Seri Revolusi Mental (6): Peran pemuda dan revolusi mental
Tak terkecuali pada pemilu kali ini, peran penting pemuda pun terus berlanjut untuk mengawal bangsa ini.
Sejarah mencatat bahwa pemuda merupakan inisiator banyak peristiwa penting yang menentukan nasib bangsa Indonesia. Pergerakan Budi Utomo (1908), Sumpah Pemuda (1928), proklamasi kemerdekaan (1945), sampai dengan pergerakan mahasiswa untuk reformasi (1998).adalah deretan peristiwa penting yang digawangi oleh pemuda. Sampai-sampai Bung Karno mengucapkan "Beri Aku 10 Pemuda, Akan Kuguncang Dunia".
Tak terkecuali pada pemilu kali ini, peran penting pemuda pun terus berlanjut untuk mengawal bangsa ini, bukan dalam bentuk demontrasi atau perang namun dalam bentuk partisipasi dalam pemilu 2014. Suara pemuda akan menentukan profile pemerintah di masa datang. Melalui profile pemerintah yang bagus maka akan tercipta kebijakan yang melahirkan kondisi ekonomi yang baik pula. Oleh karena itu, sebagai pemuda kita tidak boleh apatis, karena pemilu kali ini adalah momen bagi Indoensia untuk bangkit.
Peran pemuda penting tersebut bukan karena kebetulan namun didasari alasan sebagai berikut:
Yang pertama, pemuda itu sebagai agen perubahan (change maker). Suara pemuda punya pengaruh yang signifikan di pemilu kali ini. Dari segi jumlah, menurut Center for Election and Political Party Universitas Indonesia (UI) bahwa sekitar 53 juta adalah pemilih muda (usia 17-29 tahun) yang terdaftar sebagai pemilih atau 20-30%nya. Suara yang signifikan tersebut akan menentukan profile pemerintahan ke depan. So, jika menginginkan perubahan maka suara pemuda harus aktif mengawal pemilu.
Yang kedua, selain dari jumlah, pemuda juga dicirikan dengan golongan yang rasional, aktif dan kritis. Mereka adalah generasi yang melek informasi sehingga pilihan pemuda didasari oleh banyak informasi. Pilihan golongan ini akan mencerminkan pilihan yang rasional yang nantinya akan menghasilkan pemimpin yang ideal pula.
Yang ketiga, tahun 2025-2030 adalah tahun puncak Indonesia mendapatkan bonus demografi. Bonus demografi dicirikan dengan jumlah usia produktif yg lebih besar dibanding usia tua. Kondisi tersebut bisa menjadi bonus maupun bencana bagi Indonesia. Divsatu sisi bonus demografi bisa meningkatkan angka produktifitas namun di sisi lain angkatan muda yang banyak energi namun minim keahlian akan menyebabkan pengangguran usia produktif, yang akhirnya bisa menimbulkan kerawanan sosial.
Kondisi di atas sangat tergantung kebijakan oleh pemerintah dan peran masyarakat. Oleh karena itu, profile pemerintah yang terpilih nanti harus mempunyai visi-misi dan track record untuk menjadikan momentum ini benar-benar menjadi bonus bagi Indonesia. Di situlah peran suara pemuda, pemilu kali ini pemuda punya peran untuk selektif memilih pemimpin yang mempunyai kemampuan untuk menjadikan momentum bonus demografi menjadi berkah bagi bangsa ini.
Tidak boleh terlambat, persiapan itu harus dimulai sekarang karena karena usia 15 tahun saat ini maka pada tahun 2030 akan berusia 30 tahun (usia produktif). Jadi investasi Sumber daya manusia saat ini akan dipanen pada tahun 2030 (periode puncak bonus demografi). Karena pentingnya persiapan tersebut, maka kebijakan 5 tahun mendatang akan berpengaruh dalam jangka panjang bagi Negara ini.
Untuk menjawab momentum ini, terdapat ide menarik yakni revolusi mental. Program ini akan membangun character bulding dengan merubah mind-set dari bangsa mental buruh menjadi mental yang tahan banting.
Program ini diinisiasi Jokowi dan bertujuan untuk peningkatan taraf hidup rakyat melalui pendidikan dan memberikan semangat agar rakyat berusaha. Dari segi ekonomi, hal ini akan memberikan dampak meningkatkan nilai produktifitas suatu bangsa dan akhirnya akan meningkatkan nilai produksi disuatu bangsa. Tercatat bahwa, suatu bangsa yang maju akan mempunyai nilai produktifitas yang lebih tinggi. Jika kondisi ini tercapai maka memberikan efek berantai, tingginya produktifas akan meningkatkan pendapatan perkapita nasional. Peningkatan ini merupakan ciri sebagai negara maju.
Intinya, diperlukan program segar dan pemimpin yang visioner untuk menahkodai bangsa ini supaya bisa tinggal landas. (Isman Anshori - pasca sarjana ilmu ekonomi FE-UI, relawan Generasi Optimis. Twitter: @isman_a)