Sekjen PDIP Ungkap Banyak Mahasiswa Lakukan Kajian Bandingkan Jokowi dan SBY
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, banyak mahasiswa yang berminat mendapatkan beasiswa untuk melakukan kajian akademis membandingkan kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kata Hasto, peminatnya mencapai 53 dari mahasiswa S2 dan S3.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, banyak mahasiswa yang berminat mendapatkan beasiswa untuk melakukan kajian akademis membandingkan kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kata Hasto, peminatnya mencapai 53 dari mahasiswa S2 dan S3 berbagai latar belakang perguruan tinggi ternama.
"Peminatnya sangat banyak, mencapai 53 orang. Sebagian besar mengambil program S2 dan S3 dan berasal dari kalangan perguruan tinggi ternama. Ada dari Universitas Indonesia, UGM, Universitas Airlangga, UIN Banda Aceh, hingga dari Oslo University, Manila University, University Sains Malaysia. Kajian penelitian antara lain mencakup ilmu pemerintahan, politik, kebijakan publik, kepemimpinan, psikologi, manajemen, kelembagaan organisasi pemerintahan dll" ujar Hasto dalam keterangannya, Senin (25/10).
-
Apa yang disita dari Hasto Kristiyanto oleh penyidik KPK? Handphone Hasto disita dari tangan asistennya, Kusnadi bersamaan dengan sebuah buku catatan dan ATM dan sebuah kunci rumah.
-
Kenapa Hasto Kristiyanto melaporkan penyidik KPK ke Dewas KPK dan Komnas HAM? Dia menceritakan sempat terjadi cekcok dengan penyidik gara-gara handphonenya disita dari tangan asistennya. Pun pada saat pemeriksaan itu juga belum memasuki pokok perkara.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
Penelitian itu, kata Hasto, penting untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hasil penelitian bisa menjadi bagian pendidikan politik. Serta bisa diketahui kepemimpinan presiden apakah untuk bangsa dan negara atau kepentingan popularitas.
"Dalam kaitannya dengan kepemimpinan nasional, hasil penelitian itu nantinya sangat penting sebagai bagian pendidikan politik bangsa tentang proses menjadi pemimpin, kapasitas pemimpin, prestasi pemimpin, tanggung jawab dan bagaimana legacy seorang presiden diambil. Apakah kepemimpinan seorang presiden benar-benar untuk bangsa dan negara atau hanya untuk kepentingan popularitas semata," ujar Hasto.
Lebih lanjut, Hasto bilang kajian kualitas pemilu dengan kepemimpinan presiden juga penting. Ia mencontohkan pada tahun 2009 ada partai politik yang memperoleh kenaikan suara 300 persen. "Apakah hal tersebut sebagai hasil kerja organisasi atau campur tangan kekuasaan," kata Hasto.
"Penelitian tentang kualitas pemilu sangat penting, mengingat saat ini sedang dibahas tahapan Pemilu. Bagi PDI Perjuangan upaya peningkatan kualitas Pemilu menjadi tema kajian akademis yang sangat menarik karena obyektif dan bisa metodologinya bisa dipertanggungjawabkan secara akademis," tambahnya.
Hasto mengatakan, riset dan analisis kebijakan ini bisa meningkatkan kualitas demokrasi dan sistem politik Indonesia.
"Dengan mengedepankan riset untuk analisis kebijakan diharapkan dapat meningkatkan kualitas demokrasi dan bagaimana sistem politik Indonesia benar-benar mengabdi pada rakyat, bangsa dan negara Indonesia," pungkasnya.
Sebelumnya, Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan mengingatkan semua pihak, tidak etis membanding-bandingkan kinerja presiden. Sebab masing-masing presiden punya kelebihan dan kelemahan.
"Sebenarnya membanding-bandingkan presiden satu dengan presiden lainnya itu tidak etis. Karena bagaimanapun juga setiap presiden itu memiliki gaya kepemimpinan yg berbeda dan masing-masing presiden memiliki keunggulan dan kelemahan," ujar Syarief kepada wartawan, Minggu (24/10).
"Partai Demokrat sangat menghargai semua presiden dan mantan-mantan presiden Indonesia," ucapnya.
Wakil Ketua MPR RI ini menuturkan, setiap presiden memiliki gaya kepemimpinan masing-masing. Presiden Jokowi tidak mengikuti gaya presiden sebelumnya.
"Karena setiap presiden memiliki gaya masing-masing. Tidak bisa gayanya SBY, diminta supaya dilakukan oleh Jokowi atau gayanya Ibu Mega harus diikuti oleh SBY, tidak bisa," kata Syarief.
"Ibu Mega ya Ibu Mega, SBY ya SBY, Jokowi ya Jokowi," tegasnya.
Baca juga:
Memanas dengan PDIP, Demokrat Sindir 'Era Jokowi KPK Semakin Kuat atau Tidak?'
Petinggi Demokrat Ingatkan Sekjen PDIP: Tidak Etis Membandingkan SBY dan Jokowi
Syarief Hasan Sebut Perlu Komitmen Seluruh Ketum Parpol Mewujudkan PPHN
Sekjen PDIP Tawarkan Beasiswa bagi Akademisi untuk Bandingkan Kinerja Jokowi & SBY
Demokrat: Pemerintahan SBY Tidak Koar-koar Saat Punya Prestasi
Pandemi Melandai, Demokrat Ingatkan Pemerintah Kemiskinan Meningkat Drastis