Satu per satu tim sukses Jokowi dapat jatah jabatan empuk
dulu janjinya tak akan bagi-bagi kursi. Kini satu demi satu pendukung dikasih jatah kursi menteri atau posisi enak.
Sudah kurang lebih dua bulan sejak Joko Widodo dilantik menjadi Presiden RI ke 7. Di awal kampanyenya, kala itu Jokowi pernah berujar jika menjadi Presiden, kabinet yang disusunnya tidak akan ada aksi bagi-bagi kursi untuk parpol yang mendukungnya.
Namun, entah karena sang presiden lupa atau ikut terbawa arus, Jokowi mengingkari ucapannya saat kampanye. Saat terpilih menjadi presiden, Jokowi menyusun kabinetnya yang terdiri 16 kursi dari para parpol yang menjadi timsesnya saat kampanye. Selebihnya dari kalangan profesional.
Ternyata, bukan hanya bagi-bagi kursi kepada 16 menteri dari parpol yang mengusungnya saja, Jokowi juga menggunakan kekuasaan sebagai presiden, menaruh para timsesnya di sejumlah lembaga tinggi di negara ini.
Siapa saja mereka? Berikut rangkuman merdeka.com:
-
Apa yang terjadi di Bukber Kabinet Jokowi? Bukber Kabinet Jokowi Tak Dihadiri Semua Menteri 01 & 03, Sri Mulyani: Sangat Terbatas
-
Apa yang mungkin diberikan Jokowi untuk Kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
Rini Soemarno jadi Menteri BUMN
Bekas Kepala Staf Tim Transisi Jokowi-JK Rini Soemarno mendapat "bayaran" atas jasanya menjadi timses Jokowi. Rini yang disebut-sebut dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri itu menjadi Menteri BUMN di era kabinet Jokowi.
Penunjukan Rini sebagai Menteri BUMN pun menuai kontroversi. Bahkan sikap penolakan tersebut dari masyarakat yang pro dengan Jokowi. Mereka menilai Rini terlalu dekat dengan Mega.
Saat Jokowi mengenalkan Rini sebagai Menteri BUMN, mantan gubernur DKI Jakarta itu mengagumi sosok Rini yang profesional dan pekerja keras.
"Profesional kaya pengalaman di perusahaan besar dan bekerja keras, dia juga bekas ketua tim transisi," ujar Jokowi.
Andrinof Chaniago jadi Kepala Bappenas
Andrinof Chaniago sebelum ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Kepala Bappenas, merupakan Ketua Lembaga Survei Cirus Surveyor Group. Andrinof juga menjadi Ketua Timses Jokowi-JK saat pilpres 2014.
Jokowi sendiri mengenalkan Andrinof kepada publik sebagai sosok yang ahli dalam kebijakan anggaran. Hobi menulis buku yang dilakukan Andrinof menjadi salah satu poin plus di mata sang Presiden.
"Ahli kebijakan publik dan anggaran. Banyak nulis buku tentang kegagalan pembangunan, saya ajak beliau supaya pembangunan nggak gagal," ujar Jokowi saat mengenalkan Andrinof sebagai Kepala Bappenas di halaman tengah Istana Merdeka.
Amran Sulaiman jadi menteri pertanian
Jarang banyak yang mengenal Amran Sulaiman sosok Menteri Pertanian yang ditunjuk Presiden Jokowi. Amran yang merupakan seorang pengusaha dari Sulawesi Selatan, disebut-sebut dibawa oleh Rini untuk dikenalkan kepada Jokowi.
Belakangan diketahui, Amran tercatat salah satu penyumbang dana kampanye terbesar Jokowi-JK. Namun Jokowi menilai Amran mempunyai nilai plus.
Dia mengatakan Amran merupakan petani muda di desa dan berhasil membangun wirausaha bagi pertanian di Indonesia.
"Praktisi dan wirausahawan muda. Pelaku. ini petani muda di desa yang berhasil bagnun model wirausaha bagi pertanian di tengah defisit pertanian kita," ujar Jokowi.
Andi Widjajanto sebagai Setkab
Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Sekretaris Kabinet Kerja. Penunjukan Andi ini agak terlambat setelah pengumuman Kabinet Kerja dilakukan.
