Survei Indikator: Gus Ipul, Khofifah & Risma calon kuat Pilgub Jatim
Indikator Politik Indonesia menyebut, jika Pilgub Jawa Timur digelar sekarang maka ada tiga nama akan bersaing ketat. Mereka adalah Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Wagub Saifullah Yususf (Gus Ipul) dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan mendominasi perolehan suara.
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia menyebut, jika Pilgub Jawa Timur digelar sekarang maka ada tiga nama akan bersaing ketat. Mereka adalah Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Wagub Saifullah Yususf (Gus Ipul) dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan mendominasi perolehan suara.
Analisa ini berdasarkan temuan survei dilakukan Indikator pada 3 Mei hingga 7 Mei 2017. Pada survei menggunakan metode multistage random sampling itu, elektabilitas ketiga tokoh tersebut sangat menonjol hingga saat ini.
Dijelaskan peneliti Indikator, Hendro Prasetyo, selisih posisi antara Khofifah, Gus Ipul dan Risma boleh dibilang masing sama. Sebab, situasi politik di Jawa Timur saat ini masih cair. Dengan selisih perolehan angka antara satu dengan yang lain tidak terlalu signifikan secara statistik.
Survei ini dilakukan kepada 819 warga Jawa Timur, dengan tingkat kepercayaan sekitar 95 persen dengan margin of error surveinya sekitar 3,5 persen.
Dalam versi pertanyaan spontan siapa calon gubernur yang diinginkan, masih kata Hendro, diketahui bisa diketahui kalau perolehan suara Gus Ipul 13,1 persen, Risma 9,7 persen dan Khofifah 5,8 persen.
Sedangkan Soekarwo yang tidak bisa mencalonkan lagi karena sudah dua periode, tetap mendapat suara. Gubernur akrab disapa Pakde Karwo ini mendapat suara 3,4 persen.
"Dari data ini, terlihat bahwa pemilih di Jatim untuk saat ini, mayoritas belum memiliki pilihan, yakni 61,4 persen. Masih sangat tinggi, di atas 50 persen pemilih," katanya.
Selisih dukungan pada posisi tiga besar terhadap nama tokoh, kata Hendro juga relatif konstan. Masing-masing sekitar 4 persen. Hanya, posisi Gus Ipul sedikit melebar dari dua nama pesaing utamanya.
"Bahkan jika bersaing hanya empat nama tokoh untuk cagub Jatim mendatang, dukungan pada tiga nama teratas menguat dengan selisih yang juga relatif konstan."
Hendro juga menegaskan, meski popularitas menjadi alasan mendasar agar calon dipilih, yang perlu menjadi catatan penting adalah: Calon yang populer belum tentu dipilih jika ada calon lain yang lebih disukai (likebility atau kedisukaan).
"Sementara ini, Khofifah dan Gus Ipul bisa disebut tokoh paling populer di Jatim. Masing-masing sudah dikenal oleh sekitar 74 persen (Khofifah) dan 72 persen (72)," paparnya.
Selain itu, kata Hendro lagi, tingkat kedisukaan Khofifah dan Gus Ipul juga sangat tinggi, lebih dari 80 persen yang mengenal, juga sekaligus menyukai masing-masing kedua tokoh tersebut.
"Selain dua tokoh tersebut, nama lain yang popularitasnya sudah cukup besar adalah Tri Rismaharini dengan 56 persen, Anang Hermansyah 53 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 48 persen dan Djarot Saiful Hidayat 43 persen," rincinya.
Dari beberapa nama selain Khofifah dan Gus Ipul itu, hanya Risma yang memiliki tingkat kedisukaan lebih menonjol. "Kedisukaannya setara dengan Khofifah dan Gus Ipul."
"Beberapa citra personal tokoh, Risma lebih positif pada citra ketegasan, perhatian rakyat, amanah serta mampu memimpin Jatim. Sementara citra religius, Risma sedikit di bawah Khofifah dan Gus Ipul," tandas Hendro.
Sekadar tahu, dalam diskusi hasil survei Indikator bertema: Peta Peluang Para Tokoh Jelang Pilgub Jawa Timur 2018 ini, hadir Sekretaris DPD PDIP Jawa Timur, Sri Untari, Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu DPW PKB Jawa Timur, Thoriqul Haq dan Sekretaris DPW Partai Gerindra Jawa Timur, Anwar Sadad.