Soal Rp 11.000 T di Luar Negeri, BPN Heran Jokowi Lupa Omongan Sendiri
"Pak Jokowi ini dulu bilang tanggal 1 Agustus 2016 di JIexpo, ada banyak uang di luar negeri, ada di kantong saya," kata Andre menirukan ucapan Jokowi, Jumat (1/3).
Capres Prabowo Subianto menyinggung duit warga Indonesia senilai Rp 11.000 triliun yang berada di luar negeri. Jokowi pun meminta bukti kepada Prabowo jika memiliki data tersebut.
Terkait polemik tersebut, Juru Bicara Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade merasa aneh dengan sikap Jokowi. Sebab, kata dia, Prabowo bicara uang Rp 11 ribu triliun justru datangnya dari data pemerintah.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
"Pak Jokowi ini dulu bilang tanggal 1 Agustus 2016 di JIexpo, ada banyak uang di luar negeri, ada di kantong saya," kata Andre menirukan ucapan Jokowi, Jumat (1/3).
Andre pun merasa heran apabila sekarang Jokowi minta bukti data kepada Prabowo. "Sekarang dia bilang mana kasih datanya kalau memang ada, ini amnesia atau pura-pura lupa atas pernyataannya sendiri?" tambah Andre.
Oleh sebab itu, Andre melihat perlu ada pergantian presiden pada 17 April 2019 nanti. Sebab bukan cuma pernyataannya, tapi juga Jokowi sering lupa dengan janjinya sendiri.
"Gimana mau diharapkan periode kedua, kalau lupa terus dengan janji dan pernyataannya sehingga enggak komitmen dengan tanggung jawabnya," tambah Andre.
Polemik ini bermula, saat Prabowo menyampaikan pidato kebangsaan 'Prabowo Menyapa' di Grand Pacific Hall Sleman, DI Yogyakarta, pada Rabu (27/2), Prabowo menyebut Indonesia dalam kondisi tak baik. Penyebabnya adalah Rp 11.000 triliun uang WNI berada di luar negeri.
"Uang warga negara Indonesia di luar negeri jumlahnya lebih dari Rp 11.000 triliun. Jumlah uang di bank-bank di seluruh bank di dalam negeri Rp 5.400 triliun. Berarti dua kali kekayaan Indonesia berada di luar Indonesia, tidak berada di negeri Indonesia," kata Prabowo.
Kemudian pidato itu ditanggapi oleh Jokowi. Dia meminta bukti tentang pernyataan Prabowo tersebut.
"Ya kalau memang ada data, ada bukti-bukti mengenai itu disampaikan saja ke pemerintah," ucapnya di Desa Botuwombatu, Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo, Jumat (1/3).
Jokowi memastikan pemerintah akan mengejar WNI tersebut jika terbukti menyimpan uang di luar negeri. Pemerintah tak main-main soal penyembunyian uang di luar negeri. "Akan kita kejar kalau memang benar!" tegasnya.
Jokowi Pernah Ungkap Rp 11 Ribu Triliun
Jokowi memang pernah berpidato tentang uang Rp 11 ribu triliun disimpan di luar negeri pada 2016.
Jokowi menilai, dana repatriasi yang berhasil dijaring dari program pengampunan pajak atau tax amnesty tahap I sebesar Rp 143 triliun masih sangat kecil. Angka ini tidak sebanding dengan besarnya uang milik masyarakat yang disimpan di luar negeri (LN), yang besarnya mencapai Rp 11.000 triliun.
"Uangnya menurut saya masih kecil, kecil. Yang repatriasi baru Rp 143 triliun. Kecil banget. Sangat kecil," kata Jokowi seperti dikutip dari laman Setkab di Jakarta, Selasa 6 Desember 2016.
Jokowi menegaskan, ada uang Rp 11.000 triliun milik masyarakat Indonesia yang disimpan di luar negeri. Sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setahun kurang lebih Rp 2.000 triliun. Namun, untuk menarik uang itu ke dalam negeri, menurut Presiden, diperlukan syarat-syarat agar yang memiliki uang juga merasa nyaman membawa uangnya masuk ke Indonesia.
Meski demikian, Presiden Jokowi menegaskan, program pengampunan pajak periode pertama merupakan yang terbaik dari amnesti pajak yang dilakukan di seluruh dunia.
"Ini baru periode pertama saja sudah 30,88 persen dari PDB, 30,88 persen. Ini adalah angka yang besar. Dan berdasarkan tebusan, angkanya hampir mendekati Rp 100 triliun, sudah Rp 99,2 triliun. Angka yang juga sangat besar sekali," ungkap Presiden.
Baca juga:
AHY Sebut Kemunculan Capres Satir Nurhadi-Aldo Bukti Rakyat Jenuh dengan Politik
AHY: Demokrat Tidak Ingin Angkatan Kerja Muda Justru Menjadi Bencana
AHY: Daya Beli Melemah, Lanjutkan Program Pro Rakyat SBY Apapun Namanya
Keluarga Uno yang Dukung Jokowi Caleg Hanura, BPN Sebut Propaganda Tak Mendidik
Lewat Pelatihan, Sandiaga Yakin Warteg Bisa Go Internasional
Keluarga Uno Dukung Jokowi, TKN Bilang Kepemimpinan Dimulai dari Keluarga
Penjelasan Pondok Pesantren Buntet Cirebon Menolak Kedatangan Sandiaga Uno