Survei LSI: Penurunan Angka Golput di Pilpres 2019 Untungkan Jokowi-Ma'ruf
"Data kita, golput pada pemilu 2019 relatif paling kecil sepanjang sejarah pasca-reformasi yaitu 19,24 persen. Dalam hal ini, Jokowi-Ma'ruf diuntungkan dengan agregat jumlah angka yang golput," jelasnya.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menilai Pemilu 2019 sukses jika dilihat dari angka golongan putih (golput). Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopan mengungkapkan berdasarkan survei, angka golput menurun di pemilu tahun ini.
Pada Pemilu 2009, kata Ardian, persentase golput tercatat sebesar 27,45 persen, 2014 naik menjadi 30,42 persen. Sementara, di 2019 tercatat angka mengalami penurunan di persentase 19,24 persen.
-
Kapan survei LSI Denny JA dilakukan? Sebagai informasi, survei LSI Denny JA ini dilakukan mulai 26 Januari hingga 6 Februari 2024.
-
Bagaimana cara LSI Denny JA melakukan survei tentang elektabilitas partai? Sebagai informasi, survei ini menggunakan metodologi sampling multi-stage random sampling pada 1.200 responden. Adapun survei ini memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen.
-
Siapa yang melakukan survei LSI? Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis peta dukungan apabila Pilpres 2024 berlanjut ke putaran kedua. Dengan posisi pasangan nomor urut dua Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dipastikan melaju ke putaran kedua.
-
Berapa elektabilitas PSI menurut survei LSI Denny JA? Elektabilitas PSI hanya sebesar 1,5 persen. Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas menilai, kehadiran Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI belum membuat elektabilitas partai tersebut naik.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada Jateng berdasarkan survei LSI? Survei LSI: Kaesang Unggul di Pilkada Jateng Berkat Pengaruh Presiden Jokowi Djayadi menegaskan, Pilkada Jawa Tengah masih sangat cair.
-
Siapa yang berperan dalam proses jamasan Dewi Sri dan Joko Sedono? Dikutip dari laman resmi kebudayaan.kemdikbud.go.id, jamasan ini dilakukan oleh sesepuh wanita yang telah diberi mandat oleh kasepuhan.
Ardian menjelaskan turunnya angka golput tak lepas dari upaya peserta pemilu khususnya seruan dari timses Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga.
"Mobilisasi dan seruan 'jangan golput' kubu Jokowi dan Prabowo yang masif di akhir-akhir kampanye," ujar Ardian di kantornya, Jakarta Timur, Kamis (2/5).
Dia menambahkan, pemilu dengan format serentak membuat pesertanya menyadari pentingnya suara dari masyarakat. Sehingga ajakan untuk datang ke TPS gencar dilakukan, baik via media sosial atau tatap muka.
Faktor lain menurunnya angka golput, menurutnya, juga disebabkan menguatnya politik identitas saat kampanye oleh satu pasangan capres-cawapres. "Tingginya partisipasi segmen pemilih minoritas dengan berbagai alasan. Salah satunya merasa terancam dengan narasi politik identitas yang menggaung di salah satu kubu," papar Ardian.
Namun, survei menunjukkan penurunan angka golput ternyata memberikan keuntungan untuk Jokowi-Ma'ruf. Secara agregat, angka golput pemilu tahun ini proporsional bagi paslon 01. Dia menilai justru akan rugi bagi Jokowi-Ma'ruf jika jumlah golput terus besar.
"Data kita, golput pada pemilu 2019 relatif paling kecil sepanjang sejarah pasca-reformasi yaitu 19,24 persen. Dalam hal ini, Jokowi-Ma'ruf diuntungkan dengan agregat jumlah angka yang golput," jelasnya.
Baca juga:
Ada Pembicaraan Khusus, AHY Temui Jokowi di Istana Sore Ini
LSI Denny JA data 100 Persen: Jokowi Pontensi 2 Periode
Quick Count LSI Denny JA 100 Persen: Jokowi-Ma'ruf Menang Mutlak di 21 Provinsi
Relawan IT Prabowo akan Sambangi Bawaslu, Serahkan Bukti Salah Entry Situng KPU
KPU Nilai Salah Entry Data di Situng Berbeda dengan Kecurangan