Survei IPO: PDIP, Golkar, Gerindra 3 Besar, Elektabilitas PAN Salip PKS
Meningkatnya PAN dan Demokrat diduga berkat kekecewaan terhadap partai pemerintah. Sehingga pemilih bergeser ke partai oposisi.
Survei Indonesia Political Opinion (IPO) menunjukkan elektabilitas partai politik tiga besarnya tidak berbeda dengan hasil Pemilu 2019. Namun, terjadi perubahan di papan tengah.
Pada survei IPO yang dirilis Sabtu (14/8), PDI Perjuangan berada di urutan teratas dengan elektabilitas 19,5 persen. Diikuti Partai Golkar 13,8 persen dan Gerindra 12,6 persen.
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Kenapa FAPTI melakukan survei pilpres? FAPTI memandang penting untuk melakukan survei, guna memberikan gambaran kepada alumni perguruan tinggi terkait pilihan dan jenis isu yang dianggap penting oleh masyarakat. “Sehingga, para alumni dapat lebih bisa berkontribusi dalam hajatan nasional lima tahunan yang penting ini,” pungkasnya.
-
Kenapa PDIP ingin membentuk tim investigasi untuk mengumpulkan data dugaan kecurangan Pilpres 2024? Nanti barang kali akan muncul suara-suara kenapa harus dibentuk tim investigasi? Oh tidak mau menerima kekalahan? Itu pasti yang akan muncul , kemudian muncul desain pembelahan," kata Hasto kepada wartawan di DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/2) malam.
-
Apa tujuan dari survei Poltracking Indonesia? Tujuan survei untuk mengukur sejauh mana efektivitas langkah para kandidat dalam meningkatkan elektabilitasnya, serta sejauh mana pengaruh faktor eksternal di luar kandidat dapat mempengaruhi peta elektoral terkini.
-
Kapan FAPTI menerima hasil surveinya? “Hasil survei ini kami terima di awal Desember,” ujar Eko Nugroho, Sekretaris Jenderal FAPTI di Jakarta, Rabu (27/12).
-
Bagaimana cara FAPTI mendapatkan data survei? Survei dilakukan di seluruh Indonesia melibatkan 1.262 responden secara nasional, dan 4.000 responden di Jawa.
Namun, di papan tengah terjadi perubahan. Partai Demokrat berada di urutan keempat dengan besaran 8,7 persen. Kemudian NasDem 7,8 persen ditempel PKB 7,5 persen.
Partai Amanat Nasional (PAN) meningkat menjadi 5,8 persen. PKS justru turun menjadi 4,9 persen.
"Terjadi perubahan pada tingkat keterpilihan partai politik; PKS mengalami penurunan signifikan, kondisi ini seiring dengan peningkatan perolehan angka keterpilihan pada PAN yang berhasil unggul dari PKS dan mendekati perolehan angka keterpilihan PKB. Jika kondisi ini konsisten maka PAN berpeluang kembali meningkat di Pemilu 2024," ujar Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah saat rilis survei dalam diskusi daring, Sabtu (14/8).
Dedi menduga, meningkatnya PAN dan Demokrat berkat kekecewaan terhadap partai pemerintah. Sehingga pemilih bergeser ke partai oposisi.
"Artinya ini semacam keberkahan, semakin pemerintahan itu mengecewakan semakin memberikan berkah kepada oposisi," katanya.
Selain itu ada juga asumsi partai yang meningkat ini karena senyap turun ke daerah. PAN tidak banyak bicara di publik. Berbeda dengan PKS yang kerap mengeluarkan argumentasi politik.
"Artinya gerakan parpol pada aspek kinerja di bawah, entah itu membantu pemerintah melakukan vaksinasi itu lebih berdampak daripada melakukan promosi," jelas Dedi.
Konflik juga dinilai memiliki pengaruh. Seperti Demokrat yang setelah konflik memiliki pergerakan elektabilitas lebih baik. Kemudian, PAN yang pendirinya, Amien Rais pecah dan mendirikan partai baru.
Terkait PAN, diduga ada masyarakat yang tak mendukung Amien, setelah keluar justru mendukung PAN.
"Begitu Amien Rais keluar dari PAN, kelompok yang tadinya mulai kehilangan kepercayaan mungkin kembali lagi kepada PAN dengan asumsi tidak ada lagi kelompok pak Amien," kata Dedi.
Sementara itu, elektabilitas partai lainnya setelah PKS, yaitu Perindo 2,1 persen, PPP 1,9 persen, Partai Berkarya 1,9 persen, PSI 1,8 persen, Hanura 0,9 persen, Gelora 0,7 persen, PBB 0,5 persen, Partai Garuda 0,2 persen, PKPI 0 persen dan Partai Ummat 0 persen. Tidak jawab atau rahasia 9,4 persen.
IPO menggelar survei pada 2-10 Agustus 2021. Survei menggunakan teknik multistage random sampling untuk pengambilan sampel. Jumlah representasi sampel sebanyak 1200 responden. Survei memiliki sampling error 2,5 persen dengan tingkat akurasi data 97 persen.
Baca juga:
Survei Polmatrix: Demokrat Masuk Tiga Besar, Elektabilitas PSI Naik
Elektabilitas Turun, Golkar Sebut Dampak Penurunan Kepercayaan Publik Pada Presiden
PKB: Target Kita Dua Besar, Geser Gerindra di Pemilu 2024
DPR Soal Model Surat Suara: Efisien yang Dijadikan Satu dengan Menulis Nomor Urut
Bawaslu Sebut Partisipasi Publik Nyawa dalam Mencegah Pelanggaran Pemilu
Fokus Pileg, PPP Tak Mau Ikut-ikutan Promosi Figur Lewat Baliho