Survei Indikator: PDIP 24,9%, Gerindra 11,7%, 8 Partai Tak Lolos DPR
"Elektabilitas PDIP Desember 24,9 sekarang 24,2 persen. Selisihnya signifikan Gerindra 11,7 persen," Kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi di Kantornya Jalan Cikini V, Jakarta Pusat, Rabu (3/4).
Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis hasil elektabilitas partai politik jelang Pemilu 2019. Dalam hasil survei itu disebutkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih mengungguli 16 partai peserta pemilu lainnya dengan 24,2 persen.
"Elektabilitas PDIP Desember 24,9 sekarang 24,2 persen. Selisihnya signifikan Gerindra 11,7 persen," Kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi di Kantornya Jalan Cikini V, Jakarta Pusat, Rabu (3/4).
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Apa tujuan dari survei Poltracking Indonesia? Tujuan survei untuk mengukur sejauh mana efektivitas langkah para kandidat dalam meningkatkan elektabilitasnya, serta sejauh mana pengaruh faktor eksternal di luar kandidat dapat mempengaruhi peta elektoral terkini.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Kapan Survei Poltracking Indonesia tentang elektabilitas pasangan capres-cawapres dilakukan? Survei ini diselenggarakan Poltracking Indonesia mulai tanggal 29 Oktober hingga 5 November 2023.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
Survei ini dilakukan pada 22-29 Maret 2019 dengan populasi survei seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei.
Populasi dipilih secara random (multistage random sampling) dengan jumlah responden 1220 responden sebagai sampel basis. Margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi simple random sampling.
Responden asli sebesar 88,1 persen dan responden pengganti 11,9 persen. Metode penelitian wawancara tatap muka, kualitas kontrol wawancara 20 persen dari total sampel supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).
Burhan menjelaskan, apabila dalam pemilu 2019 PDIP dapat memenangkan pileg dan pilpres secara bersamaan, maka akan menjadi rekor dalam sejarah politik Indonesia. Pasalnya, selama ini belum ada partai yang secara beruntun memenangkan pemilu.
"Kalau mampu mempertahankan (elektabilitas) itu, 17 April baru pertama partai yang mampu memenangkan berturut turut. Kalau ini bisa bakal jadi rekor pertama," ungkapnya.
Sedangkan posisi ketiga diisi oleh Partai Golkar dengan 11,5 persen. PKB dan Demokrat bersaing ketat di peringkat keempat dan kelima dengan 8,8 persen dan 8,7 persen.
"Menarik juga nih PKB dengan Demokrat. PKB 8,8 persen Demokrat 8,7 persen, keduanya bersaing ketat," ujarnya.
Setelah Demokrat, PKS menyusul dengan elektabilitas partai 6 persen. Lalu, NasDem 5,7 persen, dan PPP 4,9 persen.
Berdasarkan survei Indikator terdapat delapan partai yang diprediksi tak lolos ambang batas parlemen atau Parliamantary Treshold sebesar 4 persen. Di antaranya adalah Perindo 2,6 persen, PAN persen, Hanura 1,3 persen, PSI 1,3 persen. Partai di bawah satu persen adalah Berkarya dengan 0,8 persen, PBB 0,6 persen, Garuda 0,2 persen, dan PKPI 0,2 persen.
Burhan juga menambahkan, pemaparan tentang dukungan ke pasangan capres-cawapres berdasarkan basis partai. Kata dia, 70,6 persen PKB memilih Jokowi sedangkan 23,1 persen memilih Prabowo-Sandi. Kemudian 89,2 kader PDIP memilih Jokowi dan 7,1 memilih Prabowo-Sandi. Sebanyak 57 persen kader Golkar memilih Jokowi dan 39,1 memilih Prabowo.
Sementara partai koalisi Prabowo, 82,2 persen kader Gerindra memilih Prabowo dan 13,2 memilih Jokowi. 46,6 kader PAN memilih Jokowi dan 51,7 ke Prabowo dan 31,7 kader Demokrat memilih Jokowi.
Baca juga:
Indikator Politik: 12 Persen Orang Ragu KPU Netral di Pilpres 2019
LSI Denny JA: Selisih Anggota FPI Pilih Prabowo dan Jokowi Tak Sampai Dobel Digit
Roy Morgan: Survei Maret, Jokowi 56,5 persen, Prabowo 43,5 persen
Indo Barometer: Prabowo Disukai Guru, Jokowi Unggul di Kalangan Muhammadiyah
LSI Denny JA: Jokowi-Ma'ruf Unggul Telak di Segmen Minoritas
Indo Barometer Prediksi Jokowi Menang 61,3%, Ini Lima Alasan Ilmiahnya
Indo Barometer: Jokowi 50,8%, Prabowo 32%, Belum Memilih 17,2%