Survei Terbaru LSI: 31,4 Persen Masyarakat Percaya Pemilu 2024 Diwarnai Kecurangan
Kesimpulan hasil survei LSI menunjukan pihak yang menilai Pemilu 2024 diwarnai kecurangan mayoritas berasal dari pemilih pasangan capres dan cawapres 01 dan 03.
Kesimpulan hasil survei LSI menunjukan pihak yang menilai Pemilu 2024 diwarnai kecurangan mayoritas berasal dari pemilih pasangan capres dan cawapres 01 dan 03.
- Survei Terbaru LSI Denny JA: Elektabilitas Dedi-Erwan Jauh Tinggalkan 3 Paslon Lainnya
- Survei LSI: 78,8 Persen Publik Percaya KPU Soal Hasil Pemilu 2024
- Survei LSI: Penerima Bansos Mayoritas Pilih Prabowo-Gibran
- Survei LSI Terbaru Ungkap Penyebab Kepercayaan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pemilu 2024 Menurun
Survei Terbaru LSI: 31,4 Persen Masyarakat Percaya Pemilu 2024 Diwarnai Kecurangan
Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terkait tingkat kepuasan masyarakat terkait pelaksanaan Pemilu 2024. Hasil survei LSI mengungkapkan bahwa 31,4 persen masyarakat percaya Pemilu 2024 diwarnai kecurangan.
"Cara kami bertanya adalah ada yang berpendapat Pemilu 2024 diwarnai banyak kecurangan, apakah para responden setuju dengan pendapat tersebut. Dan ternyata jawabannya begini, 31,4 persen menyatakan setuju dengan itu, artinya menganggap pemilunya diwarnai kecurangan," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam rilis Persepsi Publik Tentang Pelaksanaan Pemilu 2024, Minggu (25/2).
Sementara 60,5 persen masyarakat tetap menganggap pelaksanaan Pemilu 2024 tidak diwarnai kecurangan.
"Tapi angka 31,4 persen ini sangat besar, kan gitu. Kalau kita tanya satu-satu apakah jurdil, apakah puas dengan pelaksanaan pemilu, secara umum puas, tapi kalau ditanya apakah banyak kecurangan, ada 31,4 persen," ujar Djayadi.
Dalam rilis survei, tercatat masyarakat yang menilai pemilu diwarnai kecurangan dari pemilih Anies-Cak Imin di angka 38,1 persen, Prabowo-Gibran di angka 36,5 persen, dan Ganjar-Mahfud di angka 25,4 persen.
Sementara yang tidak percaya pemilu diwarnai kecurangan dari pemilih Anies-Cak Imin di angka 16,9 persen, Prabowo-Gibran di angka 71 persen, dan Ganjar-Mahfud di angka 12 persen.
"Karena memang tidak spesifik ditanyakan siapa yang melakukan kecurangan," ujar Djayadi.
Kesimpulan hasil survei LSI menunjukan pihak yang menilai Pemilu 2024 diwarnai kecurangan mayoritas berasal dari pemilih pasangan capres dan cawapres 01 dan 03.
Sementara untuk kategori partai yang menilai pemilu diwarnai kecurangan lebih banyak pada pemilih PDIP dengan 21,9 persen dan PKS dengan 19,4 persen.
"Memang partai-partai yang mendukung 01 dan 03 cenderung lebih banyak proporsinya menilai pemilu diwarnai kecurangan," kata Djayadi.
Survei LSI tersebut dilaksanakan pada 19 Februari 2024 sampai dengan 21 Februari 2024 dengan target populasi survei warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon atau ponsel, sekitar 83 persen dari total populasi nasional.
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD), yakni melalui proses pemanggilan nomor telepon secara acak terhadap 1211 responden yang dipilih secara acak, validasi, dan screening.
Adapun Margin of error survei sekitar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden pun dilakukan lewat telepon oleh pewawancara terlatih.