Yunani, arkeolog menemukan patung ini di dekat sebuah kuil.
-
Kapan Dewi Khotijah dibunuh? Saat ia sedang salat, para punggawa kerajaan menyerangnya dengan tombak dan keris.
Ribka: Rakyat Banten 12 juta, bukan 5 orang
Meski berasal dari partai yang sama, Ribka Tjiptaning bersuara keras terhadap Rano Karno. Sebab, Rano dinilainya tidak pro terhadap rakyat dan partai.
Menurut dia, hal itu dapat dilihat dari beberapa kota di Banten. "Gak usah jauh-jauh, di Kota Serang sendiri kemiskinan makin naik, rumah sakit masih menolak pasien, sekolah-sekolah roboh. Di Lebak masih banyak yang pakai jerami atapnya, kayak di Papua. Padahal gak jauh dari ibu kota," cetus Ketua PDIP Banten itu sebelum acara 'Peringatan Hari Ibu' di GOR Otista, Jakarta Timur, Minggu (22/12).
Namun, kritikan pedas Ribka bukan tanpa alasan. Dia mengaku hal itu sebagai ungkapan rasa sayangnya kepada Rano. "Saya itu sayang sama Rano. Daripada Rano nanti dikritisi orang lain mending saya kakak perjuangannya," kata mantan ketua DPD Tangerang tersebut.
Selain itu, Ribka juga berpesan kepada Rano agar tetap konsisten memimpin. Sebab, yang dihadapinya itu belasan juta orang. "Rano yang kamu hadapi itu 12 juta rakyat loh. Bukan keluarga Si Doel yang cuma lima orang," tegasnya.
Topik pilihan: Adik Atut Ditangkap | Akil Ditangkap
Rano populer tapi miskin prestasi
Direktur Lembaga Kajian dan Survei Nusantara (Laksnu) Gugus Joko Waskito mempertanyakan kemampuan Rano Karno menjadi pemimpin di Banten dan menghadapi kekuatan-kekuatan dinasti yang masih bercokol di Banten.
"Selama jadi Wakil Bupati Tangerang, Rano Karno terhitung tidak punya cukup prestasi. Tidak ada kiprah ataupun gebrakan signifikan," kata Gugus.
Menurut Gugus, Rano dipilih Atut untuk mendampinginya karena butuh figur populer untuk menghadapi Cagub Banten Wahidin Halim yang cukup memiliki pendukung kuat di wilayah Tangerang. "Kepopulerannya ternyata tidak bisa dijadikan modal positif oleh Rano untuk membuat gebrakan di Banten," ujarnya.
Gugus melanjutkan, kedekatan Rano dengan Megawati dimanfaatkan dengan piawai. Tapi pilihan Mega kepada Rano tidak secerdas ketika Mega memilih Jokowi, Risma dan Ganjar Pranowo. "Saya termasuk bagian yang pesimistis terhadap kemampuan Rano. Pendapat saya tersebut menyangkut mental dan karakter yang bersangkutan. Rano bukan leader," katanya.
Topik pilihan: Adik Atut Ditangkap | Akil Ditangkap
Prestasi dan leadership Rano tidak menonjol
Pengamat politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten, Ikhsan Ahmad mengamini pendapat jika Rano Karno saat dilamar menjadi pendamping Atut karena alasan popularitasnya, bukan kemampuan.
"Artinya ketika Rano menggantikan posisi Bu Atut nanti tidak akan mempunyai banyak pilihan, berada dalam lingkar birokrasi yang telah terbina dan loyal secara politis kepada Bu Atut. Kemungkinan Rano membawa gerbong PDIP itu ada, namun tidak akan sangat signifikan. Rano sendiri belum memiliki prestasi yang menonjol pada bidang leadership, birokrasi, apalagi pembangunan dengan persoalan yang kompleks," ujarnya.
Dia menilai, Rano Karno bukan politikus yang mengakar di PDIP. "Prestasi di bidang film tidak linier dengan politik, secara simbol politik Rano dalam benak masyarakat Banten adalah Si Doel Anak Betawi yang memiliki gap culture dengan akar persoalan budaya Banten," kata Ikhsan.
Topik pilihan: Adik Atut Ditangkap | Akil Ditangkap
Rano datang ke Banten sebagai artis bukan wagub
Selama menjabat Wakil Gubernur Banten, Rano Karno tidak terlihat kinerjanya. Apalagi Rano sempat mengeluhkan kewenangannya yang dikebiri Atut dan pernah berniat mundur.
Hal tersebut diungkapkan oleh aktivis mahasiswa Soedirman 30, Nedi. "Rano tidak pernah ada kerja yang dilakukan tidak pernah ada poin. Tidak ada bentuk kerja nyata sebagai wagub," ujarnya.
Nedi juga mengungkapkan bahwa, kedatangan Rano ke Banten hanya sebagai artis yang ditimang oleh Ratu Atut untuk mendongkrak suaranya pada pemilukada kemarin.
"Rano itu datang ke Banten sebagai artis bukan sebagai wagub, dan hanya untuk pendongkrak suara atut pada pemilukada kemarin, jelas pasti berpengaruh pada pekerjaannya," kata Nedi.
Nedi juga menilai hingga kini belum ada yang dilakukan secara nyata oleh Rano Karno sebagai wakil gubernur Banten untuk masyarakat. "Dia artis. Kinerja dia sebagai wagub juga tidak ada kinerja yang ditunjukkan. Dibandingkan dengan Deddy Mizwar ada kerja sebagai wagub yang dilakukan seperti kesenian dibawa ke Eropa. Jadi harus tetap diawasi kinerjanya," tegas Nedi.
Baca juga:
5 Nestapa Ratu Atut di sel Pondok Bambu
Ratu Atut batal nikmati nasi goreng kiriman keluarga
4 Derita rakyat Banten
KPK: Pencucian uang Atut siap dibongkar
Anggie dan Atut masih jadi ratu dalam sel