Satu per satu lawan mulai kritik pedas Ahok, tak pantas pimpin DKI
Mereka merasa yakin bisa mengalahkan Ahok di Pilgub 2017.
Pilgub DKI Jakarta masih satu tahun setengah lagi. Namun, suasana perpolitikan di Jakarta sudah mulai memanas.
Satu per satu nama yang diusung partai maupun non partai sudah mendeklarasikan diri. Mereka juga telah menyiapkan visi misi membangun Jakarta dalam lima tahun.
Tak hanya itu, mereka juga telah memastikan dirinya siap melawan calon incumbent, Basuki Tjahaja Purnama. Dalam beberapa kali kesempatan, bakal calon gubernur sudah berani mengkritik keras kinerja Ahok, sapaan Basuki, selama memimpin DKI.
Ada yang menilai kerja Ahok tak becus. Mereka juga menganggap Ahok tak pantas kembali memimpin Jakarta.
Berikut ini kritik pedas lawan politik ke Ahok jelang Pilgub DKI:
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Mengapa hasil quick count Pilkada DKI 2017 sangat penting? Hasil quick count tersebut menjadi perhatian utama, karena sering kali memberikan indikasi kuat mengenai hasil akhir sebelum perhitungan resmi diumumkan oleh KPU.
-
Apa yang dikatakan Hasto mengenai peluang Anies dan Ahok di Pilgub DKI 2024? Hasto mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan terkait peluang PDI Perjuangan memasangkan dua mantan gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta.
-
Siapa yang ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
Yusril sebut Ahok kembali maju karena kepentingan pilpres
Yusril menyatakan kesiapannya maju Pilgub DKI 2017 buat maju di Pilpres 2019. Yusril ingin mengikuti jejak Jokowi sebelum menang Pilpres 2014 lebih dulu mencalonkan diri di Pilgub DKI 2012 dan terpilih.
Yang membuat panas, Yusril juga menuding langkah tersebut akan dilakukan Ahok. Menurutnya, jika menang di Pilgub 2017, Ahok juga akan mencalonkan diri di Pilpres 2019.
"Ada pertanyaan Anda ingin maju Pilpres ya, ya pada 2019. Tapi kalau harus didahului dengan DKI tak apa. Saya pikir Pak Ahok juga akan sana. Kalau 2017 Pak Ahok memenangkan Pilkada DKI, beliau kemungkinan maju ke Presiden," kata Yusril di sela launching bukunya di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (6/2).
Mendengar pernyataan Yusril, Ahok pun tak mau diam. Ahok membantah dan menyebut Yusril ingin mengadu domba dirinya dengan Presiden Joko Widodo.
"Dia mau adu domba saya sama Pak Jokowi," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Rabu (10/2).
Ahok membantah bakal maju di Pilpres 2019. Ahok mengaku akan fokus melanjutkan program yang dibangunnya jika berhasil menang di Pilgub DKI Jakarta 2017.
"Masih (dukung) Pak Jokowi kok (di Pilpres 2019). Masa saya tertarik (ikut Pilpres 2019)," katanya.
Gayung pun kembali bersambut. Lewat akun Twitter pribadinya @Yusrilihza_Mhd, Yusril yang telah beberapa kali menjabat sebagai menteri itu menjawab tudingan Ahok.
"Hehe ngadu ayam saja enggak pernah, apalagi ngadu domba, belum pernah sama sekali," kicau Yusril.
Ahmad Dhani sebut kalahkan Ahok hal yang mudah
Musisi Ahmad Dhani menyatakan kesiapannya maju sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta dan siap menantang calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa (Ahok). Dhani datang memenuhi undangan silaturahmi bakal calon Gubernur DKI dari Partai Gerindra, Jumat (12/2).
Dia mengaku tak takut berhadapan dengan Ahok. Dia yakin langkahnya melawan Ahok bakal lebih mudah kalau sudah ditetapkan secara resmi sebagai calon gubernur. "Ini kan (gampang melawan Ahok) sebelum saya masuk (bakal calon gubernur)," kata Dhani.
Meski begitu, bos Republik Cinta Management ini masih enggan banyak bicara soal langkahnya menuju kursi gubernur DKI. "Saya tidak bisa bicara sejauh ini. Ini saja masih bakal calon. Saya sih enggak mau banyak ngomong yang jauh-jauh," ujarnya.
Lulung sindir Ahok jangan mimpi nyagub kembali
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana, jumawa dirinya bisa mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama di Pilgub DKI jika parameternya adalah elektabilitas. Hal itu diyakini Haji Lulung, sapaannya, jika melihat hasil survei yang dilakukan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang menempatkan Ahok di posisi pertama dengan hasil 43,25 persen.
"Artinya masih ada 57 atau 60 persen, kalau head to head, Ahok kalah dong. Survei ini siapa, saya kemarin 70 persen," kata Haji Lulung usai menggelar pertemuan dengan sejumlah tokoh yang dimajukan Gerindra sebagai bakal cagub, Jumat (12/2).
Dia ragu elektabilitas Ahok dalam dua bulan ke depan akan tetap tinggi. Menurutnya, jika elektabilitas Ahok masih di bawah 50, dia meminta mantan Bupati Belitung Timur itu jangan bermimpi maju di pilgub DKI 2017.
"Kalau masih 40 persen, Ahok jangan mimpi menang karena masih ada 60 persen rakyat Jakarta yang memilih, kalau head to head menang mana?" ujarnya.
Bakal cagub M Sanusi sindir Ahok tak humanis
Bendahara DPD Gerindra DKI, M Sanusi, ikut penjaringan Pilgub DKI 2017. Dia mengaku bangga bisa diberi kesempatan partai untuk ikut bersaing dengan sesama rekannya di internal partai.
"Hal menarik saat ini, baru kali ini DPD DKI memberikan ruang," terang Sanusi di Hotel Sari Pan Pasific, Selasa (27/1).
Dia menilai, butuh sosok baru untuk mengubah Jakarta. Dia melihat pemimpin Jakarta saat ini terlalu powerfull dan sok merasa semua bisa.
"Pemimpin saat ini kurang merasa. Di DKI harus mencari orang yang bisa merasa. Bukan hanya merasa bisa," sindirnya.
Dia merasa sangat siap jika hasil penjaringan memutuskan dirinya yang diusung Gerindra melawan Ahok. Tapi sebaliknya, dia tak masalah bila tak terpilih.
"Kesiapan saya secara pribadi, tapi menerima bila partai menunjuk pilihan lain," pungkasnya.