Survei: Setelah capreskan Jokowi, elektabilitas PDIP naik 10%
Roy Morgan Research merilis hasil survei terbaru yang dilakukan selama bulan Maret 2014.
Roy Morgan Research kembali merilis hasil election poll yang dilakukan bulan Maret 2014. Survei ini dilakukan dua kali, sebelum dan sesudah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan mandat kepada Jokowi untuk menjadi capres. Hasilnya, elektabilitas PDIP melejit naik.
Dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Rabu (2/4), survei ini dimulai dari permulaan Maret. Namun setelah Jokowi diumumkan sebagai calon presiden dari PDIP pada 14 Maret, Roy Morgan memutuskan untuk membuat poling khusus agar dapat mengukur pengaruh dari 'faktor Jokowi' ini.
Hasilnya Pemilu Legislatif: PDI-P (37%) unggul untuk mendapatkan kursi terbanyak, di atas Golkar (17%), Gerindra (14%) dan Partai Demokrat (10%), setelah Jokowi resmi diumumkan sebagai calon presiden dari PDIP.
Sebelum pengumuman capres Jokowi, elektabilitas PDIP justru menurun 2 poin dari Februari ke 27%, kemudian sesudah pengumuman melonjak 10 poin ke 37%.
PDI-P jauh lebih unggul dari Golkar (17%, turun 5% dari permulaan Maret), Gerindra (14%, turun 3%) dan Partai Demokrat (10%, turun 1%), menurut hasil polling dari Roy Morgan yang diadakan pada bulan Maret dengan 2300 orang calon pemilih sebelum pengumuman Jokowi dan 1965 orang setelah pengumuman.
Dukungan untuk partai lain terbagi di antara berbagai partai: Hanura (6% tidak berubah), PKS (4%, tidak berubah), PAN (4%, tidak berubah), Partai NasDem (3%, naik 1%), PKB (3%, tidak berubah), PPP (2%, turun 1%). Sedangkan 10% belum dapat menyatakan pilihannya.
Sementara untuk survei kandidat capres, sebelum pengumuman pencalonan Jokowi oleh PDIP, Jokowi turun 5 poin dari bulan Februari ke 35%, walaupun tetap berada di peringkat pertama. Sesudah pengumuman tersebut Jokowi melonjak ke 45%.
Tampak jelas bahwa Jokowi kandidat yang paling dipilih sebagai presiden, jauh melebihi Prabowo Subianto dari Partai Gerindra (15%, turun 3%), Aburizal Bakrie dari Golkar (11%, turun 4%) dan Wiranto dari Hanura (7%, turun 1%). Kandidat lain yang mendapatkan dukungan adalah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (4%, tidak berubah), mantan Presiden Megawati Soekarnoputri (3%, tidak berubah), Dahlan Iskan (3%, turun 2%), Hatta Rajasa (2%, turun 1%, Yusril Ihza Mahendra (2%, naik 1%) dan Mahfud MD (2%, turun 1%).
Kandidat lain tidak ada yang mendapatkan lebih dari 1% dukungan. Selanjutnya 6% dari masyarakat Indonesia mendukung calon lainnya. Dan 5% masih belum menentukan pilihan.
Direktur Regional Asia Roy Morgan Research, Debnath Guharoy menyatakan dari hasil survei yang dilakukan lembaganya, 'faktor Jokowi' pada pemilu legislatif kini ada jawabannya: 10%.
"Begitu pencalonan Jokowi diumumkan, perolehan PDIP melonjak dari 27% ke 37% dari niat pemilihan. Partai besar lainnya, Golkar, Gerindra dan Demokratlah yang merugi. Pada Pemilu Presiden, juga terjadi lonjakan 10 poin, menempatkan Gubernur DKI tersebut di 45%, 30 poin di atas calon terdekat Prabowo Subianto. Persaingan panjang ini tampaknya bisa dikatakan telah berakhir, bahkan sebelum dimulai," ujarnya.
Guharoy menjelaskan, dalam survei ini, responden ditanya: 'Bila saat ini ada pemilihan umum untuk anggota DPR, kandidat partai apakah yang akan Anda pilih?'
Sedangkan untuk survei capres responden ditanya: 'Siapa yang paling mungkin Anda pilih sebagai Presiden dalam Pemilu mendatang?'
Survei bulan Maret 2014 dilakukan terhadap 2,300 calon pemilih di seluruh Indonesia umur 17 tahun ke atas, sebelum 14 Maret dan 1.965 calon pemilih dari 15 Maret. Wawancara dilakukan dengan tatap-muka 34 provinsi di Indonesia dengan pengambilan sampel yang seimbang yang mewakili pemilih secara geografis maupun demografis.
5% Dari pemilih tidak dapat menyatakan siapa yang mereka dukung dalam pemilu presiden dan 10% tidak dapat menyatakan partai mana yang akan didukung untuk pemilu legislatif.