Survei IndEX Research: PDIP dan Gerinda Unggul, PSI Kuda Hitam
Menurutnya, meratanya kekuatan pada posisi empat besar membuka peluang kompetisi dalam membangun poros koalisi untuk mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
Survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menemukan elektabilitas empat besar partai politik semakin merata, di mana Demokrat memantapkan diri dengan menembus elektabilitas dua digit. Sebelumnya posisi papan atas hanya dikuasai tiga parpol, yaitu PDIP, Gerindra, dan Golkar. Sementara itu pada papan tengah, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berpeluang menjadi kuda hitam.
PDIP masih unggul, tetapi elektabilitasnya turun di bawah 20 persen, kini hanya 17,8 persen. Kemudian disusul Gerindra sebesar 13,9 persen dan Demokrat mencapai 10,6 persen. Sementara Golkar masih berada pada peringkat keempat setelah sebelumnya tersalip Demokrat, dengan elektabilitas 8,7 persen.
-
Kenapa FAPTI melakukan survei pilpres? FAPTI memandang penting untuk melakukan survei, guna memberikan gambaran kepada alumni perguruan tinggi terkait pilihan dan jenis isu yang dianggap penting oleh masyarakat. “Sehingga, para alumni dapat lebih bisa berkontribusi dalam hajatan nasional lima tahunan yang penting ini,” pungkasnya.
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Kenapa PDIP ingin membentuk tim investigasi untuk mengumpulkan data dugaan kecurangan Pilpres 2024? Nanti barang kali akan muncul suara-suara kenapa harus dibentuk tim investigasi? Oh tidak mau menerima kekalahan? Itu pasti yang akan muncul , kemudian muncul desain pembelahan," kata Hasto kepada wartawan di DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/2) malam.
-
Kapan FAPTI menerima hasil surveinya? “Hasil survei ini kami terima di awal Desember,” ujar Eko Nugroho, Sekretaris Jenderal FAPTI di Jakarta, Rabu (27/12).
-
Bagaimana cara FAPTI mendapatkan data survei? Survei dilakukan di seluruh Indonesia melibatkan 1.262 responden secara nasional, dan 4.000 responden di Jawa.
-
Kapan LSI melakukan survei? “Kalau melihat data-data ini, yang belum menentukan pilihan untuk pilihan kedua masih sangat besar. Itu berarti dinamika dukungan masih sangat tinggi,” Adapun survei ini dilakukan pada awal Desember 2023, memakai metode random digit dialing (RDD) dengan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
“Persaingan empat besar partai politik semakin kompetitif, sedangkan pada papan tengah PSI, menjadi kuda hitam,” kata peneliti indEX Research, Hendri Kurniawan dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (7/10).
Menurutnya, meratanya kekuatan pada posisi empat besar membuka peluang kompetisi dalam membangun poros koalisi untuk mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
PDIP dan Gerindra sebagai dua parpol utama di kubu pemerintah masih menjagokan masing-masing tokohnya, yaitu Prabowo Subianto dan Puan Maharani.
“Ganjar Pranowo masih sulit didukung PDIP yang masih dikuasai oleh trah Soekarno,” lanjut Hendri.
Poros berikutnya adalah Golkar, yang menjagokan ketua umumnya Airlangga Hartarto. Hanya saja elektabilitas Airlangga masih sangat rendah, sehingga Golkar tampak sedang menjajaki koalisi dan mencari figur dengan elektabilitas yang tinggi. Di luar kubu pemerintah, poros oposisi potensial digalang oleh Demokrat.
“Tentu yang bakal diusung Demokrat adalah ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono, juga dengan menggaet figur lain dan koalisi untuk memenuhi presidential threshold,” terangnya.
Parpol-parpol papan tengah berpeluang menjadi mitra koalisi dari ketiga poros tersebut. PKB memimpin dengan elektabilitas 5,8 persen, disusul PSI (5,2 persen), dan PKS (5,0 persen).
“PSI memantapkan diri di atas parliamentary threshold (PT) 4 persen,” ungkap Hendri.
Berikutnya Nasdem (3,8 persen), PPP (2,3 persen), dan PAN (1,3 persen). Selain itu ada dua parpol baru, Partai Ummat (1,5 persen) dan Gelora (1,1 persen) yang memiliki basis pendukung dari pecahan PKS dan PAN.
Sisanya parpol papan bawah dengan raihan elektabilitas di bawah 1 persen, atau kecil peluangnya bisa lolos PT jika memperhitungkan margin of error, yaitu Hanura (0,8 persen), Perindo (0,7 persen), PBB (0,5 persen), Berkarya (0,3 persen), PKPI (0,2 persen), dan Garuda (0,1 persen).
Sedangkan parpol baru Masyumi Reborn nihil dukungan. Belakangan bermunculan parpol-parpol baru lainnya, tetapi secara keseluruhan hanya didukung 0,8 persen. Sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab (19,6 persen).
Survei Index Research dilakukan pada 21-30 September 2021 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia, melalui telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error ±2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga:
Survei Capres SMRC: Elektabilitas Ganjar dan Anies Meningkat, Prabowo Melemah
NasDem Tegaskan Anggota TNI-Polri Aktif Tak Bisa Jadi Plt Kepala Daerah
SMRC Ungkap Penyebab Airlangga Didekati Kelompok Agamis
PDIP Setuju Usul KPU Pemilu Digelar 21 Februari 2024, Tak Bentrok dengan Ramadan
DPR Tunda Rapat Penetapan Tanggal Pemilu 2024 Hingga Awal November
PKS Minta Jokowi Ikuti Jadwal Pemilu Usulan KPU