Survei Voxpopuli: Demokrat Masuk Tiga Besar, PSI di Atas PKS dan PPP
Pada papan tengah, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memantapkan diri dengan meraih elektabilitas 5,0 persen. Kejutan lainnya datang dari dua partai politik baru, yaitu Partai Ummat (1,5 persen) dan Gelora (1,0 persen), mulai mewarnai perpolitikan nasional.
Perkembangan situasi politik menuju gelaran Pemilu 2024 mulai bergerak dinamis. Elektabilitas Demokrat terus terkerek naik, dan kini menduduki peringkat tiga besar sebesar 11,2 persen. Demokrat hanya kalah dari PDIP dan Gerindra yang masih menguasai posisi pertama dan kedua.
Pada papan tengah, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memantapkan diri dengan meraih elektabilitas 5,0 persen. Kejutan lainnya datang dari dua partai politik baru, yaitu Partai Ummat (1,5 persen) dan Gelora (1,0 persen), mulai mewarnai perpolitikan nasional.
-
Bagaimana Pemilu 2024 diatur? Pelaksanaan Pemilu ini diatur dalam Peraturan KPU (PKPU) Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Tahapan dan Jadwal Pemilu 2024. Regulasi ini diteken KPU RI Hasyim Asyari di Jakarta, 9 Juni 2022.
-
Mengapa Pemilu 2024 penting? Pemilu memegang peranan penting dalam sistem demokrasi sebagai alat untuk mengekspresikan kehendak rakyat, memilih pemimpin yang dianggap mampu mewakili dan melayani kepentingan rakyat, menciptakan tanggung jawab pemimpin terhadap rakyat, serta memperkuat sistem demokrasi.
-
Kapan survei SMRC untuk Pilgub Sulteng 2024 dilakukan? Jika Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Sulawesi Tengah diadakan ketika survei dilakukan (6-18 Mei 2024) dan yang maju ada tiga pasangan, yakni Ahmad M Ali - Abdul Karim Aljufri vs Anwar Hafid - Reny A Lamadjido vs Rusdy Mastura - Mohamad Irwan Lapatta.
-
Kapan Pemilu 2024? Sederet petahana calon legislatif (caleg) yang sempat menimbulkan kontroversi di DPR terancam tak lolos parlemen pada Pemilu 2024.
-
Apa tujuan utama dari Pemilu 2024? Pemilu merupakan wadah bagi rakyat untuk menjalankan demokrasi demi mempertahankan kedaulatan negara.
“Demokrat melesat ke peringkat tiga besar, sedangkan di papan tengah PSI menembus 5 persen, dan partai-partai baru mulai menggeliat,” ungkap Direktur Komunikasi Voxpopuli Research Center Achmad Subadja dalam keterangan tertulis kepada pers, Kamis (26/8).
Menurutnya, kenaikan signifikan elektabilitas Demokrat menjadi ancaman bagi dua partai utama koalisi pemerintah. PDIP masih unggul, tetapi elektabilitasnya kini hanya berada pada posisi 15,8 persen, disusul Gerindra 13,5 persen.
Demokrat juga menyalip Golkar yang biasanya berada pada posisi ketiga. Elektabilitas Golkar relatif stabil sebesar 8,8 persen. “Demokrat kini menjadi simbol oposisi, dan setiap kritik terhadap kinerja pemerintah cenderung menguntungkan bagi kenaikan posisi Demokrat,” jelasnya.
Partai-partai papan tengah lainnya adalah PKB (6,1 persen), PKS (4,9 persen), Nasdem (3,7 persen), dan PPP (2,0 persen). Sementara itu Partai Ummat dan Gelora merangsek naik dan menjepit posisi PAN (1,3 persen).
“Di antara partai-partai baru, hanya Partai Ummat dan Gelora yang mulai menunjukkan kekuatan, mengancam partai-partai lama khususnya PAN dan PKS,” lanjut Achmad. Partai Ummat didirikan oleh tokoh PAN Amien Rais, sedangkan PKS berisi tokoh-tokoh yang berasal dari PKS.
Pada papan bawah terdapat Perindo (0,8 persen), Hanura (0,7 persen), Berkarya (0,6 persen), PBB (0,4 persen), PKPI (0,3 persen), dan Garuda (0,1 persen). Masyumi Reborn nihil dukungan, sedangkan partai-partai lainnya 0,4 persen dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 21,9 persen.
