SBY Bicara Geopolitik Jelang Debat Capres: Presiden Indonesia Mendatang Harus Bisa Mainkan Politik Luar Negeri yang Cerdas
Indonesia kerap dipandang sebagai regional power dan sekaligus global player
Indonesia kerap dipandang sebagai regional power dan sekaligus global player
- Budi Arie: Tak Ada Kader PDIP Ikut Pembekalan Calon Menteri Prabowo
- PAN Sesalkan Data Pertahanan Diumbar saat Debat: Mungkin Capres Lain Cocok Jadi Gubernur dan Dosen
- VIDEO: Prabowo Lempar Sindiran di Awal Debat: Ada yang Asal Bicara Didorong Ambisi!
- Jelang Debat Capres, Ini Catatan Ganjar soal Isu Pertahanan hingga Geopolitik
SBY Bicara Geopolitik Jelang Debat Capres: Presiden Indonesia Mendatang Harus Bisa Mainkan Politik Luar Negeri yang Cerdas
Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menyebut pada tahun 2024, terdapat tiga pemilihan presiden (Pilpres) yang berpengaruh terhadap geopolitik di kawasan Asia.
Pertama adaah Taiwan pada bulan Januari, kedua adalah Amerika Serikat (AS) pada bulan November dan ketiga ada di Indonesia pada Februari mendatang.
"Secara pribadi saya berpendapat ada 3 pemilihan presiden di tahun 2024 ini yang bisa mempengaruhi geopolitik dan keamanan di kawasan Asia. Geopolitik dan keamanan kawasan yang saya maksud adalah ketegangan yang tinggi antara Tiongkok dengan Taiwan," kata SBY dalam cuitannya di akun sosial media X, seperti dikutip Minggu (7/1).
SBY membaca, jika Presiden Taiwan yang baru adalah sosok yang bergaris keras dan sangat anti Tiongkok, ketegangan Tiongkok–Taiwan akan makin meningkat.
Demikian juga jika Presiden Amerika Serikat pasca Pilpres 2024 (jika yang terpilih) juga sosok yang bergaris keras dan sangat anti "unifikasi Tiongkok – Taiwan" maka diyakini makin memiliki agenda terhadap pemimpin Tiongkok saat ini.
"Maka kawasan Asia Timur betul-betul menjadi sebuah flashpoint yang setiap saat bisa meledak menjadi guncangan geopolitik dan keamanan di Asia," jelas Ketua Dewan Pembina dari Partai Demokrat ini.
Namun SBY membaca hal kebalikan jika baik Presiden Amerika Serikat dan Presiden Taiwan yang baru nanti lebih bergaris moderat dan bersedia untuk memasuki wilayah 'take and give'.
"Maka kekhawatiran dunia terhadap terbukanya konflik militer terbuka di kawasan Asia Timur bisa berkurang," yakin SBY.
Lalu Mengapa Pemilu Indonesia Turut Berpengaruh?
SBY mengungkap, saat dikaitkan dengan geopolitik dan keamanan kawasan Asia memiliki arti penting, maka pemilihan presiden Indonesia yang akan dilaksanakan pada bulan Februari 2024 juda mempunyai andil. Sebab, seperti diketahui, Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara di samping menjadi anggota G20.
"Karenanya, Indonesia kerap dipandang sebagai regional power dan sekaligus global player," tegas SBY.
Artinya, SBY menyimpulkan, jika presiden Indonesia mendatang sungguh memahami pentingnya menjaga stabilitas kawasan Asia (baik Asia Timur maupun Asia Tenggara), maka yang bersangkutan akan bisa memainkan politik luar negeri dan diplomasi yang cerdas. Caranya, bisa dengan membangun kebersamaan negara-negara ASEAN agar konflik apapun yang terjadi di Asia Timur dan tentunya Asia Tenggara dapat dicarikan solusi yang lebih "damai".
"Shingga tidak terjadi malapetaka di kawasan Asia bahkan di dunia, yang bakal memporak-porandakan perdamaian dan keamanan internasional," SBY menutup.