Riset Real Count KPU, Timnas AMIN Temukan Banyak Bukti Penggelembungan Suara
Timnas AMIN melakukan riset dan verifikasi data dengan memvalidasi Formulir C1 dan data di website KPU.
Timnas AMIN melakukan riset dan verifikasi data dengan memvalidasi Formulir C1 dan data di website KPU.
- Update Real Count KPU Pilpres 2024: Anies-Cak Imin 24,49%, Prabowo-Gibran 58,83%, Ganjar-Mahfud 16,68%
- Real Count KPU Data Masuk 77,13%: Prabowo-Gibran 58,84% , AMIN 24,44%, Ganjar-Mahfud 16,72%
- Real Count Sementara KPU: Prabowo-Gibran Unggul di Kandang Banteng, Bersaing Ketat di Jakarta dengan Anies-Cak Imin
- Timnas AMIN: Quick Count Bukan Data Valid Menurut Hukum
Riset Real Count KPU, Timnas AMIN Temukan Banyak Bukti Penggelembungan Suara
Tim Nasional (Timnas) Anies-Muhaimin (AMIN) menemukan bukti penggelembungan suara dalam penghitungan riil (real count) yang masuk ke sistem atau website Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal ini disampaikan Wakil Ketua Dewan Pakar Timnas AMIN, Amin Subekti dalam konferensi pers di Rumah Koalisi Perubahan, Jakarta Selatan.
Ia mengatakan, timnya melakukan riset dan verifikasi data dengan memvalidasi Formulir C1 dan data di website KPU.
Hasilnya, hanya dalam beberapa jam terakhir saja, terdapat sekitar 335 laporan dari berbagai TPS yang berbeda antara angka di tabulasi dengan dokumen pendukung berupa Formulir C1 yang diupload di website KPU.
"Sebanyak 335 laporan itu tersebar di 181 kota dan 36 provinsi. Jadi, terdapat perbedaan angka di Formulir C1 dan tabel di website KPU. Laporan ini hanya menjadi sampel dari riset Timnas AMIN," kata Subekti, Kamis (15/2).
Subekti menyebut, Timnas AMIN melakukan riset setelah melihat dinamika yang berkembang di masyarakat, laporan melalui sosial media maupun whatsapp tentang adanya perbedaan angka di Form C1 dan website KPU.
"Kami melakukan pendalaman [masukan dari masyarakat baik melalui media sosial maupun whatsapp] apakah ini sesuatu yang terjadi (perbedaan angka seperti yang dikeluhkan masyarakat). Kami buka apa yang di website KPU, lalu mencoba memeriksa dalam beberapa jam terakhir, apakah ada sesuatu kelemahan dalam uploading," sebutnya.
Menurutnya, dari 335 laporan itu terdapat penggelembungan suara untuk semua paslon. Akan tetapi, proporsi penggelembungannya berbedap-beda. Misalnya, paslon 01 mendapatkan tambahan suara 19,6%, paslon 02 65%, dan paslon 03 15,4% di atas Formulir C1.
"Ini yang kami temukan di website (KPU). Saya kira ini membuktikan bahwa apa yang dibicarakan masyarakat memang terjadi. Dan riset (verifikasi) ini bisa dilakukan semua orang, bisa menelusuri sendiri, dari sana akan kelihatan (adanya perbedaan angka di Formulir C1 dan website KPU). Ini contoh, akhirnya tudingan penggelembungan suara ada buktinya," pungkasnya.