Survei Voxpopuli Research Center dilakukan pada 10-20 Agustus 2021, melalui telepon kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei IPO: PDIP, Golkar dan Gerindra 3 Besar
Survei Indonesia Political Opinion (IPO) menunjukkan elektabilitas partai politik tiga besarnya tidak berbeda dengan hasil Pemilu 2019. Namun, terjadi perubahan di papan tengah.
Pada survei IPO yang dirilis Sabtu (14/8), PDI Perjuangan berada di urutan teratas dengan elektabilitas 19,5 persen. Diikuti Partai Golkar 13,8 persen dan Gerindra 12,6 persen.
Namun, di papan tengah terjadi perubahan. Partai Demokrat berada di urutan keempat dengan besaran 8,7 persen. Kemudian NasDem 7,8 persen ditempel PKB 7,5 persen. Partai Amanat Nasional (PAN) meningkat menjadi 5,8 persen. PKS justru turun menjadi 4,9 persen.
"Terjadi perubahan pada tingkat keterpilihan partai politik; PKS mengalami penurunan signifikan, kondisi ini seiring dengan peningkatan perolehan angka keterpilihan pada PAN yang berhasil unggul dari PKS dan mendekati perolehan angka keterpilihan PKB. Jika kondisi ini konsisten maka PAN berpeluang kembali meningkat di Pemilu 2024," ujar Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah saat rilis survei dalam diskusi daring, Sabtu (14/8).
Dedi menduga, meningkatnya PAN dan Demokrat berkat kekecewaan terhadap partai pemerintah. Sehingga pemilih bergeser ke partai oposisi.
"Artinya ini semacam keberkahan, semakin pemerintahan itu mengecewakan semakin memberikan berkah kepada oposisi," katanya.
Selain itu ada juga asumsi partai yang meningkat ini karena senyap turun ke daerah. PAN tidak banyak bicara di publik. Berbeda dengan PKS yang kerap mengeluarkan argumentasi politik.
"Artinya gerakan parpol pada aspek kinerja di bawah, entah itu membantu pemerintah melakukan vaksinasi itu lebih berdampak daripada melakukan promosi," jelas Dedi.
Konflik juga dinilai memiliki pengaruh. Seperti Demokrat yang setelah konflik memiliki pergerakan elektabilitas lebih baik. Kemudian, PAN yang pendirinya, Amien Rais pecah dan mendirikan partai baru.
Terkait PAN, diduga ada masyarakat yang tak mendukung Amien, setelah keluar justru mendukung PAN.
"Begitu Amien Rais keluar dari PAN, kelompok yang tadinya mulai kehilangan kepercayaan mungkin kembali lagi kepada PAN dengan asumsi tidak ada lagi kelompok pak Amien," kata Dedi.
Sementara itu, elektabilitas partai lainnya setelah PKS, yaitu Perindo 2,1 persen, PPP 1,9 persen, Partai Berkarya 1,9 persen, PSI 1,8 persen, Hanura 0,9 persen, Gelora 0,7 persen, PBB 0,5 persen, Partai Garuda 0,2 persen, PKPI 0 persen dan Partai Ummat 0 persen. Tidak jawab atau rahasia 9,4 persen.
IPO menggelar survei pada 2-10 Agustus 2021. Survei menggunakan teknik multistage random sampling untuk pengambilan sampel. Jumlah representasi sampel sebanyak 1200 responden. Survei memiliki sampling error 2,5 persen dengan tingkat akurasi data 97 persen.
Baca juga:
Mendagri: Kita Harus Lebih Percaya Diri untuk Pemilu 2024
Sambangi KPU Partai PRIMA Siap Tarung di Pemilu 2024, Ajak Rakyat Lawan Oligarki
Cerita Mendagri Temukan Calon Kepala Daerah Tempatkan Orang Titipan di Bawaslu
Indikator: Elektabilitas Prabowo dan Ganjar Meroket, Anies Baswedan Turun
Sekjen PDIP Sebut Tunggu Momentum Tepat Bahas Koalisi dengan Gerindra
Hasto Akui PDIP dan Gerindra Bahas Pemilu 2024 di Ruang Tertutup