Semakin Dekat Tembus Senayan, Berikut 10 Daerah Penyumbang Suara PSI versi Real Count
Suara PSI melejit mencapai 2.403.023 atau 3,13 persen
Dilihat berdasarkan real count KPU suara PSI di angka 3,13 persen per Minggu, 3 Maret 2024 pukul 09.00 WIB.
Semakin Dekat Tembus Senayan, Berikut 10 Daerah Penyumbang Suara PSI versi Real Count
Perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam pemilihan umum legislatif (pileg) 2024 meningkat secara drastis.
Dilihat berdasarkan real count KPU suara PSI di angka 3,13 persen per Minggu, 3 Maret 2024 pukul 09.00 WIB.
Dengan perolehan suara 2.403.023 hanya menyisakan kurang dari 1 persen untuk partai PSI tembus ambang batas parlemen 4 persen.
Data itu berdasarkan dengan jumlah suara terinput 65,79 persen atau 541.634 dari total 823.236 TPS.
Kondisi perolehan suara PSI menjadi menarik, karena sebelumnya partai itu diprediksi lewat hasil quick count sejumlah lembaga survei tidak lolos ambang batas parlemen. Namun, perolehan data dari real count KPU berkata sebaliknya.
Jumlah suara PSI pada awal real count hanya sekitar 2 sampai 2,5 persen, namun kini berhasil merangkak naik menjadi 3,13%. Posisinya, membuntuti suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang memperoleh 4.01 persen atau 3.080.382 suara.
Meskipun data real count KPU bukan sebuah dasar penentuan perolehan suara Pileg sesungguhnya.
Namun, jika PSI berhasil melampaui ambang batas 4 persen, maka partai yang diawaki Ketua Umum Kaesang Pangarep diprediksi akan menjadi partai ke-10 yang tembus ke parlemen.
Adapun, berdasarkan pengamatan merdeka.com, Provinsi Jawa Timur menjadi penyumbang terbesar PSI di Indonesia. disusul dengan Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Berikut 10 daerah penyumbang suara PSI;
1.Jawa Timur 547.606 (3.85%)
2.Jawa Tengah 405.120 (3.09%)
3.Jawa Barat 373.717 (3.24%)
4.DKI Jakarta 155.409 (9.07%)
5.Banten 110.486 suara (4,18%)
6.Lampung 110.937 (3.28%)
7.Sumatera Selatan 78.332 (3.17%)
8.Sulawesi Selatan 54.843 (1,8%)
9.NTT 52.318 (4,46%)
10.Riau 47.414 (3,21%)
Tanggapan PSI
Sebelumnya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengingatkan semua pihak agar tidak menyampaikan pernyataan tendensius menyikapi rekapitulasi suara KPU yang hingga kini masih berlangsung.
Pernyataan ini disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menanggapi penggiringan opini yang mempertanyakan penambahan suara PSI.
“Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata Grace dalam keterangan pers, Sabtu (2/3).
"Apalagi hingga saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi di mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat,” sambungnya.
Grace mengingatkan perbedaan antara hasil quick count dengan rekapitulasi KPU juga terjadi pada partai-partai lain.
Dia mengambil contoh, hitung cepat versi lembaga survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan PKB meraih suara 10,65 persen. Sementara berdasarkan rekapitulasi KPU mencapai 11,56 persen atau ada penambahan 0,91 persen.
Contoh lain adalah suara Partai Gelora yang berdasarkan quick count 0,88 persen, sementara rekapitulasi KPU 1,44 persen alias selisih 0,55 persen.
PSI sendiri, menurut hitung cepat Indikator Politik, ada di angka 2,66 persen. Sementara rekapitulasi KPU ada di 3,13 persen atau selisih 0,47 persen. Grace menyebut, selisih PSI lebih kecil dibanding PKB dan Gelora.
“Kenapa yang disorot hanya PSI? Bukankah kenaikan dan juga penurunan terjadi di partai-partai lain? Dan itu wajar karena penghitungan suara masih berlangsung,” kata Grace.
Dia meminta semua pihak bersikap adil dan proporsional. "Kita tunggu saja hasil perhitungan akhir KPU. Jangan menggiring opini yang menyesatkan publik,” pungkas Grace.