Sedih Boy Sadikin mundur, kader PDIP ini sebut 'kita terpecah-belah'
Sedih Boy mundur, kader PDIP ini sebut 'kita terpecah-belah' Mantan Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) PDIP Kebon Jeruk, M Ranto menyayangkan, kondisi PDIP saat ini. Apalagi, sampai membuat Boy Sadikin mundur dari Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) PDIP Jakarta. Padahal, katanya, sosok Boy dapat menjaga keutuhan PDIP.
Boy Sadikin bersama sejumlah kader PDIP yang berkumpul di sebuah rumah di Jl Duri Raya Nomor 6, Duri Kepa, Jakarta Barat, hari ini. Salah satu yang hadir adalah mantan Sekda DKI, Fadjar Pandjaitan.
Dalam pertemuan itu, mereka yang hadir menyampaikan keluh kesah soal keputusan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, yang memilih Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai calon Gubernur DKI Jakarta yang diusung oleh partai besutannya.
Mantan Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) PDIP Kebon Jeruk, M Ranto menyayangkan, kondisi PDIP saat ini. Apalagi, sampai membuat Boy Sadikin mundur dari Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) PDIP Jakarta. Padahal, katanya, sosok Boy dapat menjaga keutuhan PDIP.
"Kita PDI belum merdeka, PDI terpecah-belah. Mari kita tahan pak Boy jangan mengundurkan diri," tegas Ranto di hadapan puluhan simpatisan yang ada, di Jalan Duri Raya No.6, Duri Kepa, Jakarta Barat, Sabtu (3/12).
Melihat kondisi ini, katanya, bukan tidak mungkin PDIP benar-benar terpecah hingga bubar.
"Saya sudah dirampok oknum yang tidak jelas. Kepengurusan saya itu sudah di rampok. PDIP Jakarta Barat sudah mulai dipetak-petakan. Orang yang militan sudah dipecat-pecatin," lanjutnya.
Dia berharap agar Boy Sadikin untuk tetap mempertahankan jabatannya, dan tidak keluar dari partai yang telah membesarkannya.
"Sayang kader seperti pak Boy, jangan sampai keluar. Orang yang kader militan, terbuang oleh partai. Kalau bisa bu Mega suruh bangun. Jangan asal setor muka saja," pungkas Ranto.
Diketahui, Boy Sadikin telah menulis surat pengunduran diri sebagai kader PDIP. Salah satu alasannya, karena Boy tidak setuju dengan keputusan PDIP yang mengusung Basuki T Purnama di Pilgub DKI.
Surat tersebut ditulis pada 21 September dan sudah ditandatangani Boy. Setelah keluar dari PDIP, Boy mengaku tidak ingin bergabung ke partai politik lain. Dia ingin menjadi orang yang bebas dan independen.
"Tidak, saya mau jadi orang yang merdeka, karena saya sekarang masih merasa dijajah," kata Boy saat dihubungi, Kamis (22/9).
Keputusan untuk mundur dari PDIP, katanya, murni dari hati nuraninya, tanpa desakan siapapun. Dia juga tidak berniat mengajak kader PDIP lainnya untuk mengikuti jejaknya.
"Saya tidak mengajak, ini hati nurani saya yang mau mundur. Kalau piknik saya baru ajak," tegas Boy.
Baca juga:
Djarot ancam pecat kader PDIP pembelot dukung Anies-Sandi
Agung Laksono beri sinyal Golkar setuju usulan PDIP revisi UU MD3
PDIP dorong revisi UU MD3, ini tanggapan pimpinan DPR
Gelar Rakorbid, PDIP perkuat perlindungan perempuan dan anak
Setya Novanto jadi Ketua DPR, PDIP minta jatah wakil ketua
Ade Komarudin temui Megawati bahas pergantian ketua DPR
Megawati ingin revisi UU MD3 agar pergantian ketua DPR tak gaduh
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Mengapa Pilkada DKI 2017 dianggap sebagai momen pemilihan yang menarik? Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian. Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.