Rupanya kebiasaan menempel pada Jokowi saat menjadi timses di Pilpres 2014 tidak bisa hilang dari Andi. Begitupun dengan Rini.
Andi dan Rini kerap mengikuti Sang Presiden sebelum dan sesudah pengumuman Kabinet Kerja. Namun, saat pengumuman, Rini langsung mendapat jatah kursi Menteri BUMN. Sedangkan Andi tidak.
Andi pun tetap menempel pada Jokowi sesaat setelah pengumuman Kabinet Kerja. Andi berkelit dirinya ikut membantu presiden mengurusi peralihan pemerintahan.
"Saya ini deputi transisi yang di bawahnya ada Kelompok Kerja Kelembagaan," kata Andi di Sekretariat Negara, (29/12).
HM Prasetio jadi Jaksa Agung
Presiden Jokowi menunjuk HM Prasetyo menjadi Jaksa Agung. Prasetyo merupakan petinggi Partai Nasdem yang diusung oleh Surya Paloh.
Partai Nasdem merupakan partai pendukung Jokowi di pilpres 2014. Apalagi sehari sebelum Prasetio dilantik, tampak Surya Paloh menyambangi Istana bertemu Jokowi.
Surya Paloh kala itu meyakinkan Sang Presiden bahwa Prasetyo akan segera keluar dari partainya jika ditunjuk menjadi Jaksa Agung. Paloh menjamin Prasetyo tidak akan rangkap jabatan.
Apalagi, saat itu pelantikan Prasetyo terkesan mendadak. Berdasarkan informasi yang dihimpun, undangan untuk pelantikan Jaksa Agung yang disebar kepada seluruh menteri, pimpinan lembaga negara, jam 11 siang. Padahal pelantikannya sendiri akan dilaksanakan pukul 14.00 WIB.
Dan benar saja, pelantikan sempat molor 1,5 jam. Kabarnya surat Prasetio mundur dari anggota DPR belum selesai diproses. Namun, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto menepis kabar itu dan mengatakan alasan molornya pelantikan karena Jokowi menemui tim relawan di Istana.
Usai dilantik, Prasetyo mengaku akan menjalankan amanah Jaksa Agung sebaik-baiknya dan meninggalkan kepentingan partainya.
"Kami punya komitmen, untuk apapun amanah yang sekarang akan dijalankan sebaik-baiknya. Ketika negara memanggil kita semua kepentingan lain kita tinggalkan. Kecuali untuk kepentingan bangsa dan negara kita," ujarnya.
Luhut Pandjaitan jadi Kepala Staf Kepresidenan
Seperti Andi Widjajanto dan HM Prasetyo, pelantikan Luhut Binsar Panjaitan menjadi Kepala Staf Kepresidenan dilakukan secara mendadak. Agenda Kepresidenan Tadinya menyebutkan Presiden Jokowi akan melantik Kasal dan Kasau baru, namun yang terjadi hanya pelantikan Kasal dan Kepala Staf Kepresidenan.
Selama ini Luhut dikenal sangat dekat dengan Jokowi. Dalam Pilpres 2014, Luhut secara terang-terangan mendukung Jokowi. Bahkan dia keluar dari Partai Golkar dan memilih mendukung Jokowi.
Setelah Jokowi terpilih menjadi presiden, Luhut ditunjuk sebagai Anggota Dewan Penasihat Tim Transisi. Menjadi penasihat, Luhut kerap disebut-sebut sebagai pembisik Jokowi. Manuver Luhut ini sempat membuat PDIP gerah.
Namanya juga sempat ramai digadang-gadang akan menjadi Menhan. Selain itu, dia juga disebut-sebut calon kuat Menko Polhukam. Tapi Jokowi memilih calon lain. Tak jadi menteri, Luhut kabarnya kecewa.
Selama ini, Luhut sudah kenyang duduk di pemerintahan. Dia pernah menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada Kabinet Persatuan Nasional. Dia adalah lulusan terbaik dari Akademi Militer Nasional angkatan tahun 1970. Sebelum ditunjuk sebagai menteri, Luhut adalah Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura. Karier militernya banyak dihabiskan bertugas di Kopassus TNI AD. Di kalangan militer dikenal sebagai Komandan pertama Detasemen 81.