Survei LSI: Elektabilitas Prabowo terpaut 6 persen dari Jokowi
"Isu beredarnya surat pemecatan atas kasus penculikan aktivis merugikan Prabowo," kata Adjie Alfaraby.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terhadap elektabilitas Capres-cawapres 24 hari jelang pilpres. Hasilnya elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa makin melonjak dan elektabilitas Joko Widodo-Jusuf Kalla kian merosot.
Peneliti LSI, Adjie Alfaraby mengatakan, meskipun mengalami penurunan, pasangan Jokowi-JK masih mengungguli Prabowo-Hatta dengan selisih sekitar 6 persen suara.
"Hasilnya, elektabilitas Prabowo-Hatta pada awal Juni ini berada di angka 38,7 persen, sedangkan Jokowi-JK elektabilitasnya di angka 45,0 persen. Artinya selisih elektabilitas keduanya hanya tinggal 6,3 persen," kata Adjie di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (15/6).
Adjie melanjutkan, jika survei sebelumnya selisih antara keduanya mencapai 13 persen. Pada bulan Mei lalu elektabilitas Jokowi-JK sebesar 35,42%, sementara elektabilitas Prabowo-Hatta sebesar 22,75%.
"Mengecilnya selisih kedua capres ini di satu sisi disebabkan oleh menurunnya dukungan kepada Jokowi dan masyarakat merasa tak ada yang baru yang ditawarkan dari Jokowi. Sedangkan kenaikan elektabilitas Prabowo disebabkan masyarakat menilai Prabowo memiliki strong leadership dan sosok tegas yang diinginkan masyarakat," tuturnya.
Adjie melanjutkan, kedua capres masih punya peluang menang yang sama dan masih bisa saling mengalahkan. Selain itu ada satu hal yang membuat elektabilitas keduanya terhambat yakni adanya black campaign yang sama-sama menyerang Jokowi dan Prabowo.
"Isu negatif dan black campaign yang menyerang Jokowi ikut mempengaruhi persepsi publik terhadap Jokowi. Sedangkan isu beredarnya surat pemecatan Prabowo atas kasus penculikan aktivis merugikan Prabowo," jelasnya.
Survei ini dilakukan pada 1-9 Juni 2014 dengan metode multistage random sampling, 2.400 responden, margin error kurang lebih 2 persen dan undecided voters 16, 3 persen.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
-
Bagaimana Fahri Hamzah melihat proses bersatunya Jokowi dan Prabowo? "Ini adalah dua tokoh besar. Orang hebat dua-duanya, yang selama ini oleh politik dibuat bertengkar, sekarang kita buat mereka bersatu," tutur Fahri, Minggu (28/1)
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi saat bertemu? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan. "Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029.