Soal dana saksi parpol, PAN ogah tentukan sikap
Viva Yoga hanya ingin partainya fokus mengawal pelaksanaan pemungutan suara.
Partai Amanat Nasional (PAN) masih labil dalam menentukan sikap terhadap pemberian dana saksi dari partai politik (parpol). Partai berlambang matahari terbit ini malah berharap Pemilu nanti berjalan lancar.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu PAN, Viva Yoga Mauladi menyatakan, partai yang dinaunginya bakal lebih fokus mengawal pesta demokrasi ini, terutama terhadap perolehan suara. Alhasil, pihaknya tidak mempersoalkan untuk menolak atau menerima isu dana saksi parpol.
"PAN bukan menolak atau menerima dan berapa jumlah dana saksi. Karena intinya ada jaminan ke mana suara partai politik. Lalu Pemilu berlangsung secara luber jurdil, tidak ada manipulasi dalam penyelenggaraan," kata Viva di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (4/2).
Dia menambahkan, kalau saksi berasal dari partai pasti bakal mengawasi dan menjaga. Mereka tidak bakal 'selingkuh' ke lain partai. Maka dari itu, dia menyarankan tiap partai sudah menganggarkannya sendiri.
"Oleh karena itu bagi Parpol anggarkan dana saksi di tiap TPS," jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga menyarankan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) agar menjalankan fungsinya.
"Yang ditekankan dalam penyelenggara Pemilu, bisakah Bawaslu bertindak baik, tegas, mengawal seluruh proses-proses penghitungan suara di TPS hingga tingkat pusat," tegasnya.
Sementara itu, penolakan adanya dana saksi tidak hanya keluar dari partai politik. Bawaslu sebagai salah satu penyelenggara bahkan menolak diberikan beban tambahan.
Komisioner Bawaslu, Daniel Zuchron menyatakan, tambahan tugas dengan menganggarkan dana saksi bagi parpol justru memberatkannya. Sebab, kemampuan Bawaslu untuk mengawasi berlangsungnya proses pemilihan umum memiliki kemampuan cukup terbatas.
"Secara teknis iya memberatkan Bawaslu. Kita tidak sanggup. Bawaslu dalam konteks menjamin Pemilu ini sudah tugas yang luar biasa," kata Daniel.