Rieke: Kenaikan BBM pil pahit untuk rakyat
"Tapi tentu saja kita berharap pil pahit ini tidak menjadi racun atau bisa yang mematikan tetapi seperti jamu."
Politikus PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka menyatakan kenaikan harga BBM merupakan kebijakan yang memberatkan rakyat. Tetapi hal ini sudah terlanjur diputuskan oleh pemerintah.
"Kenaikan harga BBM jadi keputusan pemerintah, tentu saja ini kita ketahui menjadi pil pahit. Mau tidak mau kita harus akui ini menjadi pil pahit untuk rakyat," kata Rieke di kompleks parlemen Senayan Jakarta, Selasa (17/11).
Menurutnya, pemerintah harus bersiap atas dampak dari pencabutan subsidi BBM ini. Dia pun berharap kebijakan pengalihan subsidi BBM dapat mendorong kemandirian energi di Indonesia.
"Ada persoalan dampak juga yang harus diperhitungkan. Tapi tentu saja kita berharap pil pahit ini tidak menjadi racun atau bisa yang mematikan tetapi seperti jamu kemudian memberikan kesehatan ekonomi dan tentu saja sebagai upaya untuk menuju kedaulatan energi," terang dia.
Selain itu, dia mengungkapkan sejumlah daerah akan menaikkan upah minimum provinsi (UMP) guna mendorong daya beli masyarakat. Hal itu juga sebagai respon atas kenaikan harga BBM saat ini.
"Karena itu dukungan pemerintah terhadap pengupahan perlu segera dilakukan. Sehingga ada keseimbangan antara penghasilan dan inflasi yang sudah terjadi," pungkas dia.